Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 89 - Sukanya sedang di goda oleh kakak-kakak iparnya karena akan menikah & pergi kerumah mertua sehingga tak punya waktu utk mereka lagi. Sukanya tertunduk malu. Jodha datang. Sukanya senang melihatnya & menyapa, "Jodha, kau darimana?" Salah satu kakak ipar Sukanya menegurnya, "itu pertanyaan yg tdak sopan, Sukanya."
Kakak ipar satu lagi menimpali, "... jodha baru pertama kesini bersama suaminya setelah menikah, aku yakin dia bersamanya. Benarkan Jodha?" Jodha jadi salah tingkah mendengarnya. Sukanya bertanya, "kakak, ku pergi ke kuil dewi kali kan? bagaimana kunjungannya?" Jodha tersenyum & menjawab, "aku merasa sangat tenang, aku berhasil memenuhi sumpahku." Sukanya bertanya, "sumpah apa?" Pelayan datang memberitahu kalau ratu mainawati memanggil kakak-kakak ipar Sukanya. kakak ipar berkata pada Sukanya, "kami pergi dulu, Sukanya. Ibu memanggil. Kau bisa bertanya pada Jodha apa yg ingin kau ketahui." lalu mereka pergi meninggalkan Jodha & Sukanya.
Sukanya segera menghampiri Jodha memegang tangannya & berkata, "kakak.." Jodha bertanya, "bagaimana perasaanmu? kau akan memulai hubungan yg baru. " Sukanya mengatakan kalau dirinya sangat takut. Jodha bertanya kenapa takut? dgn sedikit gugup Sukanya bertanya pada Jodha apakah dia boleh bertanya sesuatu? Sukanya berkata, "kakak, aku tidak..." Melihat Sukanya gugup, Jodha bertanya, "Ada apa sukanya? kenapa kau terlihat gugup?"
Sukanya melihat ke belakang Jodha, kearah pintu. Jodha ikut-ikutan menoleh. Sukanya berkata, "kakak, kau sudah menikah, aku yakin kau tahu segalanya. Aku tak tahu apapun. Aku bahkan belum pernah bertemu calon suamiku. Aku tak tahu apa yg harus kulakukan setelah menikah, apa yg harus kami bicarakan. Apa yg harus kulakukan jika dia mendekatiku utk yg pertama kali. Aku tak tahu apapun, Jodha. kakak ipar bilang kau akan menjawab semua pertanyaanku." Jodha tertawa mendengarnya. Sukanya bengong & bertanya kenapa Jodha tertawa? Jodha sambil menahan tawa menjawab, "karena ini lucu. Aku cemas, ku pikir kau gugup karena hal yg serius. Ayo ikutlah aku..." Jodha membawa Sukanya kedepan cermin. Jodha berkata, "lihatlah dirimu dicermin, kau cantik sekali. Kau telihat sangat polos. Semua pria yg memandang mu akan jatuh cinta padamu. Semua orang di keluarga suamimu akan menyayangimu & kau akan mempelajari semuanya."
Sukanya balik memuji Jodha, "kau lebih cantik dariku, kau bahkan terlihat lebih polos dariku. Aku yakin kakak ipar langsung jatuh cinta padamu pada pandangan pertama." Jodha terlihat jengah, & coba mengalihkan pembicaraan, "Suknaya, ini adalah pernikahanmu, bersiaplah, kita bisa terlambat." Sukanya menahan Jodha, "kenapa kau mencoba menghindar dari percakapa ini? Kau tak perlu malu di depanku. Suamimu sangat mencintaimu kan? Itulah sebabnya, meski dia bangsa mughal, tapi dia tetap menemanimu ke kuil. Beritahu aku, apa yg harus kulakukan utk membuat suamiku senang? Apa yg harus kulakukan utk membuat dia semakin mencintaiku?" Jodha dgn perasaan jengah berkata, "Sukanya, aku tak tahu soal itu." Sukanya kaget, "apa?" Jodha menjelaskan, "Ya. Aku tak bisa menjawab pertanyaanmu." Sukanya tertegun & bertanya, "apa itu artinya, kau & raja belum...." Keduanya saling memandang,
Sukanya dgn rasa tak percaya, Jodha dgn rasa jengah. Jodha mengatakan, "Sukanya, ada hubungan tertentu yg berbeda. Hubungan kami sangat rumit. Mungkin takdir yg menyatukan dua insan. Tapi sebuah hubungan akan bertahan jika kedua insan itu cocok. Kau akan menikahi keturunan rajput, budaya & sifat mereka mirip seperti kita. Kau tdak akan menghadapi masalah. Bagaimanapun juga, raja & aku menganut agama yg berbeda. Itulah sebabnya sifat & pandangan kami sangat berbeda satu sama lain. Lagi pula aku belum lama menikah dgn dia. " Sukanya berkata, "kakak, aku tak tahu butuh berapa lama bagi kedua insan menjadi akrab, tapi aku percaya sepenuhnya padamu. Aku yakin, jika kita bertemu kau pasti sudah bisa memnjawab pertanyaanku itu." Jodha mengelus pipi Sukanya penuh kasih danj berkata, "dan aku yakin, kau sekarang sudah dewasa. Aku yakin kau tahu tak ada yg boleh tahu tentang apa yg kita bicarakan." Sukanya berjanji kalau dia tak akan bilang pada siapapun. Lalu keduanya berpelukan penuh rasa haru.
Jalal menghampiri gajah kesayangannya. Dia menyapa gajah itu seolah-olah si gajah sahabatnya & mengerti kata-katanya. Adham mengamatinya dari balik pepohonan dgn tatapan licik. Jalal berbicara dgn gajah, mengatakan kalau dia terlihat sedikit lemah. Das mengatakan kalau gajah ini sepertinya menyukai Jalal, bahkan Jalal sendiri sepertinya menyukai gajah ini. jalal berkata, "dia sangat menyayangiku. Hidupku berubah sejak dia datang." Jalal teringat ketika dia pertama kali memiliki gajah itu, dia langsung jatuh cinta padanya. Seseorang pernah mengatakan kalau Jalal sangat menyukai hewan. jalal muda menjawab kalau hewan berbeda dgn manusia, tak ada yg bisa menandingi kesetiaan mereka. jalal tersenyum mengingat kenangan itu.
Narator berkata kalau kata orang, orang hebat selalu mempunyai pikiran yg sama. & itu benar jika menyangkut Jalal & Pratap. rajkumar pratap & raja Jalal mempunyai kepribadian yg berbeda, tempat lahir berbeda, budaya & pendidikan yg berbeda. Tapi dalam hal tertentu mereka mempunyai persamaan, mereka sama-sama menyukai hewan.
Di tempat lain, di waktu bersamaan, Pratap sedang memberi makan kuda putih kesayangannya. Didepan menterinya Pratap berkata, "hewan tdak mengerti bahasa manusia, itu sebabnya mereka tdak bisa bersumpah & berjanji seperti kita. Tapi mereka selalu mendampingi pemiliknya apapun yg terjadi. Aku sangat menyukai kuda ini, dia mengerti yg kukatakan, aku bisa bercerita apapun padanya. Di adalah teman bagi teman-temanku, dia musuh yg di takuti oleh musuh ku." Seorang menteri memancing pratap dgn berkata, "kuharap dia bisa menyerang musuh seperti dirimu. Tempo hari kau berhadapan dgn Jalal.." Pratap memotong kata-kata meteri itu, "itu perlu.
Guru mengajariku agar aku mengenal musuhku dgn baik. Saat kau melihat mata seseorang kau akan tahu kekuatannya. Tapi sulit utk memahami manusia." Menteri menyahut, "aku paham. Tapi menurutku itu bodoh, melewatkan kesempatan seperti itu. "Pratap berkata dgn tegas kalau dia belum menyerang Jalal karena dia di sini sebagai tamu, "Saat dia menantangku sebagai musuh, aku akan memberi dia pelajaran. Saat raja Rajput bersatu, tak akan ada musuh yg bisa mempertahankan dinastinya, bahkan bangsa mughal sekalipun."
Adham masuk kekamarnya dalam keadaan sedikit mabuk. Dia melihat seorang wanita berpakaian rajvanshi dari belakang. Adham menduga itu pelayan. & karena ada di ruangannya, maka dia bisa melakukan apapun padanya. Adham memeliuk wanita itu dari belakang & berkata, "habiskan malam ini bersamaku sayang. Aku akan membayarmu, apapun yg kau inginkan sebagai imbalannya. Aku akanmemberimu emas yg sangat banyak." Javeda terlihat sangat senang. dia membalikan badan.
Adham terkejut sekali, moodnya langsung hilang. dgn polos Javeda berkata, "Ya allah, kau sangat mencintaiku. Ini pertama kalinya kau utarakan cintamu padaku. Kurasa, kita harus sering meluangkan waktu keluar dari agra. Kita bisa menghabiskan waktu bersama ketika kau sedang tdak bekerja.." Adham tertawa miring & bertanya, "itu benar, tapi kenapa kau berpakaian seperti ini?" Javeda bertanya, "kenapa kau terkejut? Apakah kau mengira aku seorang pelayan?" Adham sambil tertawa menjawab, "ya. Aku kira..." javeda terkejut, "ya Allah, apakah begini kau memperlakukan pelayan? Apakah sikapmu terhadap mereka sama seperti padaku? Aku kesal sekali. Aku akan beritahu ibu soal ini." Javeda bermaksud melangkah pergi, tapi Adham menarik tanganya & berkata, "aku tdak mengira kau orang lain. Aku tahu itu adalah kau Javeda, aku hanya bercanda." Javeda tetawa senang, "aku kira..."
Adham menyerobot kata-kata Javeda, "...aku memperlakukanmu seperti pelayan?" javeda menyuruh Adham melupakan hal itu, "apa kau bilang tadi kau ingin menghabiskan malam bersamaku?" Adham terlihat bingung & mengalihkan pembicaraan. Dia bertanya siapa yg memberinya baju ini?" Javeda menjawab, "dadisa." Adham bertanya, "siapa?" javeda memberitahu Adham kalau yg meberi dia baju iniadalah dadisa, neneknya Jodha, "dadisa bilang padaku, kalau aku cocok memakai baju ini. & dia benar, saat kau melihatku, kau tertarik padaku." Adham tertawa terbaha-bahak.
Jalal sedang duduk di ranjang sambil mengelus keningnya dgn ujung pisau ~dalam sarungnya~ ketika Jodha datang. Jalal melihat Jodha & berkata, "ayo, tanyalah!" Jodha heran, "bagaimana kau bisa tahu kalau aku datang utk menanyakan sesuatu?" Jalal menyahut, "aku sudah mengenalmu dgn baik, Jodha. Kau menemuiku hanya utk mengeluh atau bertanya. Katakan!" Jodha mengajukan pertanyaanya, "yang mulia, akibat kau ke kuil hari ini, bangsa mughal akan mengecammu. Mereka tdak akan setuju dgn apa yg kau lakukan hari ini." Jalal balik bertanya, "apakah ada yg memberitahumu kalau mereka tdak setuju dgn tindakanku?"
Jodha menjawab, "tidak". Kata Jalal, "kalau begitu, tak perlu cemas. tak kan ada yg tanya padamu soal apa yg telah kulakukan." Jodha berpikir apakah maham angga cerita semuanya pada Jalal? Tiba-tiba telinga Jodha menangkap suara yg mencurigakan. Dia segera naik ketempat tidur mendekati Jalal. Jalal menatapnya dgn heran. Jodha mengambil pisau Jalal & menghunus di depan dadanya dgn siaga. Jodha terlihat tegang. Jalal yg tdak tahu apa maksud Jodha ikut menatap kearah yg di lihat Jodha dgn tatapn ingin tahu. Jalal bertanya,"ada apa Jodha?" Jodha memberinya isyarat agar bicara pelan. dgn suara pelan, Jalal mengulang pertanyaanya, "ada apa ratu Johda?" Jodha berkata, "kurasa ada seseorang diluar ruangan ini." Jodha menyerahkan pisau pada Jalal & memberi isyarat dgn mata agar Jalal memeriksanya.
Dengan penasaran, Jalal mengambil pisau itu & turun dari tempat tidur, lalu melangkah ke arah yg di tunjuk Jodha. Jalal memeriksa keluar, Jodha bertanya, "siapa dia?" jalal menjawab kalau serombongan pasukan Amer sedang menyerangnya. Jodha segera berlari keluar. Jalal sedang bicara dgn anak-anak perempuan. jalal berkata, "kurasa aku sudah pernah bertemu kalian semua." Seorang anak menjawab, "ya. Anda bertemu kami saat anda kesini utk menikah dgn kakak Jodha. Saat itu anda memberi kami hadiah & manisan yg sangat banyak." Anak satu lagi berkata, "kali ini pernikahan putri sukanya, apakah kali ini anda akan berikan kami hadiah juga?" Jalal menyahut, "tentu saja. Aku akan berikan hadiah apapun yg kalian inginkan. ~jalal mencubit pipi anak perempuan yg paling kecil~ & kau, apa yg kau inginkan?" Si anak menjawab, "aku kesini utk melihatmu, aku dengar kau orang yg pemberani & juga tampan."
Jalal tertawa senang. Jodha membuang muka & melirik Jalal. Jalal segera menarik tangan anak-anak itu & mengajaknya duduk di tempat tidur. Jodha duduk di sudut tempat tidur, dia berhadap-hadapan dgn Jalal. Anak-anak duduk di ranjang bersama Jalal dgn santainya. Jalal berkata, "aku akan memberi kalian hadiah yg sangat banyak, tapi sebelum itu aku akan ceritakan sebuah kisah pada kalian. Kisah tentang seorang putri yg pemarah." Jalal melirik Jodha. Jodha yg merasa tersindir mengangkat wajahnya menatap jalal dgn tatapan tak terima. Anak-anak mendaulat Jalal utk segera bercerita. Jalal menceritakan bahwa suatu hari hidup seorang putri, dia mudah sekali marah. Dia membenci warna hijau. Suatu hari putri bertemu sang raja yg sangat baik & menawan. Jodha protes, "itu tdak benar!" Jalal menatap Jodha & berkata, "ratu Jodha apakah kau pernah mendengar kisah ini? Kurasa kau yg harus melanjutkan kisah ini"
Jodha dgn jengah mengatakan kalau dia tak pernah mendengarnya. Anak-anak mendaulat Jodha utk bercerita. Jodha menatap anak-anak dgn salah tingkah. Jalal tertawa penuh kemenangan. jalal melanjutan ceritanya. Katanya, "kemudia putri yg mudah marah itu menikah dgn sang raja yg baik & menawan itu. lalu... ~Jodha menanti kelanjutan kata-kata Jalal, jalal menatap Jodha~ lalu putri yg kejam itu membuat hidup sang raja menderita. Dia merenggut semua kebahagiaan sang raja, dia sering mengeluh & bertengkar, dia pernah melompat ke danau. Bahkan dia pernah membuat sang raja melawan harimau.." Jodha tertawa lepas, Jalal menatap Jodha terpesona, dia ikut tertawa. Tapi bukan Jalal kalau tdak bisa membuat Jodha geram. Sambil mendengarkan tawa Jodha, Jalal berkata pada anak-anak, "coba dengar, apa kalian bisa mendengar suara sang putri?"
Seorang anak berkata kalau suara sang putri seperti malaikat. Tapi Jalal membantahnya, menyuruh anak-anak mendengarkan dgn benar & berkata kalau suara sang putri seperti suara penyihir. Jodha langsung diam & menatap Jalal dgn kesal. Jalal tersenyum senang. jalal melanjutkan ceritanya lagi hingga anak-anak tertidur semuanya. Menawati datang ke kamar jalal & terkejut melihat anak-anak tidur dalam pelukan Jalal. Menawati bermaksud menyuruh anak-anak bangun & pindah kamar. Tapi Jalal melarangnya, dia tdak keberatan tidur dgn anak-anak. Menawati bertanya, bagaimana mereka akan tidur kalau ada anak-anak. jalal berkata dia tdak masalah. Tapi kalau Jodha keberatan, dia menyuruh Jodha pindah kekamar lain. Jodha menjawab kalau dirinya tdak masalah. Akhirnya menawati pergi & membiarkan anak-anak tidur dgn Jalal. Jodha bangkit & membenahi selimut jalal sambil berkata, "kau harus bersitirahat yg cukup, jika kesehatanmu terganggu, ayah akan sangat kuatir." jalal tersenyum & berkata, "kau masih kuatir dgn ayahmu, bukan tentang aku."
Jalal & Maan singh sedang berlatih memanah di lapangan. Jalal memberi saran pada Maan Singh tentang cara menggunakan senjata. jalal berkata, "kau harus menganggap senjata sebagai bagian dari tubuhmu. Senjata itu akan mengikuti pikiranmu, begitu juga dgn tanganmu. dgn cara itu kau akan bisa melepaskan anak panah tepat pada sasarannya. Kau boleh membidik sekarang." Maan singh segera bersiap-siap membidik sasaran, & ketika anak panah di lepaskan tepat mengenai target. Maan singh senang. Jalal juga melepaskan anak panahnya, & tepat mengenai sasaran. kali ini anak-anak yg melihatnya bertepuk tangan. Jalal memanggil anak-anak agar mendekat. Seorang anak berkata memuji Jalal, "apakah kau tahu, kau semakin terlihat tampan setiap hari. kau seperti raja dalam kisah itu. jalal mengucapkan terima kasih.
Dari dalam istana, Jodha keluar di temani oleh pelayannya. Mereka sedang membicarakan Maham Angga. Jodha melihat jalal sedang berbicara dgn anak-anak di tempat latihan. Anak yg pling kecil meminta Jalal agar mengajarinya cara memanah. Jalal tdak keberatan. Jodha bertanya apa yg dilakukan anak-anak di lapangan. Saat itu Jalal sedang mengajari anak yg paling kecil cara memegang busur & melepaskan target. Maan singh berkata kalau busur lebih tinggi dari dirinya, & menyuruhnya pergi dari lapangan & tdak mengganggu jalal. Tapi Jalal berkata tdak apa-apa. Dia senang menghabiskan waktu bersama anak-anak. Das yg melihat keakraban jalal & anak-anak berkata pada Maan singh, "raja tdak sekejam seperti rumor yg beredar." Maan mengiyakan & berkata kalau orang-orang yg meciptakan kabar itu terlalu melebih-lebihkan. Jodha melihat Jalal mengajari anak-anak memanah. Dia segera meyuruh pelayannya utk pergi duluan, nanti dia akan menyusul sambil membawa anak-anak pergi dari tempat latihan. Jodha bergegas menghampiri Jalal.
Jodha menegur Jalal karena mengajari anak yg belum cukup umur memanah, mereka bia terluka. jalal berkata kalau dia hanya menuruti keinginan anak-anak. Jodha berkata kalau anak-anak masih terlalu muda utk memahami bahaya, "kalau mereka di bebaskan, mereka semua bisa menunggangi kuda & pergi dari sini." jalal tertawa. Das yg mendengar kata-kata Jodha menyahutinya, "semua orang di larang mengatakan ini. Kau sendiri tdak pernah betah berada di istana ini." Jalal menatap Jodha yg langsung terdiam mendengar kata-kata Das.
Maan singh menimpali, "apakah anda tahu yg mulia? Bibi Jodha dulu sering melanggar peraturan, dia selalu menunggangi kuda kalau ada kesempatan. Prajurit kami harus mengejarnya & membawanya kembali. Dia terkenal sering membelot." Jodha menegur maan singh, "Maan singh, kau lebih muda dari aku, kau tdak boleh membahas hal ini dgn orang lain." Maan singh mendekati Jalal & berbisik di telinganya, "lihat itu yg mulia, bibi Jodha suka mendominasi." jalal tertawa & setuju, "aku tahu itu , maan singh." Melihat itu Jodha menatap maan singh dgn geram. Anak-anak memberitahu Jalal kalau Jodha sangat pandai memanah. jalal berkata, "benar? Aku tdak tahu dia punya bakat ini. ~bertanya pada Jodha~ apakah itu benar, ratu Jodha?"
Das yg menjawab, "benar yg mulia. Jodha biasa bangun sebelum fajar & datang kesini utk berlatih seni perang. Dia sangat ahli menggunakan pedang, juga memanah." Jalal berkata kalau dia sudah tahu Jodha pandai main pedang, tapi dia tdak tahu kalau Jodha juga pandai memanah. Das menyuruh Jodha menunjukan keahlian memanahnya pada Jalal. jalal menyuruh anak-anak pergi, juga maan singh. Jalal memberikan busur pada Jodha yg ragu-ragu menerimanya. Jalal juga memberinya sebuah anak panah.
Jodha menatap anak panah itu tapi tdak memgambilnya. Dia berjalan ketempat penyimpanan anak panah & mengambil 3 buah. Jodha bersiap-siap membidikan anak panahnya. Ketika tali busur di lepas, anak panah meluncur tepat pada sasaran. Anak-anak bertepuk tangan. Jodha terlihat puas. Jalal tersenyum kagum & berkata, "Masyaallah, bagus sekali. kau sangat berbakat, ratu Jodha. Bermain catur, menggunakan pedang, ahli membidik atau berperang. Kau benar-benar mahir & kejam." Jodha dgn pedas membalas kata-kata Jalal, "kau juga mahir, saat memberi perintah utk menyiksa orang, mahir melecehkan orang & keras kepala." Setelah berkata begitu, jodha berbalik hendak melangkah pergi, tapi busurnya terbawa. Jodha membalikkan badan & memberikan busur itu pada Jalal baru kemudian pergi. jalal menatap kepergian Jodha sambil tersenyum & berkata, "tidak memahami seseorang sepertinya salah satu keahliannya juga. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 90