Sinopsis Jodha Akbar Episode 438

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 438, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 437 tentang pangeran salim yang sudah tahu penari itu adalah anarkali dan ia sangat membencinya, sementara itu raja jalal sedang ngobrol dengan pangeran salim bahwa ia memberikn hadiah terbaik buatnya yakni maan bai, padahal ia tidak menyukainya. sementara itu juga anarkali memberikan kata2 yang tidak bisa dilupakan oleh pangeran salim dan membuat pangeran salim menyesali akan perbuatannya. Kali ini admin bagikan lagi episode 438 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada mei 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 438

Pangeran Salim sedang berada dikamarnya & teringat kembali kata-kata Anarkali yg mengatakan bahwa dia dipaksa utk menjadi seorang penari, Pangeran Salim berfikir dalam hati “Mengapa Anarkali mengatakan bahwa akulah yg melakukan semua ini? Apakah dia benar-benar dipaksa? Aku seharusnya tdak mempercayainya, dia itu penipu & aku tdak ingin sesuatu yg buruk terjadi padanya akan tetapi kenapa aku merasa tdak enak padanya sekarang, apa yg terjadi pada diriku ini?”

Malam itu, Haidar sedang berada diteras istana, saat itu dia sedang ngobrol dgn anak buahnya, tak lama kemudian pamannya datang menemuinya “Kelihatannya kau sedang merencanakan sesuatu utk menciptakan permusuhan antara Yg Mulia Raja & Pangeran Salim”, “Rencana ini akan segera mengakhiri hubungan mereka”, “Aku harap kau tdak gagal kali ini” Haidar sangat optimis “Tdak akan pernah, paman! Anarkali adalah penari kesaygan Raja Jalal sekarang, ketika dia dituduh sebagai pencuri kemudian dia pasti akan mengeluh soal Pangeran Salim”, “Bagaimana kalau dia tdak mengeluh soal Pangeran Salim?” Haidar sedikit gelisah memikirkan hal tersebut “Tdak mungkin, kejadian seperti ini pasti akan terjadi, dia sangat peduli pada harga dirinya jadi dia pasti akan membuka mulutnya utk menyerang Pangeran Salim!” Sinopsis Jodha Akbar Episode 438

Raja Jalal sedang berada disidang Dewan Khaas, “Todar, hukum semua pencuri & mintalah pajak dari mereka & jika mereka tetap mencuri, potong saja tangannya!” perintah Raja Jalal “Anak perempuan Rashid yg bernama Anarkali telah dituduh mencuri kalung dipasar, Yg Mulia” semua yg hadir disana terkejut, Pangeran Salim teringat ketika Anarkali mengatakan bahwa dia telah dituduh mencuri, “Sekarang permainan telah dimulai” ujar Haidar dalam hati tak lama kemudian Raja Jalal menyuruh prajuritnya membawa Anarkali keruang sidang.

Saat itu Anarkali & ibunya, Zil Bahar sedang bebenah dirumah mereka yg baru “Nama ayahmu sekarang telah bersih, tapi kita tdak tahu apakah nanti keadaan kita akan berubah atau malah akan membawa kita pada masalah yg lain”, “Semua yg terjadi pada kita selama ini sangat buruk, ibu, Tapi tdak ada yg lebih buruk lagi yg akan terjadi kita sekarang” saat itu Anarkali sedang membuka barang bawaan ayahnya & menemukan pakaian ayahnya, Anarkali langsung menangis begitu melihat pakaian ayahnya “Aku telah mempunyai sebuah rumah sekarang, ayah, Aku juga mempunyai pelayan akan tetapi aku tdak bisa merasakan kebahagiaan ini, semua penderitaanku ini tanpa kau, ayah, Aku tdak ingin tinggal disini” Ibunya membujuk Anarkali “Kalau kau tdak ingin tinggal disini, lebih baik kita segera pergi saja dari sini, Anarkali, tdak ada pernyataan kerajaan manapun yg bisa menghentikan kita, ayoo kita pergi saja”, “Tdak ibu, aku tdak bisa pergi sekarang”, “Akan tetapi kau ingin pergi kan!”, “Aku tdak pernah menginginkan ayah meninggal akan tetapi dia tetap saja meninggal, semua keinginanku tdak ada yg bisa terpenuhi, aku memang ingin pergi akan tetapi aku tdak bisa, ibu” Zil Bahar tahu apa yg dimaksud oleh Anarkali “Semua ini karena Pangeran Salim kan?”, “Tdak ibu, aku melakukan semua ini bukan utk Pangeran Salim akan tetapi utk ayah, dia sekali ini tdak disebut lagi sebagai pengkhianat, jika aku tdak mengikuti pernyataan kerajaan sekarang & meninggalkan semua ini maka aku akan dianggap sebagai seorang pengkhianat, itu lebih berat daripada membersihkan nama ayah, ibu, Aku tdak dapat menghadapinya lagi” tiba-tiba seorang prajurit datang kesana & meminta Anarkali utk datang keruang sidang. Anarkali & Zil Bahar terkejut & saling memandang satu sama lain.

Anarkali hadir didalam ruang sidang Raja Jalal mulai menginterogasinya “Apakah kau mencuri kalung dipasar, Anarkali? Apakah kau ingin mengatakan sesuatu?” dari tempat duduknya Haidar berkata dalam hati “Sekarang dia pasti akan menyebut nama Pangeran Salim”, “Ya, aku ingin mengatakan sesuatu, aku memang mencuri kalung itu, Yg Mulia” Haidar terkejut mendengarnya “Mengapa dia berbohong?” Anarkali mencoba mengatakan sesuatu sambil tertunduk “Ketika sesuatu terbawa dari barang-barang saya maka itu artinya saya telah mencurinya, Yg Mulia”, “Apa yg ingin kau katakan, Anarkali?” Raja Jalal mulai penasaran “Aku tdak mencuri kalung itu, aku tdak tahu siapa yg telah meletakkannya pada barang barangku jadi tdak ada yg bisa dibahas lagi, hukumlah saya karena saya telah mencuri, Yg Mulia” salah satu menteri Raja Jalal yg bernama Shah Abdullah “Jika dia telah menerima kesalahannya maka hukumlah dia, Yg Mulia & ambil kembali gelar penari kerajaan darinya juga, dia tdak pantas menerimanya”, “Ya kau benar!” kata Raja Jalal sambil melempar pedangnya kearah Shah Abdullah, semua yg hadir disana terkejut “Kau telah mencuri pedangku!”, “Mengapa aku harus melakukannya, Yg Mulia?” Raja Jalal berdiri mendekati Shah Abdullah, yg lainnya pun berdiri “Pedangku ada dikau & itu membuktikan bahwa kau telah mencurinya!” Raja Jalal langsung mengambil pedangnya “Hanya aku yg tahu bahwa kau tdak mencuri pedangku akan tetapi kau tdak bisa membuktikannya!” Raja Jalal kemudian duduk disinggasananya kembali “Kadang-kadang kau tahu, bahwa seseorang tdak jadi tertuduh, seseorang yg tdak mengambil hadiahku yg begitu banyak, mengapa dia akan mencuri sesuatu utk benda yg harganya murah? Anarkali tdak mungkin mencuri, dia tdak bersalah” Raja Jalal mencoba mempercayai Anarkali “Anarkali, apakah ada seseorang yg kau curigai?” Anarkali memandang kearah Pangeran Salim yg duduk disebelah Raja Jalal “Tdak ada, Yg Mulia, Mungkin seseorang secara tdak sengaja menaruhnya dibarang bawaanku”, “Segera temukan siapa yg mencuri kalung itu!” tiba-tiba Pangeran Salim berdiri “Anda benar Yg Mulia, aku ingin menyelidiki hal ini & membawa tersangkanya kehadapanmu” Raja Jalal sesaat terkejut sedangkan Anarkali menatap Pangeran Salim tdak percaya “Terima kasih, Yg Mulia, Anda memang Raja yg agung & bijaksana” ujarnya sambil menatap kearah Pangeran Salim & meninggalkan tempat tersebut, Ratu Jodha sendiri berfikir dalam hati “Mengapa Pangeran Salim mengambil tangung jawab ini?” Sinopsis Jodha Akbar Episode 438

Malam itu Pangeran Salim marah pada Haidar “Kenapa kau lakukan semua ini ke Anarkali, Haidar? Mengapa kau tdak menghargainya?”, “Aku melakukan ini semua karena kau yg memintanya bukan?” Haidar berusaha membela diri “Aku tdak memintamu utk membungkuk terlalu rendah kan?”, “Jika kau ingin menghancurkan seorang gadis maka kau harus memfitnah kehormatannya, itulah mengapa aku menuduhnya sebagai seorang pencuri, aku membuat dia menginap satu malam ditempat para penari” Pangeran Salim sangat marah “Kenapa kau tdak bertanya dulu padaku? Aku tdak ingin hidupnya hancur sampai tingkat ini!”, “Kau ingin membunuhku? Aku hanya ingin membalaskan dendammu padanya” Pangeran Salim memperingati Haidar “Ingat satu hal, Haidar! Jangan pernah sakiti dia! Pergilah!” Haidar pun pergi dari hadapan Pangeran Salim dgn menyimpan amarahnya. Sepeninggal Haidar, Pangeran Salim berfikir dalam hati “Mengapa aku merasa tdak enak ke Anarkali, aku ingin balas dendam padanya tapi kenapa aku merasa sedih dgnnya? Apakah aku masih mencintainya bahkan sampai saat ini? Tdak, Aku tdak bisa! Tapi aku harus meminta maaf padanya utk semua ini” tak lama kemudian Pangeran Salim mendatangi rumah Anarkali yg baru “Dimana Anarkali?”, “Saya tdak tahu, pangeran” ujar pelayan yg bertugas disana. Pangeran Salim melihat-lihat rumah baru Anarkali, tiba-tiba Pangeran Salim melihat ada kain kuning yg menjuntai dari sebuah peti milik Anarkali, Pangeran Salim langsung mengambilnya yg ternyata sebuah buntelan, ketika dibukanya Pangeran Salim menemukan surat-surat Anarkali yg ditujukan utk Qutub (pada waktu itu Pangeran Salim yg jadi Qutub), Pangeran Salim lalu membacanya “Qutub, kau mungkin seorang prajurit biasa tapi kau sangat spesial buat aku, aku tahu kau tdak akan membaca surat-surat ini tapi aku ingin mencurahkan perasaanku pada surat-surat ini, aku ingin mengatakan padamu bahwa namaku yg sebenarnya adalah Nadira, aku harus merubahnya karena hidupku juga berubah sekarang, itu semua karena Pangeran Salim, itulah mengapa aku membencinya, kau adalah hidupku sekarang, aku sangat mencintaimu, kau mungkin seorang prajurit biasa tapi bagiku kau adalah Raja & aku ingin menghabiskan seluruh hidupku bersamamu, Anarkali”

Narator: Pada waktu itu, nama Raja Jalal merajai diIndia menjadi Raja nomor satu diIndia, tdak ada musuh yg berani padanya, yg ada hanya peraturan Yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar.
Sinopsis Jodha Akbar Episode 438
Saat itu Raja Jalal sedang merayakan kemenangannya bersama dgn para menterinya, Birbal memuji kebesaran nama Raja Jalal “Sekarang tdak ada yg berani berdiri didepanmu, Yg Mulia”, “Aku sangat bahagia, Birbal” menteri yg lain yg bernama Shah Abdullah juga memberikan pujian ke Raja Jalal “Tdak ada yg bisa bergerak tanpa perintahmu, Yg Mulia” Birbal terkejut “Apa kau mencoba mengatakan bahwa Yg Mulia adalah Tuhan?”, “Mengapa tdak? Dia itu seperti Tuhan kita” ujar Shah Abdullah, sementara menteri yg lain juga memberikan pujian ke Raja Jalal “Yg Mulia Raja juga disebut sebagai baygan Tuhan & rakyatmu juga menyebut Raja sebagai Tuhan”, “Kalian itu punya pemikiran yg berbeda!” Birbal mulai tdak suka namun Raja Jalal segera melerai pertengkaran “Sudah sudah, Tenang, mereka hanya bercanda, Birbal” kemudian Raja Jalal memberikan menterinya minuman, namun Birbal masih tdak suka dgn pernyataan para menteri yg lain, Birbal berbisik ke Tansen “Apakah menurutmu baik bila seseorang dipanggil sebagai Tuhan?”, “Seorang Raja memang seperti Dewa / Tuhan bagi rakyatnya”, “Pengetahuanmu lemah, Tansen!” Todar berusaha menengahi “Aku bisa mengerti masalahmu, orang seperti Shah Abdullah memang sebaiknya tdak boleh ada disekitar Yg Mulia” tiba-tiba Raja Jalal berdiri & mengangkat gelasnya “Aku telah memiliki semuanya sekarang, kekuasaan, tahta, ketenaran, apapun keinginanku akan menjadi kenyataan, aku diatas semuanya!” semua yg hadir disana mengelu-elu kan namanya “Yaa aku telah mengatakan bahwa kau adalah Tuhannya rakyatmu, apa yg Tuhan bisa lakukan, bisa kau lakukan juga! Kau adalah penguasa segalanya!” kembali mereka mengelu-elukan nama Raja Jalal, Raja Jalal tersenyum senang, sementara Birbal masih merasa khawatir “Mereka telah memenuhi telinga Yg Mulia Raja dgn kata-kata yg salah” bisik Birbal ke Todar Mal.