Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 87 - Rombongan Jalal yg terdiri dari pangeran Amer & beberapa menteri Mughal & rombongan Maharana Pratap yg terdiri dari Bharmal & beberapa petingi Mewar & Amer bertemu di satu titik. Suasana tegang tercipta seketika. Pratap menatap Jalal, Jalal balas menatapnya. Jalal bertanya siapa dia? Das menjawab kalau dia salah satu koleganya yg berasal dari sisodiya Rajput, anak tertua Raja Uday Singh dari Mewar, Rajkumar Pratap Singh. Bharmal memperkenalkan Jalal pada pratap dgn berkata, "dan ini menantuku...."
Pratap memotong ucapan Bharmal, "...kaisar Dinasti Mughal, Jalaluddin." Bharmal terkejut karena pratap tahu dia Jalaludin. jalal tersenyum & berkata, "aku cukup terkenal di sini, ternyata.." Pratap menjawab, "benar. Semua orang di sini mengenalmu." Jalal bertanya bagaimana bisa?. Pratap menjawab, "aku rasa aku tdak perlu memberitahumu." jalal mengejar, "kalau kau tdak memberitahu aku alasannya, bagaimana aku tahu?" Pratap menatap Jalal & berkata, "aku menolak utk memberitahumu yg sebenarnya. & sekarang bukanlah waktu yg tepat. & ini adalah acara yg membahagiakan, aku tdak ingin mengatakan sesuatu yg negatif." Jalal berkata, "itu artinya gambaran tentang aku tdak baik." Pratap menjawab secara diplomatis bahwa selain bharmal, semua raja rajput berpikir dirinya adalah raja yg tdak baik. Jalal masih dgn tersenyum berkata, "aku sudah melihat dgn jelas dari matamu tentangku."
Pratap menyahut, "seperti yg aku bilang, ini adalah acara yg sangat membahagiakan, jika bukan karena itu aku akan mengekspresikan perasaanku dgn cara lain." Jalal berkata kalau dirinya datang ke Amer bukan utk berperang, kalau tdak pedangnya pasti akan membalas kata-kata pratap. Pratap melarang jalal menganggap enteng keahlian pedangnya. Keduanya berdiri tegak saling tantang. Bharmal & Das terlihat cemas. Pratap berkata kalau dia datang ke sini utk menghadiri pernikahan putri Rajvanshi, dia akan menggunakan tanganya utk memberkati dia & tdak ingin menggunakannya utk mencabut pedang.
Pratap mengatakan kalau dirinya bisa membuktikan bahwa dirinya dapat menjadi teman yg luar biasa juga lawan yg lebih baik. jalal membalas kata-kata Pratap, "aku juga kesini utk memenuhi tugasku sebagai menantu raja Bharmal, ini bukanlah waktu yg tepat utk bertarung. Jika kau mau minggir, aku akan melanjutkan perjalananku." Pratap berkata kalau Jalal lah yg menghalangi Jalannya. Keduanya kembali bertatapan membuat suasana menjadi tambah tegang. Tapi kemudian Pratap dgn sikap bangsawan rajputnya menyingkir dari hadapan jalal di ikuti oleh Bharmal & rombongannya. Jalal menatap kepergian Pratap dgn menyerigai puas, dia berkata kalau lidah pratap lebih tajam dari pedangnya. Das berkata karena ini acara yg membahagiakan, dia ingin Jalal merasa bahagia. Das mengajak jalal melanjutkan perjalanannya. Tapi beberapa langkah kemudian, pratap & Jalal menghentikan langkahnya bersamaan & menoleh utk menatap satu sama lain.
Menawati bertanya apakah Bharmal kuatir tentang persiapan pernikahan? Bharmal berkata tidak, dirinya hanya berharap tdak ada kejadian yg tdak menyenangkan selama pernikahan Sukanya. Dadisa melarang Bharmal mengatakan hal-hal yg negatif. Bharmal mengatakan harus bagaimana lagi, karena itu kenyataanya. Dia takut ada rajvanshi yg akan berdiri menentang Jalal, bahkan mungkin ada yg mencoba berkonspirasi utk membunuhnya. Menawati berkata kalau penjagaan keamanan mereka sudah sangat ketat, jadi tdak ada yg perlu di kuatirkan.
Bharmal memberitahu menawati, kalau masalah keamanan, tdak ada yg tdak bisa di terobos oleh pedang. Bharmal berkata kalau pratap datang dgn baik utk menghadiri pernikahan Sukanya, tetapi jika dia bertemu sekali lagi dgn Jalal, bharmal takut kalau pratap tdak bisa mengendalikan diri maka akan ada percecokan diantara mereka berdua. Jodha datang ke ruangang itu tapi tdak menghampiri mereka, dia hanya mendengarkan pembicaraan Bharmal & dadisa. Dadisa menenangkan Bharmal kalau Pratap tdak akan membuat masalah di pernikahan sepupunya. Dia pasti tdak ingin bibinya jaiwanti bai merasa khawatir. Menawati berkata, kalau pratap telah berusaha menghilangkan permusuhan diantara dua keluarga. Kalau sampai pratap membuat kerusuhan, maka menawatilah yg patut disalahkan, karena Jalal & pratap adalah tamu mereka. Menawati berdoa pada dewi amba agar tdak membiarkan hal buruk terjadi selama acara pernikahan berlangsung. Dadisa juga turut berdoa. Jodha jadi ikut-ikutan kuatir juga. Dia segera bergegas pergi.
Jalal sedang duduk & minum sesuatu di kelilingi para pengawal. Jodha datang. & tanpa di suruh, semua pengawal segera keluar. Jalal menyuruh Jodha duduk. Jodha duduk di sofa di depan Jalal. Jodha mengatakan kalau dirinya ingin membicarakan sesuatu dgn Jalal. Jalal dgn cepat menyahut, "aku tahu. Kau tdak akan datang padaku kecuali kau punya sesuatu yg penting utk di katakan. Katakan padaku." Jodha bertanya pada Jalal apakah dia bertemu pratap hari ini? Jalal menjawab, benar. Dia bertanya kenapa hal itu menjadi penting sekali? Jodha berkata, "aku tdak ingin pernikahan adikku beruba menjadi peperangan."
Jalal tersenyum dan berkata, "aku lega, akhirnya kau tahu kalau aku ini serorang kastria." Jodha memberitahu Jalal kalau ayahnya sangat takut Jalal & pratap akan bertarung, "itulah kenapa aku kesini utk memintamu agar tdak bertarung dgn pratap." Jalal menatap Jodha dgn sedikit rasa kecewa, "jadi itulah yg mengganggumu. Kupikir kau kesini sebagai istriku yg kuatir tentang aku, tapi kau hanya khawatir tentang ayahmu."
Dengan polos Jodha menjawab, "ya. Aku sangat mencintai ayahku." Jalal tertawa meledek, "syukurlah, setidaknya kau tahu bagaimana cara mencintai. Setidaknya ayahmu tdak tahu tentang kemarahanmu." Jodha menatap Jalal tak mengerti. jalal melanjutkan, "Ok, aku berjanji padamu aku tdak akan melakukan serangan apapun, ~Jodha terlihat lega~ tapi tentu saja aku punya beberapa syarat." Jodha kembali tegang, "syarat apa?" jalal berkata, "syarat pertama, jika dia berusaha menghina agamaku, orang-orangku, aku akan melupakan janji ini." Jodha setuju & berkata kalau hal itu tdak akan terjadi. Jalal menyebutkan syarat keduanya dgn tatapan mengoda, "syaratku yg kedua, selama aku ada di Amer, kau akan tidur di kamarku setiap malam." Joha terlihat bingung & tdak terima, "syarat macam apa ini? aku tdak mau!" Jalal berdiri & menshoos Jodha sambil meletakan telunjuk di depan bibirnya, "bicara pelan-pelan, ratu Jodha. Jika ada orang tahu kau tdak mau tidur dikamar suamimu & ternyata kau bertengkar dengannya, maka ayahmu akan sedih sekali. Kau tdak ingin memberi dia perasaan khawatir, iyakan?"
Jodha diam berpikir. Jalal tertawa senang, "Luar biasa! Kau bahkan tdak bisa melawanku." dgn tatapan mengintimidasi jalal bertanya, "katakan padaku, ratu Jodha. Apakah kau mau menerima syaratku yg kedua?" Jodha terdiam lama, Jalal menunggu jawaban Jodha dgn tdak sabar. Akhirnya dgn suara lirih & nada terpaksa Jodha berkata, "baiklah." Jalal tertawa senang. Lalu dgn cepat dia duduk merapat di samping Jodha. Jodha menggeser tubuhnya sedikit & bertanya, "kenapa kau duduk dekat sekali dgn aku?" Jalal berkata kalau tanganya sakit sekali, "aku diserang macan karena dirimu. Jadi sekarang kau harus oleskan obat itu ditanganku, iyakan?"
Jodha segera beranjak pergi & beberapa saat kemudian kembali sambil membawa piring berisi ramuan obat & kembali duduk disamping Jalal. Jodha mengulurkan tangan, Jalal meletakkan tangannya diatas tangan Jodha, sambil terus memandang Jodha dari samping, ~ mo bikin Jodha Salting kali~ tapi jodha bahkan tdak melirik Jalal sama sekali, dia dgn serius mengoleskan ramuan obat keluka di tangan Jalal. Belum selesai Jodha mengoleskan ramuan, Jalal sudah cari alasan lain lagi utk mengganggu Jodha, kali ini dia mengatakan kalau kepalanya sakit, & meminta Jodha agar memijat kepalanya. Tanpa menunggu persetujuan Jodha, Jalal segera duduk dilantai didepan Jodha. Jalal berkata kalau di Agra, biasanya pelayan yg melakukan itu, tapi di Amer kalau dia menyuruh pelayan melakukan ini, maka akan merusak citra raja Bharmal. dgn kesal, ~tapi tdak bisa membantah~ Jodha memijat kepala Jalal. Jalal mengoda Jodha lagi, menyuruhnya memijat dgn lembut & jangan coba mencekiknya. Jodha tdak menjawab, meski dgn kesal dia menuruti keinginan Jalal.
Ketika memijat leher Jalal, Jodha melihat luka di punggungnya. Jodha menyuruh jalal membuka jubahnya. Jalal terkejut & menoleh ke arah Jodha. Lalu dgn pura-pura malu Jalal berdiri memegang bajunya & berkata, "ratu Jodha, aku seorang raja, apakah kau sedang berusaha mengambil kesempatan?" Jodha dgn jengkel berkata kalau dia akan mengoleskan obat. Jalal tertawa nakal. Jodha berkata, "buka bajumu, aku akan menutup mataku." Jalal dgn gaya menantang segera membuka jubahnya. Jodha menunduk & memejamkan mata. Jalal berdiri dgn punggung setengah terbuka di depan Jodha & berkata kalau dirinya sudah siap. dgn sedikit kikuk & degdegan, Jodha mengoleskan obat di punggung Jalal yg terbuka. Sifat usil Jalal muncul lagi, dia mengoda Jodha dgn berkata, "aku tdak tahu kenapa binatang-binatang ingin membunuhku. Pertama ular, lalu harimau, & sekarang harimau wanita.." Jodha merasa terganggu, dia berhenti mengoleskan obat, & menyuruh Jalal mengoleskannya sendiri. lalu dgn kesal dia meninggalkan Jalal yg menyerigai puas.
Sharifudin menemui Adham yg sedang duduk di kamarnya. Sahrifudin bersyukur karena tdak seorangpun penyerang jalal di danau ditemukan dalam keadaan masih hidup, kalau tdak mereka pasti sudah ketahuan. Adham berkata kalaupun ada yg hidup tdak apa, karena dia menutup wajahnya saat bicara dgn para penyerang itu, jadi sharif tak perlu khawatir. Sharif berkata kalau sekarang penjagaan di sekitar Jalal semakin di perketat melebihi harapannya, sehingga tdak ada kesempatan utk menyerang jalal. Adham menyuruh Sharif melihat sisi baiknya, karena semakin banyak orang, maka akan semakin sulit menemukan pelaku penyerangan terhadap jalal. Sharif berkata kalau dirinya tdak percaya dgn ide Adham tapi melihat semangat adham , dia jadi punya harapan.
Javeda sedang ngobrol dgn pelayan ketika maham datang. Maham menyuruh pelayan pergi & bertanya pada Javeda apa yg dilakukannya bersama pelayan-pelayan itu? Javeda menyapa Maham dgn sebutan massa & bukan Ami jaan. Maham terkejut. Javeda mengatakan kalau dia belajar bahasa Amer dari para pelayan. & dia senang karena bahasa mereka sangat indah. Contonya kalau memanggil ayah babusa, ibu masa. javeda juga mengatakan dalam logat amer nama Maham akan menjadi mahamsa, adham emnjadi adhamsa, & kalau yan gmulia....
Maham membentak Javeda karena bicara ngelantur & lagi mereka hanya tamu & tdak akan tinggal di sini. Javeda bilang bagaimana kalau suatu saat mereka harus tinggl di sini? Melihat sikap adham, sepertinya tak lama lagi mereka akan di usir dari agra. Javeda juga bertanya kenapa maham marah padanya? Maham seharusnya bangga karena dia belajar bahasa baru dgn cepat. maham meminta Javeda menjaga kehormatannya & tdak bergaul dgn pelayan. javeda memuji kalau orang amer sangat baik. Maham berkata kalau begitu tinggal saja di Amer, jangan ikut pulang ke Agra ~maham ngarep~ tapi Javeda berkata, " tentu saja tidak. Kau akan sangat merindukan aku di agra, aku tdak akan membuatmu menderita."
Maham merasa putus asa, dia berkata kalau hari ini dia yakin kalau anaknya adham khan di kutuk dgn nasib buruk. Javeda membenarkan. Contohnya, adham tdak pernah bisa mewujudkan impiannya menjadi kaisar. Maham marah & mengatakan javeda idiot karena tdak tahu kapan harus menutup mulut. Jika javeda berani mengatakanya lagi, Maham akan memotong lidahnya. javeda langsung bungkam. Maham berkata kalau setiap kali Javeda bukan mulut hanya bicara omong kosong saja. Javeda diam. Lalu maham bertanya, "adham khan kemana?" javeda tetap diam. Maham bertanya lagi. Javeda tetap bungkam. ~takut lidajnya di potong kali Smile~ Akhirnya maham jengkel & pergi sambil membawa tekok air.
Jalal masuk ke ruangan. Dari arah lain Jodha juga masuk keruangan yg sama di iringi pelayan yg membawa nampan pemujaan. Pelayan berkata kalau Jodha terlihat bahagia. Jodha menjawab, benar, karena dia akan mengunjugi kuil dewi Ma di AMer. Mereka berpapasan dgn hamida , Menawati, Dadisa & rombongan. Jodha menyentuh kaki hamida & memberi salam pada masa & dadisa. Hamida bertanya dari mana saja Jodha pagi ini? Jodha menjawab kalau dirinya bangun kesiangan karena semalam tidur terlalu larut. Hamida tersenyum penuh pengertian. Menawati & Dadisa juga saling pandang & tersenyum. JOdha melihat keduanya & baru menyadari kalau ada yg salah dgn kata-katanya. Mereka pasti menduga yg bukan-bukan. Jodha bermaksud meralat ucapannya tapi Hamida berkata kalau seorang wanita akan tidur lebih nyenyak di rumah orang tuanya sendiri. Jalal menghampiri Jodha & para wanita.
Jalal memberi salam pada Hamida, menawati & dadisa. Jodha melihat jalal & menunduk. Menawati tersenyum. Dadisa bertanya pada jodha bukankah dia akan pergi ke kuil dewi kali? Jodha menjawab benar. Dadisa mengusulkan agar mengajak Jalal. Jodha dgn halus menolak, agama mereka berbeda, jalal mungkin tdak mau pergi. Jalal malah bertanya kenapa tidak? Jodha hindu tapi pernah menemaninya ke Ajmer sharif, lalu apa salahnya kalau sekarang dia yg menemani Jodha ke mandir? Hamida terlihat senang. Menawati segera memberi pesan pada pelayan kalau jalal akan pergi ke mandir, & menyuruh khangar singh mengatur keberangkatan mereka. Jalal mengajak Jodha berangkat ke mandir. Jodha terlihat tdak senang mengajak Jalal tapi tdak bisa membantah perintah dadisa.
Jalal, Jodha & rombongan tiba di kuil dewi Ma yg terletak diatas gunung. Kuilnya sangat besar & megah. Atgah memberitahu Jalal kalau dia sudah memeriksa sekitar kuil & semua aman. Jodha dgn heran bertanya apa menurut Jalal akan ada orang yg menyerangnya di tempat ini? Jalal menjawab, "tentu saja tidak. ~setengah mengoda Jodha~ Selama kau bersamaku, aku rasa tdak ada yg perlu dikhawatirkan, karena kalau terjadi sesuatu padaku, kau tahu bagaimana menyembuhkan aku." Jodha berkata kalau Jalal sudah selesai mengejeknya, mereka akan masuk kedalam. Jodha melepas sandalnya, begitu pula Jalal. Jalal hendak melangkah masuk kekuil, tapi Jodha mencegahnya. Jodha melarang jalal membawa pedang kedalam kuil. Jalal semula keberatan. tapi setelah Jodha mengingatkan dia kalau waktu ke Ajmer sharif dia juga tdak membawa pedang saat masuk kedalam, Jalal menurut. Dia menyerahkan pedangnya pada Atgah, bukan itu saja, dia juga melepas turbannya. Lalu mereka masuk kedalam.
Jodha berdiri di depan patung Dewi kali & menyembahnya. Jalal mengangkat tangan utk berdoa, tapi dia ingat di Ajmer sharif Jodha berdoa ikut caranya, jadi di kuil ini, Jalal juga berdoa ikut cara Jodha. Jodha menghentikan doanya & menoleh kearah Jalal. Jalal bertanya apa lagi yg harus di lakukan? Jodha tdak menyahut. Matanya berkaca-kaca, dia teringat sumpahnya pada dewi kali utk membawa kepala Jalal di kakinya. Jodha merasa sedih karena kini dia tdak dapat memenuhi sumpahnya itu. Jalal melihat Jodha menanggis menjadi heran & bertanya, "ada apa Jodha? Biasanya kau terlihat damai setelah berdoa, tapi kenapa hari ini kau terlihat sedih?"
Jodha menjawab, "aku marah pada diriku sendiri. Dewi selalu mengabulkan setiap doaku, tapi aku hanya berjanji satu hal, akan meletakan kepalamu di kakinya. Tapi aku telah di takdirkan utk menjadi istrimu, maka aku tdak akan bisa memenuhi sumpah itu, bagaimana mungkin aku memenggal kepala suamiku?" Jalal menatap Jodha & berkata, " jadi kau ingin menyimpan kepalaku di kakinya?" Jalal berjalan kearah patung dewi kali, lalu meletakkan kepalanya di kedua kaki patung & mencium altar tempatnya berdiri. Lalu Jalal berdiri & menengok kearah Jodha. Jodha melihat tanda merah dikening Jalal. Jalal berkata, "kau tdak perlu memenggal kepalaku utk memenuhi sumpahmu. yg harus aku lakukan adalah menundukan kepalaku didepan sang dewi. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 88