Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 81

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 81 - Maham & beberapa menteri mengumpulkan rakyat & memberitahu mereka kalau kondisi Jalal sangat kritis. Maham meminta mereka agar berdoa utk keselamatan Jalal, karena jika nyawa raja dalam bahaya maka kerajaan Mughal juga dalam bahaya. Maham berpesan agar kabar ini di simpan oleh mereka saja, jangan sampai musuh tahu, sebab kalau tdak mereka akan menyerang kemari. Maham meminta rakyat mughal menunjukan kesetiaannya pada Raja Jalal. dgn semangat berapi-api Maham mengelu-elukan nama Jalal yg di sambut oleh rakyat dgn antusias. Sesaat ada rasa kalau maham benar-benar menyayangi & memperhatikan Jalal, bukan musuh dalam selimut yg ingin merebut tahta demi anaknya. 

Salima berbicara di depan para wanita bahwa mereka semua bertanggung jawab utk menjamin kabar tentang jalal yg terluka tdak sampai ke telinga musuh. Kabar ini juga belum sampai ke telinga Ruqaiya. Salima juga meminta mereka memastikan kalau Ruqaiya tdak tahu tentang hal ini sebab kalau tdak dia bisa sangat marah pada Jodha. Ini merupakan permintaan dari ratu Hamida. Tapi seperti kata Javeda, dinding punya telinga. Meski berusaha di redam, kabar tentang Jodha yg membuat jalal terluka menyebar di istana tanpa bisa di bendung.

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 81

Semua wanita membicarakan tindakan Jodha tersebut. Bahkan Adham & komplotannya sangat senang karena Jodha telah melakukan apa yg tdak bisa mereka lakukan. Adham berkata seharusnya Jodha menembakan peluru itu ke dada Jalal & bukan membuangnya. Menteri Shabuddin, pendukung Adham mengatakan kalau Jalal tdak dapat di sembuhkan bahkan setelah di beri berbagai macam jenis obat. Adham tersenyum licik & berkata kalau besok dia akan duduk diatas tahta. Shabbudin berkata kalau Maham tdak akan membiarkan hal itu terjadi. Adham berkata agar menteri jangan berbicara hal yg negatif.

Salima & hoshiyar serta para pelayan sedang membicarakan tentang Ruqaiya yg belum tahu tentang kabar Jalal. Hsoshiyar setuju kalau Ruqaiya memang sebaiknya tdak tahu tentang hal ini. Tapi beberapa pelayan membicarakan kemungkinan Ruqaiya tahu dari orang lain. Salima tetap berkeras apapun yg terjadi Ruqaiya tdak boleh tahu & ini perintah ratu Hamida. Jodha mendengar pembicaraan itu & berkata bahwa sangat tdak adil kalau tdak memberitahu Ruqaiya keadaan Jalal, karena sebagai istri ini adalah haknya. Ruqaiya harus tahu kalau Jalal pergi denganya & terluka. Salima bertanya, "tapi siapa yg akan memberitahu Ruq?" Jodha berkata kalau dirinya yg akan memberitahu Ruqaiya & mengatakan yg sebenarnya. 

Jodha datang ke kamar Ruqaiya. Pelayan mengatakan kalau Ruqaiya sedang istirahat tdak mau di ganggu. Tapi Jodha memaksa. Jodha menghampiri Ruqaiya yg sedang di pijit pelayan & berdiri di depannya. Ruqaiya melirik Jodha dgn sudut matanya &  bertkata, "kau tdak dengar apa kata pelayan? aku sedang istirahat, kenapa kau datang kemari?" Ruqaiya melihat Jodha menangis, sesaat dia menatapnya heran tapi kmudian dia seperti tersadar. Ruqaiya segera bangkit & bertanya, "mana Jalal? Kau pergi denganya kan? Mana Jalal?" Jodha belum sanggup menjawab. Ruqaiya mengoncang tubuh Jodha & bertanya Jalal mana? Di sela-sela tangisnya & dgn suara terbata-bata Jodha memberitahu Ruq, "yang mulia di serang harimau, dia....dia..." 

Ruq kagert & bertanya, "Apa?" Jodha akan mengatakan sesuatu tapi Ruqaiya keburu menamparnya, begitu kerasnya tampara Ruqaiya sampai dia jatuh kelantai.  dgn tak percaya Ruqaiya bertanya, "bagaimana mungkin? Jalal adalah pemburu  yg hebat, baghaimana hal ini bisa terjadi?" Jodha mengatakan kalau dia telah membuang peluru dalam senapan Jalal. Ruqaiya menampar Jodha lagi & berkata, "kau pergi dgn dia utk mendoakan keselamatannya, lalu kenapa kau lakukan itu?" Ruqaiya menampar jodha lagi meski tak sekeras yg pertama. Jodha mengatakan kalau dia pikir Jalal akan membunuh hewan tak bersalah. Ruqaiya mencengkeram tubuh Jodha & berkata, "untuk hewan itu kau membahayakan hidup Jalal?" lalu tangis Ruqaiya tak terbendung lagi. Ruqaiya menjerit histeris & memanggil nama Jalal. Jodha coba menenangkan Ruqaiya tapi Ruqaiya mendorong & mengusirnya. 

Ruqaiya berlari sambil menangis menuju kamar Jalal. Sepanjang perjalanan dia teringat pada kebersamaan & kejenakaan masa kecil yg di lalui bersama Jalal. Tentang pernikahan mereka, bagaimana mereka saling mengoda satu sama lain & bermain bersama. Ruqaiya sangat terpukul sehingga tak bisa lagi mengendalikan diri. Beberapa kali dia tersandung & hampir jatuh, tapi Ruqaiya tetap berlari menuju kamar Jalal. Di kamar jalal, semua berkumpul & terlihat sedih. Ratu Hamida & salima ada di sana. Maham juga meneteskan air mata melihat kondisi Jalal. Ruqaiya segera menerobos masuk menghampiri Jalal. Ruqaiya memanggil Jalal, menyuruhnya membuka mata & melihat dirinya, karena dia ada di hadapan Jalal saat ini. Jalal diam tak bergerak. Ruqaiya menangis histeris. Maham angga menatap Ruqaiya dgn rasa iba. Semua menangis sedih. Tabib mengatakan kalau kondisi Jalal sangat parah, darah tdak berhenti mengalir, masa 24 jam yg akan datang merupakan masa-masa kritis jalal. Tabib mengangkat tangan mendoakan jalal, semua turut berdoa. Hanya Jodha yg tdak ikut berdoa, dia malah berlari keluar meninggalkan kamar jalal.

Narator berkata kalau musuh-musuh Jalal sudah tahu tentang kondisi Jalal. Mereka semua berpikir hanya kematian Jalal saja yg akan membuat mereka damai. 

Sementara itu di kamarnya, Jodha sedang menyiapkan remedi  (obat herbal) utk Jalal. Dia ingat dulu sujamal, sepupunya juga pernah di terkam harimau. & Jodha bertanya pada dadisa tentang obat yg di gunakan utk menyembuhkan Sujamal, dadisa menyuruh Jodha bertanya langsung pada Tabib. Dari tabib itulah Jodha tahu cara membuat  obat utk mengobati luka terkaman harimau. JOdha menyiapkan remedi sepenuh hati. Ratu Hamida datang menemui Jodha. JOdha memberitahu Ratu Hamida kalau dia telah membuat remedi utk mengobati luka Jalal. Ratu Hamida menyuruh pelayan membawa obat itu ke kamar jalal & memberikan pada tabib agar segera di oleskan ke luka Jalal.

odha berkata kalau obat itu akan bekerja. Ratu Hamida menjawab, "obat itu harus bekerja karena hidup Jalal dalam bahaya, begitu pula hidupmu. Mungkin beberapa istri, pelayan atau prajurit akan membunuhmu karena merasa kau yg bertanggung jawab atas hal ini." Jodha berkata, "tidak apa-apa, biar saja aku mati, jika mereka pikir aku yg bertanggung jawab, biarkan mereka membunuhku." Ratu Hamida marah, "kau memanggilku ibu & mengatakan hal seperti ini? Kau bukan hanya menantuku, tapi juga putriku, aku tdak akan mampu menanggung rasa sakit karena kehilangan dirimu. Kau akan tinggal di sini, di ruangan ini sampai Jalal membaik." Ratu Hamida meninggalkan Jodha yg terduduk menangis dalam penyesalan. 

Di kamar Jalal, suasana masih sangat mengkhawatirkan. Hakim berusaha mengobati Jalal. Pelayan datang menemui Maham angga membawakan obat buatan Jodha & mengatakan kalau Ratu Hamida meminta tabib mengoleskan ramuan itu ke tubuh Jalal. Maham terlihat tdak senang & tdak mau menerima obat itu, pada Ruqaiya maham angga berkata, "setelah apa yg terjadi, Ratu Hamida masih percaya padanya." Tapi Gulbadan tdak membiarkan sikap egois maham angga menghalangi kesembuhan Jalal. Gulbadan mengambil obat itu dari tangan pelayan & menyerahkannya pada tabib. Maham menatap Gulbadan dgn tatapan tdak suka. Tabib kemudian mengoleskan tamuan itu ke luka-luka Jalal. Setelah beberapa saat, tabib berkata kalau ramuan itu bekerja dgn baik. Darah telah berhenti mengalir keluar. Semua orang terlihat lega.

Namun tak lama kemudian kericuhan terjadi, karena suhu badan Jalal meningkat dratis & tak kunjung redah. Ruqaiya menuduh Jodha menjebak Jalal  & berkata pada Hamida, "anda telah mempercayai dia, ami jaan. Tapi apa yg di lakukannya? Dia pasti menaruh racun kedalam obat itu. Dia sangat membenci Jalal karena itu dia melakukannya." Maham turut menyiram minyak dalam api. Ruqaiya merasa didukung Maham semakin memojokan Jodha dgn kata-katanya. Ratu Hamida hanya bisa menangis. Ruqaiya meminta tabib berbuat sesuatu. Maham pun melakukan hal yg sama, dia mendekati tabib & meminta mereka melakukan sesuatu utk menyelamtakan Jalal. Maham menangis, bahkan tangisnya lebih keras daripada tangis ibu kandung Jalal, Hamida. Tabib tetap konsisten dgn kata-katanya, bahwa mereka sudah mengusahakan yg terbaik & tdak tahu harus berbuat apa lagi, sekarang hanya tuhan yg bisa menolong jalal & meminta mereka semua berdoa untuknya. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 82