Mengenal Teknik Funneling Untuk Affiliate Marketing

Masterkids SEO - Mengenal Teknik Funneling Untuk Affiliate Marketing, Dalam dunia affiliate marketing itu ada yang dikenal dengan istilah funneling atau sering juga disebut sebagai sales funneling. Sebenarnya funneling ini tidak cuma berguna untuk para pelaku affiliate marketing tapi juga buat jenis usaha online lainnya, entah itu toko online atau digital agency yang mau menawarkan jasanya ke para calon klien.
Teknik Funneling Untuk Affiliate Marketing
Adapun maksud dari funneling ini adalah bagaimana mengubah pengunjung web atau blog kita menjadi pelanggan ataupun pembeli dengan membawa mereka masuk ke dalam sebuah funnel (terowongan) yang secara bertahap mengedukasi mereka tentang produk atau jasa yang mau kita tawarkan sehingga pada akhirnya mereka melakukan keputusan membeli secara sadar dan kita juga memiliki potensi untuk memperoleh profit maksimum dari setiap pengunjung.

Funneling ini sebenaranya sudah cukup banyak dipraktekkan di dalam dunia usaha off-line terutama di bisnis kuliner.

Ambil contoh McDonalds; dari setiap hamburger, mungkin profit yang diambil cuma sekitar $0.5 sampai $1 tapi kamu hampir tidak mungkin membeli burger McDonalds tanpa sampingannya seperti minuman dan kentang bukan? Dari minuman dan kentang inilah McDonalds mengambil profit margin yang besar.

Dalam dunia affiliate marketing, hamburger McDonalds itu dikenal dengan sebutan front-end product atau produk yang memiliki harga murah dengan profit margin kecil tapi sangat berguna sebagai entry point untuk menawarkan produk-produk lain dengan profit margin yang jauh lebih besar seperti minuman dan kentangnya.

Produk-produk tambahan dengan profit margin yang lebih besar itu dikenal sebagai special offers, yaitu produk-produk yang sebenarnya tidak perlu kita beli tapi karena kita menganggap value-nya besar untuk kenikmatan kita, makan burger tanpa minum tentunya seret, kemungkinan besar kita akan tetap membeli. Produk paketan seperti ini dalam dunia affiliate atau internet marketing dikenal sebagai back-end product, yaitu produk dengan harga yang paling mahal dan memiliki profit margin paling besar tapi karena perceived value-nya besar maka pasti ada yang membeli juga.

Dan biasanya, kasir McDonalds akan menawarkan kita untuk membeli secara paket saja sekaligus dengan iming-iming harga total lebih murah ketimbang beli satuan. Ujung-ujungnya kita akan memutuskan beli paketan karena kita melihat harganya lebih murah dan di sisi lain, walaupun McDonalds memotong sebagian profitnya dengan menjual paketan, dia tetap telah mengamankan profit margin yang cukup tinggi ketimbang dia hanya menjual satu burger saja.

Dalam melakukan funneling, kita juga mengenal istilah upsell dan downsell. Ini seperti teknik tawar menawar antara penjual dan pembeli di pasar.
Teknik Funneling
Contohnya seperti ini (again, ini hanya untuk ilustrasi saja): misalkan mas Buni Yani ingin mendirikan funnel toko online yang memberikan potensi profit maksimal untuk jualan mug-nya, maka yang pertama dia tawarkan di funnel-nya adalah kesempatan untuk membeli mug-nya dengan harga Rp 35,000 dengan profit margin Rp 20,000.

Lalu, setelah ada yang membeli, artinya mas Buni Yani telah memisahkan pengunjung toko mug-nya antara yang sekedar lihat-lihat dengan yang menunjukkan ketertarikan, mas Buni Yani bisa menawarkan kesempatan upgrade dengan menawarkan value. Misalnya, mas Buni Yani menawarkan kalau ingin membeli mug dengan tanda tangan aslinya, pembeli bisa melakukan pembelian dengan harga Rp 350,000. Ini yang namanya upsell.

Kalau ada yang melakukan pembelian, maka mas Buni Yani telah mengamankan profit margin berkali-kali lipat. Tapi kalau tidak? Mas Buni Yani bisa menawarkan downsell untuk upsellnya dengan menawarkan mug dengan tanda tangan asli di tingkat harga lebih murah misalnya Rp 175,000. Kalau ada yang tertarik beli di tingkat harga ini, mas Buni kembali mengamankan profit yang cukup besar. Kalau tidak? Ya minimal kan sudah mengamankan Rp 20,000 dari penjualan mug versi entry point atau front end.

Setelah menjual upgrade, maka tibalah saatnya mas Buni Yani menawarkan back end produknya. Entah itu kesempatan untuk membeli tiga mug dengan tiga design berbeda dengan tanda tangan asli senilai Rp 500,000 atau membership tahunan ke toko online mug-nya. Apapun itu, karena mas Buni Yani telah melakukan funneling dari awal, maka di tiap step-nya selalu ada potensi profit yang bisa dia dapatkan.

Setelah mereka mendaftar, mereka akan dimasukkan ke bagian pertama funnel kita yaitu front end product kita. Terlepas mereka membeli atau tidak front end product kita, mereka sudah ada dalam email list kita sehingga kita bisa mengirimkan follow up untuk mengedukasi dan mengenalkan mereka ke produk yang kita tawarkan dan melalui follow up ini, kita bisa menawarkan back end produk kita kepada mereka.

Ini adalah salah satu jenis Teknik Funneling yang paling sederhana kalau kita ingin menjalankan affiliate marketing. Seiring bertambahnya pengalaman dan skills kita, tentunya funnel kita akan terus berkembang semakin kompleks.