Sinopsis Jodha Akbar Episode 470

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 470, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 469 tentang anarkali yang mendengar pembicaraan pangeran salim dgn qutub yang menyatakan bahwa pangeran salim tidak bersalah malah dirinyalah yang membantunya selam ini, sementara itu raja jalal mengumumkan siapa ratu india dan bisa ditebak ratu jodhalah yang mendapatkannya karena kebaikan serta kegigihannya membantunya. namun ditengah2 perayaan duta besar iran menghentikannya dan memberitahu bahwa ada pengumuman penting.!! kali ini admin bagikan lagi episode 470 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada mei 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 470

Raja Jalal sedang berkumpul bersama para utusan dari Iran, salah satu utusan tersebut membacakan pesan dari raja Iran “Cukuuuuupppp!!!!” Raja Jalal langsung menghentikan ucapan Duta Besar Iran “Jika seseorang mengatakan seperti ini lagi, maka aku tdak akan segan-segan membunuhnya, jika seseorang menunjuk pada anakku maka aku tdak bisa mentoleransinya, aku tdak akan mendengarkan penjelasan apapun yg menentang Pangeran Salim & Ratu Jodha!” ulama kerajaan Mughal yg juga turut hadir disitu menenangkan Raja Jalal & menyuruh Raja Jalal utk mendengarkan terlebih dulu penjelasan dari utusan Raja Iran itu “Mengapa? Aku telah menikahi Ratu Jodha dgn semua ritual yg berlaku!” Raja Jalal geram & kesal “Dalam Islam, setelah menikah istri, harus merubah agamanya, jika kau ingin menjaga namamu tetap baik didunia, maka mintalah Ratu Jodha utk mengubah agamanya” ujar salah satu utusan Iran “Aku sangat menghormati Raja Iran, dia telah sangat membantu kami tapi aku tdak akan lupa bahwa aku mendapatkan Kesultanan Mughal ini dgn perjuanganku sendiri, aku mendapatkannya dgn kecerdasanku & aku tdak akan mentoleransi campur tangannya dalam pemerintahanku” Raja Jalal benar-benar kesal adanya campur tangan dari pihak lain “Tapi kau tdak bisa menolak peraturan dalam agama Islam, Yg Mulia Raja”, “Jika aku tdak bisa menerima kemauan kalian, lalu apa yg akan kalian lakukan?”, “Orang-orang dari India akan dilarang utk berziarah ke Saudi Arabia” sang Duta Besar mulai angkat bicara, Raja Jalal & semua menterinya yg ikut hadir disitu sangat terkejut mendengar ancaman dari Duta Besar dari Iran itu “Tdak ada satupun orang dari India yg akan memasuki Mekah & Madinah, perilaku keras kepalamu itu akan membuat rakyat India dalam sebuah masalah, dilain pihak hal ini juga akan dikenakan padamu, kau tdak diijinkan utk pergi ke Iran!”, “Kau mengancam aku! Pergi & katakan pada Rajamu bahwa aku tdak peduli!” amarah Raja Jalal kembali meradang, ulama kerajaan Mughal berusaha menenangkan Raja Jalal “Yg Mulia, masalahnya ini menjadi sangat sulit, saya ingin anda memikirkan hal ini terlebih dahulu karena agama terlibat didalamnya”, “Yaa benar begitu, kau bisa mendiskusikan soal ini dgn para ulamamu, kami akan datang lagi nanti” para utusan dari Iran itu pun pergi meninggalkan Raja Jalal, sepeninggal utusan dari Iran, Raja Jalal mencoba berdiskusi dgn Fazal, Aziz & sang ulama “Jika Raja Iran telah membebankan larangan, maka rakyat India akan menderita”, “Aku tdak bisa memaksa orang lain utk menerima Islam & aku telah memberikan Ratu Jodha persetujuan utk mengikuti keyakinannya” ujar Raja Jalal sedih “Akan tetapi umat muslim didunia sangat menghormati Raja Iran, kami akan menderita gara-gara kekeraspalaan anda, Yg Mulia” Raja Jalal pun mulai berfikir keras. Sinopsis Jodha Akbar Episode 470

Dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah memasuki kamarnya sambil menangis & mencopot mahkotanya lalu melemparnya kelantai, Ratu Ruqayah berteriak memanggil Hoshiyar “Hoshiyar! Hoshiyar! Hoshiyar!” Hoshiyar datang & meminta hadiahnya pada Ratu Ruqayah, karena Hoshiyar pikir Ratu Ruqayahlah yg menjadi Malika Hind, Ratu Ruqayah marah & memukuli Hoshiyar dgn keras “Hadiah apa! Aku ini menjadi Ratu Tajdari! Ratu Tajdri! Bukan Malika Hind!” Ambil mahkotaku ini!” Hoshiyar mengambil mahkota Ratu Ruqayah & perlahan meninggalkan Ratu Ruqayah yg masih marah, sementara Ratu Ruqayah menangisi nasibnya & berkata pada dirinya sendiri “Sekali lagi Ratu Jodha telah menang, apa yg tdak dia inginkan selalu dia dapatkan & aku yg menginginkan hal itu, tdak pernah mendapatkannya! Padahal aku telah mencoba utk berlaku baik padanya akan tetapi Raja Jalal selalu saja melakukan sesuatu yg membuat aku semakin membencinya!” Ratu Ruqayah mengambil cermin riasnya & berkaca “Aku ini cantik, aku ini pintar tapi mengapa Raja Jalal selalu memikirkan Ratu Jodha, kenapa dia tdak pernah memikirkan aku?” Ratu Ruqayah menangis tersedu-sedu.

Dikamar Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida tdak mau makan apa-apa “Kalau Raja Jalal sudah datang, aku baru mau makan” ujar Ibu Ratu Hamida pada dua pelayannya, Ratu Jodha yg masuk kekamarnya juga berusaha membujuk Ibu Ratu Hamida, tapi Ibu Ratu Hamida tetap tdak mau makan, tepat pada saat itu Raja Jalal menemui ibunya “Raja Jalal, apakah semuanya baik-baik saja?”, “Semuanya baik-baik saja, ibu, Ini hanya urusan politik” Raja Jalal berusaha menenangkan ibunya “Apakah hal ini ada hubungannya dgn agama kita?”, “Tdak, tdak ibu, mereka menghentikan aku memberikan mahkota utk Pangeran Salim karena mereka pikir waktu beribadat telah berlalu jadi aku akan memberikan mahkota padanya nanti” Raja Jalal memandang Ratu Jodha dgn tatapan bingung, seperti ada sesuatu yg ingin disampaikan tapi ditahannya, tak lama kemudian Raja Jalal meninggalkan tempat itu, Ratu Jodha jadi curiga “Sepertinya ada yg mengganggu pikiran Yg Mulia” bathin Ratu Jodha dalam hati.

Pada malam hari, Ratu Jodha sedang terbaring ditempat tidurnya, dirinya teringat bagaimana Raja Jalal ketika sedang bingung “Yg Mulia mengatakan semuanya baik-baik saja tapi dia kelihatannya sangat tegang & panik, biasanya Yg Mulia selalu mengucapkan selamat malam sebelum aku tidur tapi malam ini dia tdak datang, aku harus berbicara dgnnya” Ratu Jodha segera keluar dari kamarnya & menemui Raja Jalal yg saat itu sedang mondar mandir didepan kamarnya “Yg Mulia, ada apa? Kau tdak tidur?”, “Aku tdak bisa tidur, Ratu Jodha”, “Kau terlihat begitu tegang, ada masalah apa?” Raja Jalal hanya menggelengkan kepala “Tdak ada apa-apa”, “Tdak, aku tahu, pasti ada sesuatu yg kau sembunyikan dariku, kau biasanya menceritakan semuanya padaku tapi kenapa sekarang kau menyembunyikannya?” Ratu Jodha mulai curiga ke Raja Jalal “Aku tdak suka hal ini ketika mereka menghentikan aku utk memberikan mahkota pada Pangeran Salim”, “Apa yg mereka katakan pada saat pertemuan tadi?”, “Tdak ada apa-apa, ini hanya urusan politik, lebih baik kau pergilah kekamarmu, ayooo kita tidur” Raja Jalal mengandeng Ratu Jodha masuk kekamarnya.

Dipasar, Anarkali sedang kepasar & bertemu dgn Sakina, sahabatnya masa kecil yg saat itu sedang berjualan alat-alat perang “Kau sekarang penari kerajaan ya, selamat ya Anarkali” mereka berduapun berpelukan “Buat kau, aku adalah Nadira, Nadira teman kecilmu” ujar Anarkali sambil melonggarkan pelukkannya “Oh iya kemarin Duta Besar Iran menghentikan Yg Mulia Raja memberikan mahkota utk Pangeran Salim, itu suatu tindakan yg keliru, Pangeran Salim telah menolong banyak orang, dia telah bekerja siang & malam utk pemulihan rakyat”, “Kau kok sekarang bisa menghargai dia?” Sakina mulai penasaran “Aku telah mengerti sekarang bahwa aku telah salah paham padanya, selama ini aku membencinya karena kelakuannya dimasa kecil dulu tapi sebenarnya dia itu orang yg baik”, “Apakah kau mencintainya, Anarkali?” Sakinah sangat penasaran dgn perasaan Anarkali “Aku tdak bisa memikirkan hal itu saat ini, Sakinah, dia itu tunangannya Maan Bai”, “Utk urusan cinta, hal itu tdak menjadi masalah, Anarkali” Anarkali menatap sahabatnya itu dgn tatapan yg sedih “Aku tdak bisa mencintai siapapun karena aku adalah seorang penari tapi aku telah bertobat karena aku telah menganggapnya salah”, “Kalau begitu seharusnya kau meminta maaf padanya” kata Sakinah, Anarkali mulai berfikir.

Raja Jalal & Ibu Ratu Hamida sedang berjalan menuju ke ruang Dewan Khaas, Raja Jalal sudah menceritakan semuanya keibunya “Sekarang ibu tahu kan mengapa aku tdak menceritakan hal ini ke Ratu Jodha, kita harus mencari solusinya”, “Kita telah bersahabat baik dgn Iran selama ini, bagaimana mereka bisa mengatakan hal semacam itu?” Ibu Ratu Hamida sangat meyaygkan ulah negara Iran “Aku tdak akan memaksa Ratu Jodha utk mengubah agamanya, seperti yg telah aku katakan semuanya ke ibu yg menjadi masalah utkku, saat ini aku telah mengundang semua menteri-menteriku dalam sebuah pertemuan & aku ingin ibu juga menghadiri pertemuan tersebut” Raja Jalal & Ibu Ratu Hamida memasuki ruang sidang dimana para menterinya telah berkumpul semua disana “Apakah ada yg sudah menemukan solusinya utk masalah ini?” sang ulama angkat bicara “Saya telah mencoba mencari beberapa solusinya, Yg Mulia, tapi secara jelas dalam Islam disebutkan bahwa seseorang harus mengubah keyakinannya keagama Islam setelah dia menikah”, “Kita memang belum punya solusi, tapi itu bukan berarti bahwa aku setuju dgn Iran! Sampai saat ini kita tdak punya masalah, aku tdak ingin memaksa Ratu Jodha, sebagai seorang Raja aku harus menghormati setiap orang, aku telah mengatakan pada semua orang bahwa mereka bebas menganut agama apapun didaerah kekuasaanku!” semua hanya terdiam mendengarkan pendapat Raja Jalal “Raja Jalal, kita memang tdak bisa memaksa Ratu Jodha tapi rakyatlah yg nanti akan menderita” akhirnya Raja Jalal & para menterinya mencoba berdiskusi lebih jauh lagi tentang hal ini, hal yg cukup berat yg mereka hadapi akan tetapi tetap saja mereka tdak bisa menemukan solusi yg tepat utk mengatasi masalah ini “Satu hal yg pasti bahwa jelas aku tdak ingin meminta Ratu Jodha mengubah agamanya keagama Islam!” ujar Raja Jalal lantang.

Dipasar, Pangeran Salim & Qutub memasuki pasar dgn kuda mereka, sedari tadi Pangeran Salim tampak merenung “Pangeran Salim, kau kenapa? Apa yg kau khawatirkan?” Qutub sahabat Pangeran Salim mencoba mencari tahu apa penyebab kemurungan Pangeran Salim “Aku khawatir soal permasalahan yg dibawa oleh para utusan Iran itu, Yg Mulia Raja selalu menginginkan aku utk menghadiri setiap pertemuan tapi kali ini dia tdak mengundangku pada pertemuan tersebut” tiba-tiba Danial menyeruak diantara mereka “Sudah tdak usah terlalu dipikirkan, lebih baik kita jalan-jalan disekitar pasar ini saja bagaimana? Perasaanmu pasti akan lebih baik” akhirnya mereka menuruti ajakan Danial. Sementara itu dikios Sakinah, tiba-tiba salah satu tetangga Sakinah mengabarkan bahwa ayah Sakinah sakit “Sakinah lebih baik kau temui ayahmu dulu, kiosmu aku yg jaga” Sakinah percaya pada Anarkali, diapun bergegas meninggalkan kiosnya, ketika Anarkali sedang menata busur-busur panah agar tertata rapi, Pangeran Salim menghampiri kios Sakinah dimana ada Anarkali disana, Pangeran Salim suka dgn salah satu belati yg dijual dikios itu “Nona, berapa harga belati ini?” begitu Anarkali berbalik dilihatnya Pangeran Salim berdiri tepat didepannya, merekapun saling berpandang pandangan cukup lama “Salam Pangeran Salim”, “Apakah ada masalah sehingga kau bekerja dikios ini?” Anarkali menggelengkan kepalanya “Ini kios sahabat saya & saat ini dia sedang menemui ayahnya yg sakit jadi saya yg menggantikannya sementara disini”, “Berapa harga belati ini?” Anarkali hanya tersenyum “Seluruh kesultanan Mughal adalah milik anda, Pangeran, anda bisa mengambilnya tanpa harus membayarnya, kedengarannya tdak baik kalau bicara masalah harga dgn seorang putra mahkota” namun Pangeran Salim tetap bersikeras memberikan sekantong koin emas sebagai harga utk belati yg dipilihnya “Ambillah sekantong koin emas ini” Anarkalipun menerimanya, tangan mereka bertemu ketika Anarkali mau mengambil kantong koin emas itu, Pangeran Salim tersenyum kearah Anarkali, Anarkali tersipu malu & menundukkan matanya, lagu Rabba is pyar mulai terdengar “Terima kasih, tuan, Ini sangat banyak dari harga sesungguhnya” , “Belati juga sangat spesial buatku” Anarkali tersenyum “Nanti aku akan mengatakan pada sahabatku bahwa betapa baiknya anda” Pangeran Salim hanya tersenyum “Katakan juga pada temanmu itu, apa yg dia pikirkan tentang ayahnya itu sangat mulia, aku akan mendoakan utk ayah temanmu itu juga” ujar Pangeran Salim kemudian pergi meninggalkan Anarkali, sementara dari kejauhan Danial & Qutub melihat kebersamaan Anarkali dgn Pangeran Salim. Sinopsis Jodha Akbar Episode 470

Diistana, Haidar menemui Duta Besar Iran, Haidar memberikan salam pada sang Duta Besar “Apa Yg Mulia sudah memutuskan?” Haidar mulai bertanya, sementara paman Haidar berkata dalam hati “Kami telah berusaha utk menemukan apa yg menjadi masalah diantara mereka”, “Sepertinya Yg Mulia Raja sedang memikirkannya” Haidar berusaha utk meyakinan para utusan Iran tersebut “Yaa, Yg Mulia Raja harus meminta Ratu Jodha utk mengubah agamanya atau kalau tdak rakyat dari India tdak boleh mengadakan perjalanan ziarah” ujar sang Duta Besar, Haidar & pamannyapun meninggalkan mereka, ditengah perjalanan Haidar berbisik kepamannya “Paman, aku akan memanfaatkan berita ini utk melawan Raja Jalal, aku akan menyulut api kebencian pada diri Pangeran Salim agar hubungan Pangeran Salim & Raja Jalal berantakan kembali!”
Sinopsis Jodha Akbar Episode 470
Ratu Jodha sedang berada dikamar Raja Jalal ketika Raja Jalal memasuki kamarnya sendiri “Ratu Jodha, kau disini? Ada apa?”, “Aku pikir, aku ingin bermain catur dgnmu, Yg Mulia” Raja Jalal tersenyum “Aku juga berfikiran sama, aku juga ingin menghabiskan malam ini bersama dgnmu” kemudian mereka berdua duduk berhadap-hadapan & ditengahnya terdapat papan catur, sambil bermain catur Ratu Jodha memulai pembicaraannya “Yg Mulia, apakah kau ingat pesta pernikahan kita?”, “Yaa tentu aku ingat, aku telah melakukan ijab kabul bersamamu kemudian menikah dgn ritual Hindu bersamamu juga” Ratu Jodha hanya tersenyum “Kau bohong, jika kau ingat pesta pernikahan kita maka kau pasti ingat bahwa kau telah berjanji akan membagikan semuanya dgn aku, kau tdak akan pernah menyembunyikan apapun dari aku, jika suatu ketika aku tahu sesuatu hal bukan dari kau tapi dari orang lain maka itu akan sangat menyakiti perasaanku”, “Aku juga sebenarnya tdak ingin kau tahu dari orang lain, tapi utk masalah yg kali ini aku masih ragu-ragu utk mengatakannya padamu, Ratu Jodha” sesaat Ratu Jodha tertegun “Aku tahu kalau banyak permasalahan yg parah, kau bisa menceritakannya padaku” Raja Jalal kemudian mengambil pion catur yg berbentuk raja sambil berkata “Sebenarnya Raja Iran tdak menginginkan aku membuat Pangeran Salim menjadi Raja selanjutnya” Ratu Jodha sangat terkejut mendengar penuturan Raja Jalal.