Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Masterkids SEO - Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Ashoka Samrat Episode 79! kali ini admin bagikan lagi episode 80 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 juli 2015. Berikut Kisah selanjutnya Ashoka Samrat!
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Bindusara meminta maaf pada Chanakya atas nama Pangeran Sushima, "adalah dosa menghina guru & ini terjadi didepanku. aku sangat malu." Dgn penuh penyesalan, Bindusara melipat tanganya & menundukan kepala didepan Chanakya disaksikan oleh perdana menteri & anggota keluarga. Melihat itu Chanakya bertanya, "apa yg kau lakukan?" Bindusara menjawab, "ini utk menunjukan pada orang-orang bahwa tdak ada seorangpun yg berhak utk menghinamu ketika samrat Magadha bersujud padamu."

Perdana menteri menemui Ratu Charumitra & memberitahu kalau Samrat sangat marah dgn apa yg terjadi hari ini, "kita harus menenangkannya. Pangeran Sushima harus membangun kembali imagenya dihadapan samrat." Ratu Charu setuju dgn usulan perdana menteri, 'Pangeran Sushima harus meminta maaf pada achari Chanakya dihadapan semua orang. aku akan menentukan waktunya tapi pertama-tama kita harus membujuk samrat." Pangeran Sushima yg mendengarkan pembicaraan itu menyahut, "aku akan melakukan apapun yg kau inginkan, ma." Ratu Charu mengingatkan Pangeran Sushima, "setiap kali kau menentangku, kau menghancurkan dirimu sendiri. Kontrollah kemarahanmu. aku akan memastikan kalau tak seorangpun menjadi ahli waris." 

Bindusara dgn masih diliputi rasa sesal berkata pada Chanakya, "aku telah melakukan kesalahan besar dgn menjadikan Pangeran Sushima sebagai pewaris, sekarang aku bahkan tdak yakin kalau Pangeran Sushima akan berubah atau tdak dimasa depan." Chanakya menenangkan, "jika keputusan besar harus terhenti hari ini maka pasti ada alasan baliknya. Anda pasti akan mempunyai anak yg akan mengambil alih Dianasti maurya kedepannya. Dia akan menulis sejarah. aku pikir kita harus kosentrasi pada satu hal lagi. Siapapun yg akan menjadi ahli waris, dia akan membutuhkan kepala pasukan yg kuat. jadi kita harus mengumumkan kepala pasukan itu sekarang sehingga kita bisa mulai mendidiknya." Bindusara berkata kalau dia sudah punya pilihan dibenaknya, "dan aku yakin anda akan setuju dgn pilihanku itu, achari." Chanakya mengangkat alisnya dgn penasaran. Bindusara berkata, "Ashoka, aku ingin Ashoka menjadi kepala pasukan." Ashoka tertegun. Pangeran Justin & Ibu Suri Helena mengangkat alis tak percaya. Ratu Noor & Putri Ahankara juga. tapi Pangeran Siamak tersenyum senang. Melihat raut wajah Ashoka, Bindusara bertanya, "apakah kau setuju Ashoka?" Ashoka menjawab kalau dirinya tdak bisa mengambil keputusan tergesa-gesa, "berilah saya sedikit waktu." Bindusara menjawab, "ambilah waktumu, tapi kalau kau tdak setuju maka itu akan menyakiti aku." Ashoka tertunduk. Dharma yg terkejut dgn penunjukan Ashoka terlihat cemas.

Ashoka sedang berjalan dilorong istana ketika Chanakya memanggilnya. Ashoka menoleh. Chanakya bertanya, "kau mencari siapa?" Ashoka menjawab kalau dirinya sedang memikirkan tawaran dari Bindusara, "haruskah aku menjadi kepala pasukan atau tdak?" Chanakya menyahut kalau dirinya berdoa utk Ashoka semoga selalu mendapatkan apa yg dia inginkan. Ashoka memberitahu Chanakya kalau Pangeran Siamak telah melakukan hal yg besar dgn menceritakan hal yg sebenarnya tentang Pangeran Sushima pada Chanakya, "sehingga anda bisa menghentikan samrat karena telah mengambil keputusan yg salah & mengajukan nama Pangeran Siamak sebagai ahli waris. aku yakin, Pangeran Siamak akan menjadi raja yg besar." Chanakya menjawab, bukan begitu. Tapi nasib Magadha yg menentukan siapa yg akan menjadi pewaris samrat Bindusara. Apapun yg akan terjadi dimasa depan akan mempunyai alasan dibelakangnya." Ashoka yg cerdas langsung terpikir, 'apakah anda ingin mengatakan kalau ada orang lain lagi yg dapat menjadi pewaris samrat?" Chanakya tdak menjawab pertanyaan Ashoka, dia mengalihkan pembicaraan dgn mengatakan kalau saat ini dia sedang memikirkan tentang posisi kepala pasukan. Ashoka berkata, "aku telah mengalami banyak ketdakadilan diistana, jadi aku ragu apakah ada gunanya mendapatkan jabatan atau tdak." Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Chanakya mengingatkan Ashoka kalau Bindusara juga tinggal diistana, "dia tdak pernah melakukan ketdakadilan, dgn segala tipu muslihat & perangkap disekelilingnya, dia tdak pernah menyerah pada siapapun. Apakah itu mudah baginya? tapi dia tdak pernah merasa terganggu. Jika kau pikir tentang dirimu sendiri, maka kau akan melarikan diri dari sini tapi jika kau ingin melakukan sesuatu utk negerimu maka kau akan mendapat kesempatan utk menghapus musuh dari tanah ini. Terserah padamu apa pilihan yg kau pilih. jangan lupa bahwa dgn menjadi kepala pasukan, kau akan dapat melindungi ibumu & dirimu sendiri. Apakah kau sudah bicara pada ibumu?"
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Dharma sedang melayani para ratu. Dia sedang menuang air sambil berpikir, "Ashoka telah melakukan pekerjaan yg baik dikompetisi & aku bahkan belum mengucapkan selamat padanya. aku akan menemui dia malam ini." Subhrasi berkata, "maharani Ratu Charumitra pasti sedih sekarang." Agni setuju dgn apa yg dikatakan Chanakya, 'samrat seharusnya tdak terburu-buru dalam menentukan ahli warisnya." Agni menyerigai & berkata dalam hati, "setelah beberapa hari lagi tdak akan ada Dinasti Maurya." Ibu Suri Helena menimpali, "semua keputusan adalah utk kepentingan magadha." Ibu Suri Helena melihat Dharma & bertanya, "apa yg kau lakukan disini?" Dharma memberitahu kalau dirinya hanya berdiri aja. Ibu Suri Helena mengatakan kalau mereka akan mengadakan cara patelia dimana mempelai wanita akan memberikan beberapa bajunya pada dewa yunani, "kau pergilah bersama aginisika utk membawa beberapa bajunya." Dharma mengangguk. Ibu Suri Helena berkata kalau Dharma akan pergi malam ini. Dharma terkejut, "apa?" Ibu Suri Helena dgn curiga bertanya, "apakah kau punya pekerjaan malam ini?" Dharma menjawab dgn cepat, "tdak. Saya akan pergi dgnya." 

Chanakya bertanya pada Ashoka, "tdakkah kau ingin bicara padanya?" Ashoka memberitahu Chanakya kalau dirinya sedang menghukum diri, 'aku tdak akan menemuinya sampai aku menjadi sesuatu.: Chanakya mengingatkan 'samrat telah memilihmu utk menjadi kepala pasukan. Apakah itu tdak cukup? Pergi & temuilah dia!"

Subhrasi melihat Dharma yg tegang. Dia bertanya pada Ibu Suri Helena, "bolehkan aku meminta Dharma tinggal disini sebentar? Dia akan menemani drupat makan." Ibu Suri Helena tdak keberatan. Dharma kemudian tinggal bersama Subhrasi sementara Ibu Suri Helena & Agnisika pergi. Subhrasi menanyai Dharma dgn penuh perhatian, 'apakah kau ingin pergi kesuatu tempat?" Melihat ketegangan Dharma, Subhrasi bertanya, "rasa sakit sepeti apa yg kau simpan dihatimu? aku merasa kau menyembunyikan sesuatu dariku. aku hanya ingin mengatakan jika kau mau kau bisa membagi apapun dgnku & bahkan jika kau tdak mempercayaiku aku baik-baik saja." Dharma menjawab dgn sedikit gugup, "bukan sepetri itu. 15 tahun yg lalu aku menikah dgn seorang pria yg aku cintai” Subhrasi bertanya, "lalu apa yg terjadi?"  Dharma teringat bagaimana Khorasan datang & membakar rumahnya, Dharma terlihat sedih & meneteskan airmata. Subhrasi tersentuh, "cukup. aku tdak akan bertanya lagi. Kau boleh pergi melakukan puja."

Pangeran Siamak sedang menatap semut yg sedang hilir mudik dilantai & didinding. Tiba-tiba sebuah kaki menginjak semut-semut itu. Pangeran Siamak kaget & mengangkat wajahnya. Dia melihat Khorasan berdiri menatapnya.

Iswari bertanya pada Chanakya, "kenapa anda memberikan nama Pangeran Siamak sebagai pewaris, achari?" Chanakya menjelaskan, "belum saatnya utk mengumumkan nama Ashoka, tapi aku harus menghentikan samrat membuat Pangeran Sushima pewarisnya jadi aku memberikan nama Pangeran Siamak."

Khorasan menghampiri Pangeran Siamak & berkata, "achari Chanakya memberikan namamu sebagai pewaris tapi sebanyak yg aku tahu, dia tdak akan membiarkan dirimu menjadi raja." Pangeran Siamak bertanya, "mengapa?"

Chanakya memberitahu Iswari kalau Pangeran Siamak memiliki darah Khorasanai, "dia akan duduk ditahta tapi Khorasan & Ratu Noor yg akan memerintahnya, lalu mereka akan memerintah seperti yg lainnya."

Khorasan menasehati Pangeran Siamak agar menjadi sangat kuat hingga Chanakya tdak bisa mempermainkannya. Khorasan mengeluarkan pisau & mengiris lengan Pangeran Siamak. Pangeran Siamak menjerit kesakitan. Khorasan berkata, "luka ini akan selalu mengingatkanmu apa yg telah aku katakan." Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Pada acara makan malam, Ibu Suri Helena memberitahu Bindusara kalau istana baru hampir selesai dibangun, "kita harus memberi hadiah pada pekerja dari Ujjain sehingga kita bisa mulai persiapan pernikahan." Ratu Charu datang & bertanya pada Bindusara, "anda sepetrinya masih marah pada Pangeran Sushima." Bindusara dgn kesal menjawab kalau dirinya lebih marah pada Ratu Charumitra, "sebagai ibu, kau tdak mengajarinya bagaimana berperilaku." Ratu Charu memberitahu Bindusara kalau Pangeran Sushima akan melakukan bunuh diri, tapi aku mencegahnya. Dia bilang dia tdak akan muncul dihadapanmu sampai dia meminta maaf pada achari Chanakya dgn sepenuh hati." Bindusara berkata dgn dingin, "aku ingin melihat dia melakukan itu."

Khorasan menyuruh Pangeran Siamak duduk disamping samrat. Pangeran Siamak segera berlari menghampiri Bindusara, memberi hormat padanya & lalu duduk disampingnya. Ratu Charu tdak suka melihat itu, tapi tidak bisa protes. Dia hanya bisa berkata dalam hati, "semua bisa memainkan peranannya tapi hanya anakku yg akan menjadi ahli waris. Utk itu, aku harus meredahkan kemarahan samrat dimalam hari." Lalu tanpa pamit, Ratu Charu pergi dari hadapan Bindusara.
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 80

Ashoka seorang diri dikamar. Dia teringat bagaimana Bindusara menawarinya posisi sebagai kepala pasukan. Ashoka berpikir, "bagaimana aku bisa mengambil keputusan tanpa bertanya pada ibu, tapi ibu pasti sibuk diistana." Ashoka membalikan badan & tertegun saat melihat sesosok tubuh memasuki pintu. Ashoka tdak bisa melihatnya karena silau. Dgn waspada dia mengambil tongkat yg ada tak jauh darinya & bersiaga. Tapi ketika sosok itu semakin jelas, Ashoka menjadi terpana hingga tongkatnya terjatuh ketanah, "ma??" Dharma menghampiri Ashoka sambil menangis. Ashoka pun terlihat sedih.