Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 116

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 116 - Jalal mengumpulkan prajuritnya di halaman istana & berorasi utk membangkitkan semangat mereka. Para petinggi kerajaan Mughal berderet di belakang Jalal memberi support. Para prajurit mengelu-elukan Jalal. Dalam orasinya Jalal berkata, "kalian harus menghancurkan musuh. Aku ingin kalian memiliki kemampuan bagaimana mengenal musuh & mengetahui medan perang. dgn begitu kalian akan bisa mengalahkan musuh. Kalian semua adalah tentara Mughal yg pemberani. Kalian di takuti & akan menjadi hebat sehingga dapat meraih kemenangan. Kalian adalah tentara mughal yg hebat yg akan membuat musuh tidak dapat tidur nyenyak."

"Tentara Mughal harus memiliki martabat, tidak boleh membunuh musuh sembarangan. Tentara Mughal harus melindungi para wanita, anak kecil & orang tua...tidak boleh membunuh mereka, walaupun mereka adalah musuh kita. Kalian harus ingat, para wanita, anak-anak & orang tua adalah orang yg tidak bersalah. Kita adalah prajurit yg pemberani & bijak. Aku ingin kalian menciptakan rasa takut pada semua musuh kita sehingga mereka tidak bisa tidur dgn tenang. tapi aku ingin kalian juga di hormati, oleh teman-teman kalian & rakyat, sehingga mereka bisa hidup tanpa rasa takut..." di akhir orasinya, Jalal berteriak 'Kerajaan Mughal.." yg di sahuti oleh prajurit dgn berteriak "jayalah..!"

Setelah Selesai berorasi, Jalal masuk kedalam istana di iringi Maham Anga. Maham memuji Jalal, "kau berbicara seperti seorang kaisar sejati. " Jalal berkata kalau hal seperti ini harus di lakukan utk memotivasi para prajurit & mengingatkan mereka siapa pemimpin mereka, "ketika aku membantu Rahim menerbangkan layang-layang, aku menyadari sesuatu. Saat kau menerbangkan layang-layang, ketika kau memegang benang, matamu harus terus mengawasi layang-layang. Karena sekali saja kau memalingkan tatapanmu, kau tidak akan tahu jika layang-layang itu jatuh. Jadi, selama layang-layangnya ada di udara, orang akan melihat & memujamu. Tapi ketika layanganmu jatuh, orang-orang akan mengejek & tidak akan menghormatimu lagi. Tentara Mughal seperti layang-layang itu. Aku akan mengendalikan & mengawasi mereka." Maham anga terharu mendengar penjelasan Jalal. Dia teringat ketika Jalal masih kecil, "tapi kini, kemampuan & ketenaranmu sudah mulai meningkat dari hari ke hari. Aku bangga padamu, Jalal." Maham mengakui kalau bukan dia yg melahirkan Jalal, tapi dia merasa bangga menjadi ibu angkatnya & akan selalu mendoakan agar jalal selalu sukses. Jalal menyentuh pundak maham & berkata, "aku akan mendapatkan semua itu dgn didikan & cintamu." Jalal merangkul Maham & mengajaknya pergi dari tempat itu.

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 116

Hamida sedang duduk di depan pendiangan di teras istana ketika Jodha menghampirinya. Jodha memberi salam. Ratu Hamida memberkatinya & menyuruh Jodha duduk. Jodha duduk di sofa di depan Hamida. Jodha mengadu pada Ratu Hamida kalau dia tidak suka dgn apa yg di lakukan Jalal pada Bakshi bano, "itu sangat tidak benar & bisa menghancurkan sebuah hubungan. Sebuah hubungan sangat penting bagi semua orang." Ratu Hamida menyahut, "tidak ada gunanya membicarakan ini, nak. Aku tahu jalal, sekali dia memutuskan sesuatu, dia tidak akan menariknya kembali. Meskipun itu sangat menyakitkan. Dia tidak akan mengizinkan Bakshi bano datang ke ulang tahunnya." Jodha berkata kalau dirinya mengerti, "yang mulia melakukan ini agar rakyatnya tidak salah mengerti & merasa kaisar bersikap tidak adil. Tapi tidak ada yg mengerti penderitaan yg dia alami. Itulah resiko menjadi seorang kaisar, tidak ada orang yg mengerti situasinya."

Hamida berkata kalau jalal tidak ingin emosinya terbawa saat menghukum Bakshi Bano, karena itu dia meminta Jodha utk menentukan hukumannya. Jodha mengatakan kalau jalal mengambil keputusan itu sebagai kaisar, tapi sebagai seorang kakak, apakah dia tidak bisa memaafkan adiknya?" Ratu Hamida mengatakan kalau semua itu sekarang tergantung pada Jalal, dirinya & Jodha tidak akan bisa berbuat apa-apa. Ratu Hamida juga melarang Jodha ikut campur dalam urusan itu karena akan berdampak buruk pada hubungannya & Jalal, "luka itu hanya bisa sembuh seiring berjalannya sang waktu." Ratu Hamida lalu berpamitan & meninggalkan Jodha yg termenung memikirkan kata-kata Hamida. Jodha berkata, "semuanya tidak tergantung pada waktu, ibu. Terkadang manusia harus berupaya utk memperbaikinya. yg mulia hanya seorang manusia yg sedang berada dalam dilema. Aku harus membebaskan yg mulia dari dilema itu. Aku harus melakukan sesuatu."

Jalal berdiri temenung di kamarnya saat Bakshi bano menemuinya dgn sebuah kotak di tangan. dgn sedikit takut, Bakshi menyapa jalal, "kakak, aku ingin..." Tanpa menoleh Jalal berkata, "sudah kubilang padamu, aku tidak ingin melihat wajahmu. kenapa kau kesini?" dgn mata berkaca-kaca Bakshi mengatakan kalau dia membawa hadiah utk jalal. Jalal dgn ketus menyahut kalau dia tidak mau menerimanya, "kau sudah memberikan aku hadiah yg begitu luar biasa. Sebelum aku kehilangan kendali, sebaiknya kau pergi. Kau sudah melakukan dosa yg besar. Hari ini adalah ulang tahunku. Aku tidak ingin melihatmu. Jadi aku memintamu pergi dari sini!" Jodha yg baru datang mendengar jalal mengusir bakshi bano. Bakshi membuka kotak hadiahnya & meletakkannya di atas meja. Lalu pergi meninggalkan jalal. Jodha menatap kepergian Bakshi dgn mata berkaca-kaca. Jalal menatap hadiah dari Bakshi, meraup kulit kerang itu dgn tangannya & menatapnya dgn sedih. 

Jodha yg menatap Jalal berduka turut meneteskan air mata. Jodha berkata, "maafkan aku yg mulia. Aku masuk tanpa seizinmu. Tapi aku punya satu permintaan padamu, aku mohon maafkanlah Bakshi Bano. Kau itu kakaknya, kejahatan dia..." Jalal dgn cepat memotong kalimat Jodha, "Ratu Jodha, aku tidak ingin membicarakan ini denganmu. Aku telah memberimu kesempatan utk menghukum dia. Kau sudah menggunakan kesempatan itu. Sekarang ini adalah urusan pribadi. AKu tidak ingin kau ikut campur, jadi biarkan saja." Jodha dgn ragu-ragu menyentuh pundak Jalal. Jalal merasa terharu dgn sentuhan itu, tapi tak mau menunjukannya. utk menutupi perasaanya, dia berteriak pada Jodha agar jangan ikut campur dalam masalah ini. Jodha dgn lembut berkata, "yang mulia,  penjahat itu harus di hukum karena kejahatannya. Jika dia membuat orang lain menderita, artinya putusan itu tidak benar. ~ Jalal menitikan air mata~ dgn memutuskan hubungan dgn bakshi bano kau tidak hanya marah padanya, tapi juga pada dirimu sendiri, padaku & pada dunia. Jadi aku mohon maafkanlah dia. Memaafkan seseorang itu perbuatan yg baik, yg mulia..." Jalal tak menyahut. dgn sedikit putus asa, Jodha menarik tanganya & pergi meninggalkan jalal. Jalal menoleh menatap kepergian Jodha lalu menatap kulit kerang ditangannya sambil menitikan air mata haru & kecewa.

Terdengar suara Jiwa jalal, "aku dulu biasa merayakan ulang tahun & semua orang merayakannya. Tapi ditahun itu, aku tidak bisa melupakannya. AKu tidak tahu jika hari itu bisa merubah hidupku selamanya."

Di halaman, di hadapan Ratu Hamida & para wanita, Atgah membacakan balasan undangan yg mereka terima. Atgah memberi tahu Ratu Hamida kalau para tamu telah tida di Agra. Maham bergegas ke dapur utk menyiapkan hidangan utk Jalal. Maham memerintahkan tukang masak menyiapkan masakan yg lezat & dia akan mencicipinya terlebih dahulu sebelum disantap Raja. 

Hamida datang menemui Jalal saat jalal sedang sholat. Ratu Hamida menunggu dgn sabar.  Ketika Jalal berdoa, Ratu Hamida turut mengangkat tangan & berdoa. Selesai Sholat, jalal melipat sajadahnya sambil menyapa Hamida. Jalal memberi salam. Ratu Hamida menghampiri Jalal, mencium keningnya & memberkatinya. Ratu Hamida mengucapkan selamat ulang tahun, "aku ingin mengadakan acara pembagian sedekah, nak. Di seluruh kerajaan hari ini. Kita juga harus membebaskan para tahanan." Jalal dgn penuh hormat berkata, "perintahmu akan di jalankan, ibu." Ratu Hamida tersenyum bahagia. Apa yg diinginkan Ratu Hamida terlaksana. Beberapa tahanan di bebaskan & pembagian sedekah di seluruh kerajaan pun di lakukan. 

Jodha sedang duduk di depan patung kahna. Moti menghampirinya, memberi sembah pada kanha lalu duduk di belakang Jodha sambil berkata, "kau tahu Jodha, semua orang sedang merayakan ulang tahun yg Mulia. banyak sekali makanan yg sedang di masak di dapur. Para tamu sudah datang. & semua orang sibuk membuat persiapan."  Jodha meminta moti melihat didepannya. Moti menyahut, "patung dewa Krishna?" Jodha tersenyum & berkata, "bukan patungnya, tapi bulu merak & bansurinya. yg mulia memberikan itu sebagai hadiah ulang tahunku. Dia sangat percaya padaku. Dia menjaga kehormatanku. Moti, aku memikirkan hadiah ulang tahun utk yg mulia. Aku harus memberi sesuatu yg akan di kenangnya seumur hidup. Tapi aku tidak tahu apa. Dia sudah punya segalanya. Maham anga & Ratu Ruqaiya akan memberikan hadiah yg berharga padanya.  Begitu pula para raja & kepala daerah. Jadi apa yg akan aku berikan itu tidak akan dia ingat sepanjang hidupnya." Moti mendekati Jodha & berkata kalau dia harus memberikan sesuatu pada Jalal, "aku ingin kau memberinya sesuatu yg unik & berharga. Aku tidak sepintar dirimu, kenapa kau tidak memikirkan sesuatu?" Jodha menatap patung Kanha sambil memikirkan hadiah apa yg akan diberikannya pada Jalal.

Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 116

Jalal datang menemui ruq di kamarnya. Ruq telah mempersiapkan sambutan yg meriah, para pelayan berdiri menaburkan bunga saat jalal memasuki kamar Ruq. Hoshiyar mengucapkan selamat ulang tahun pada Jalal & mendoakan Jalal semoga selalu diberkati. Jalal bediri di depan Ruq. Para pelayan segera meninggalkan mereka berdua. Ruq memeluk Jalal dan mengucapkan selamat ulang tahun. jalal mengucapkan terima kasih & memberitahu Ruq kalau dia datang menemuinya lebih dulu sebelum menemui yg lainnya. Ruq terlihat senang. jalal bertanya, "kau sudah mengucapkan selamat padaku, sekarang mana hadiahku?" Ruq mengatakan kalau dia sudah berusaha sangat keras utk mencari hadiah ini untuknya, "jadi kau juga harus berusaha utk mengambilnya, yg mulia." Jalal bertanya apa yg harus di lakukannya? Ruq berkata kalau Jalal harus melakukan apa yg sangat di sukainya, yaitu bermain teka-teki. Setelah teka- teki terpecahkan, baru Jalal akan menemukan hadiahnya.

Setiap teka-teki akan membawa Jalal semakin dekat ke hadiahnya. Ruq telah menunjuk beberapa orang yg turut bermain & akan memberikan petunjuk. Setiap petunjuk akan mengarah pada pemberi petunjuk berikutnya. & Rahim akan menunjukan langkah terakhir menuju hadiah.  Pemberi petunjuk pertama adalah Ruq sendiri. Petunjuk dari Ruq adalah, "pergi & carilah orang yg telah melahirkanmu." Di sana Jalal akan menemukan petunjuk kedua. dgn mudah jalal memecahkan petunjuk itu, yg di maksud adalah Hamida. Jalal dgn semangat meninggalkan Ruq, tapi sebelum pergi dia berkata kalau nanti dia akan menemuinya lagi utk mengucapkan teima kasih setelah hadiahnya di temukan. Hoshiyar berkata pad Ruq kalau Jalal memecahkan teka tekinya dgn mudah. Ruq dgn bangga berkata kalau dirinya sengaja mempermudah teka-tekinya karena dia ingin Jalal segera menemukan hadiahnya.  

Jalal menemui Hamida. Di sana ada Salima, Gul badan & jiji anga. Jalal memberi salam hormat pada semuanya. Jiji angga berkata, "jangan lakukan ini, yg mulia. Kau adalah raja kami. Jangan memberi salam pada kami." Jalal tersenyum & berkata kalau dirinya adalah orang yg mereka besarkan, "statusmu di atas kekaisaranku. Kau pantas mendapatkan kehormatan ini." Ratu Hamida berkata kalau mereka mempunyai hadiah utk Jalal. Ratu Hamida membuka nampan yg di pegang pelayan. Di atasnya terdapat Tabeez hijau. Ratu Hamida segera mengikatkan tabeez itu di lengan Jalal. Salima memberi hadiah sebuah kalung. Jalal mengucapkan terima kasih atas hadiah mereka. Pada salima Jalal berkata, "tapi saranmu atas kasus Ratu Jodha merupakan hadiah yg luar biasa." Salima mengangguk senang.  & menanyakan petunjuk teka-teki ruq yg selanjutnya. Petunjuk dari Ratu Hamida adalah 'carilah orang yg sangat berarti buatmu di dunia ini. Dia bukan keluargamu tapi kau sangat mencintainya' Ratu Hamida berkata kalau orang itu akan membantu Jalal menemukan petunjuk berikutnya. Jalal tertawa & berpamitan.

Jalal menemui Maham anga & berkata, "kaulah orang yg paling aku cintai, bibi." Maham mencium kening Jalal, mengucapkan selamat ulang tahun & mendoakan Jalal semoga tuhan menjadikanmu kaisar selamanya. Semoga kau bisa menguasai dunia. Jalal mengamininya. Maham kemudian memberikan petunjuk pada Jalal. Petunjuk maham adalah, "bermain, berlari, tangkap & meminta padanya' , "kau akan menerima hadiah Ratu Ruqaya dari sana." Jalal terlihat sedikit kesulitan memecahkan teka teki itu. dgn tertawa Maham meminta maaf karena dia tidak bisa membantunya. Setelah berpikir cukup lama, Jalal tertawa & berpamitan pada Maham.

Rahim sedang duduk di teras taman sambil menghapal petunjuk yg di berikan Ruqaiya, "teka-teki berikutnya akan memgarahkanmu ke pohon mangga." Rahim mengangkat kepalanya & melihat Jodha yg sedang melakukan puja di pohon tulsi. Rahim kembali menghapal petunjuknya, tapi dia lupa pohon apa yg di sebutnya tadi. Lalu dgn lugunya dia menganti pohon yg lupa itu dgn pohon tulsi. Jalal mendekati Rahim, mememberinya salam & menyakan kabarnya. Rahim membalas salam Jalal, mengucapkan selamat ulang tahun padanya & memberinya hadiah berupa lukisan. Jalal memuji lukisan Rahim & mengucapkan terima kasih. 

Jalal berkata, "aku dengar kau adalah bagian dari permainannya Ratu Ruqaiya." Rahim menjawab kalau dirinya senang Jalal datang cepat, karena dia sedang berusaha mengingat teka-tekinya, "bagaimana kalau aku sampai melupakannya?" Jalal tersenyum & menyuruh Rahim memberitahu teka-teki itu padanya. dgn cepat Rahim berkata, "teka-teki berikutnya kau harus pergi ke pohon Tulsi. Pergi & carilah pohon kemangi keramat & kau akan menemukan hadiah spesial untukmu. Tugasku sudah selesai, aku mau main. Sampai jumpa.." Jalal tersenyum & menghapalkan teka-teki dari maham anga, "bermain, berlari & tangkap. Ruq membuat teka-teki yg aneh." Jalal memikirkan clue selanjutnya yaitu Pohon Tulsi. Jalal menatap sekeliling & melihat Jodha yg sedang melakukan puja di pohon tulsi. Jalal berkata, "ratu Jodha itu selalu ada di pohon kemangi keramat. Ruqaiya aneh, dia mengikut sertakan ratu Jodha di permainannya. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 117