Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 122 - Pagi harinya di pengadilan, Tasneem hadir di dampingi ibunya. Tasneem & ibunya segera berdiri di depan Jalal yg sedari tadi sudah berdiri menunggu kedatangannya. Ruqaiya berkata pada Tasneem, "Tasneem, tidak perlu takut. yg mulia ingin bicara denganmu, katakan dgn jujur & jawab pertanyaanya." dgn polos Tasneem bertanya, "bukankah orang tuaku sudah bicara dgn yg Mulia?"
Jalal dgn lembut & ramah menjawab, "benar. Tapi aku ingin bicara denganmu." Maham angga juga berkata pada Tasneem, "Tasneem, yg Mulia ada di sini, kau tak perlu takut. Jawab pertanyaannya & jangan ragu." Jalal tersenyum & bertanya apa arti dari sebuah pernikahan menurut Tasneem. Tasneem menjawab, "ketika penghulu bertanya pada kita, kita mengatakan "ya / setuju' itulah pernikahan." Semua yg hadir agak tercengang mendengar jawaban polos Tasneem. Jalal terlihat sedikit memutar bola matanya, tak percaya dgn jawaban polos tasneem. Tanya Jalal lagi, "apalagi?" Tasneem menjawab, "kita memakai gaun yg baru & kita makan hidangan yg disajikan di pernikahan." lagi-lagi semua tercengang akan pemikiran tasneem. Kali ini, Maham yg memutar bola matanya dgn tak percaya. Jalal terlihat binggung sendiri, tapi dia tetap bertanya, "apakah kau ingin menikah?"
Maham menjadi cemas, yg lain menunggu dgn rasa ingin tahu. Tasneem menjawab, "ya." Maham tersenyum senang. yg lain menjadi heran & penasaran, Jodha berkata, "kau bicara tentang perayaan pernikahan, Tasneem. Kau tahu apa yg terjadi setelah kau menikah?" Tasneem menjawab, "seorang istri akan memakai gaun yg bagus setelah dia menikah. & aku akan tinggal di istana yg besar." Ruqaiya & Jodha terlihat prihatin dgn pemikiran Tasneem. Jalal tersenyum, "apakah menurutmu pernikahan seperti itu?" Tasnem menjawab, "ya." Jalal tidak berkata apa-apa lagi, dia mengizinkan Tasneem utk pergi. Tasneem & ibunya memberi salam lalu pergi meninggalkan ruang sidang. Ruqaiya berkata pada Jalal, "semoga anda mendapat jawaban, yg Mulia. Aku harap anda paham mengapa dia ingin menikah." Jalal terdiam.
Jalal berdiri di depan kisi-kisi jendela, dia terlihat sedang berpikir keras. Jawaban Tasneem di pernikahan tentang arti pernikahan menggangu pikiran Jalal. Terutama saat jalal bertanya apakah Tasneem ingin menikah, & Tasneem menjawab 'ya'.
Di kamarnya, Jodha sedang uring-uringan di depan Moti. Jodha sama sekali tidak mengerti kenapa Tasneem setuju utk menikah, "aku yakin dia dipaksa oleh orang tuanya. Kau ingat tempo hari? Dia sembunyi di belakangku saat melihat Adham khan. Lalu sekarang kenapa dia memberikan persetujuan atas pernikahan ini? Apa dia takut dgn adham khan? Aku yakin dia telah di manipulasi"
Di kamarnya, Jalal masih berpikir keras. Di depan Jodha , Moti berkata, "apapun alasanya Jodha, Tasneem sudah setuju utk menikah dgn Adham Khan di depan yg Mulia. Kurasa sekarang kita tak bisa menghentikan pernikahan ini." Jodha berkata kalau dirinya juga menkhawatirkan hal yg sama, "pernikahan ini bisa merusak masa depan seorang gadis kecil yg tak berdosa. Sekarang masa depannya tergantung pada keputusan yg Mulia. Aku harap dia mempertimbangkan fakta yg ada dgn baik, kemudian membuat kesimpulan."
Di kampungnya, Tasneem sedang berjalan ketika temannya yg sedang bermain dgn anak-anak sebaya memanggil Tasneem & mengajaknya bermain. Tapi Tasneem menolak, "tidak Resma, aku tidak bisa." Resma menghampiri Tasneem dari balik pagar & bertanya, "kenapa? Ayo kita bermain. ~Resma melihat air mata dipipi Tasneem.~ Mengapa kau menangis? Ibu bilang, anak gadis menangis jika dia akan berpisah dgn keluarganya setelah dia menikah, tapi tidak sebelum itu." Tasnem dgn sedih berkata, "aku akan tambah menangis jika kau menyinggung soal pernikahan." Resma berkata, "ibumu berjanji padaku akan memberikan gaun baru saat pernikahanmu."
Mendengar kata-kata Resma, Tasneem semakin sedih. Tiba-tiba terdengar suara penjual gelang menawarkan dagangannya, "gelang..gelang, jual gelang!" Resma memanggil penjual gelang itu. Penjual gelang yg tampan & ramah itupun mendekat. Taukah anda siapa pejual gelang itu? Yup! dia adalah Yang Mulia kita, Jalaluddin Muhammad. Jalal dgn ramah bertanya pada Resma, "apa yg kau inginkan?" Resma menjawab kalau temannya akan menikah, "boleh kau tunjukkan gelang untuknya?" Resma menunjuk Tasneem. Tapi Tasneem yg sedang menangis sedih, tanpa berkata apa-apa langsung pergi dari depan Resma. Jalal mengawasi Tasnem. Tapi kemudian pada Resma jalal berkata, "ya, aku sudah dengar seseorang dari desamu akan menikah. Itulah sebabnya aku datang kesini membawa gelang yg penuh warna."
Ibunya sedang menunggu Tasneem di depan rumahnya. Melihat Tasnem, ibunya menegur, "Tasneem, kau dari mana? Kenapa kau terlambat?" Penjual gelang tiba di rumah Tasneem. Ibunya Tasneem memanggilnya. Jalal dgn senang hati datang ke rumah Tasneem. Ibunya tasneem membawa Jalal masuk kerumahnya. Jalal segera mengelar dagangannya dgn senang hati. Ibunya Tasneem bertanya berapa harganya. Jalal menjawab dgn ramah, "tak usah kuatir soal harga, pilih saja."
Ibunya tasneem menanyakan gelang utk pernikahan. Jalal menunjukannya tapi dgn terlebih dahulu memberitahu ibunya tasneem kalau harganya mahal. Ibunya tasneem berkata kalau dia tak peduli dgn harganya, "jangan berpikir kalau kami miskin. Sebentar lagi kami akan menjadi kerabat Adham khan. Tunjukkan gelangnya meski itu mahal." Jalal menujukan gelang mahal yg di pajang di tempat terpisah. Mata ibunya Tasneem berbinar melihat gelang-gelang itu."walaaah, indah sekali. Seperti yg di pakai para ratu." Jalal menyahut, "ya. Bahkan ratu menyukai rancanganku." Ibunya Tasneem menyela, "cukup! Cukup! Behentilah membohongi kami. & tunjukan gelang yg bagus utk putriku." Ayahnya Tasneem yg pemabuk, bangkit dari berbaringya & berkata dgn setengah mabuk, "Aku akan menjadi penjaga benteng setelah tasneem menikah. & aku akan mendapatkan minuman sebanyak mungkin, semua berkat Adham Khan. Panjang umur Adham Khan!"
Jalal terpana mendengar kata-kata ayah Tasnem. Ibunya Tasneem menegur Jalal yg bengong, menyuruhnya mengeluarkan gelangnya. Tasnem berteriak sambil memangis, "aku tidak ingin gelangnya, aku tak ingin menikah. Adham khan orang jahat!" Ibunya Tasneem membujuk Tasneem, "diamlah nak, & coba gelangnya." Tasnem menolak, "kubilang aku tak mau menikah!" Ayahnya Tasneem berdiri & menampar Tasneem. Jalal sampai berdiri karena kaget melihat perlakukan ayah Tasneem. Tasneem menangis sambil memegang pipinya yg bekas di tampar ayahnya. Ayahnya tasnem berkata, "diam! Beraninya kau menolak utk menikah. Kau mau merusak hidup kami? Kau harus mematuhi perintah kami. Adham Khan sudah menjanjikanku sebagai penjaga benteng." Ibunya Tasneem menimpali, "kita sudah setuju utk menikah di depan yg mulia. Kami tak peduli dgn keinginanmu. Kau harus ingat itu!" Tasneem di sela-sela tangisnya menyahut, "aku setuju karena ibu memaksaku."
Ibunya Tasneem membentak, menyuruh Tasneem diam. Melihat itu Jalal menegur, "mengapa kau memukul anak kecil? Mengapa kau memaksanya menikah menentang keinginannya?" Ayahnya Tasneem segera menghampiri Jalal & mencengkeram leher bajunya, "siapa kau berani ikut campur? Kau tidak kenal aku? ~Jalal sangat marah, tapi karena tidak ingin penyamarannya terbongkar. dia melampiaskan emosinya dgn meremas gelang yg masih terpegang di tangannya~ Lakukan saja pekerjaanmu & pergi dari sini." Jalal menjawab kalau dia tak mau menjual gelang pada ayah tasneem. Ayah tasneem berkata, "masih banyak penjual gelang di desa ini. Jika aku melihatmu lagi, aku akan menghajarmu. Aku yg putuskan putriku menikah atau tidak. Kau bukan ulama yg berhak komentar soal pernikahan putriku. Keluar! Ambil barang daganganmu & keluar dari sini. Kau pikir siapa dirimu!" dgn kemarahan yg di tahan, Jalal mengambil dagangannya & keluar dari rumah Tasneem.
Jalal dalam perjalanan kembali ke istana ketika dia melihat iring-iringan tandu pengantin lewat di depannya. Jalal berhenti. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat seorang lelaki setengah baya menikahi gadis kecil yg masih sangat di bawah umur. Bahkan Jalal mendengar ketika si anak sambil menangis mengatakan kalau mainannya tertinggal di rumahnya. Si ayah malah membentak anaknya & menyuruhnya diam. Si anak protes dgn mengatakan kalau dia tak ingin menikah. Si ayah membentak agar anaknya menurut saja & jangan keras kepala. Jalal dgn geram campur prihatin berpikir, "apakah seperti ini keadaan di kerajaanku? Gadis di bawah umur di paksa utk menikah dgn lelaki tua? Mereka masih terlalu polos utk memahami pernikahan. Ratu Jodha benar. Aku harus bertindak! Hukum di buat demi kesejahteraan rakyat. & hukum tak boleh merusak masa depan seseorang. Ini keputusan yg sulit. Satu sisi ada harga diri wanita, di sisi lain adalah adat lama. Aku harus buat keputusan yg tepat."
Jalal kembali ke istana & telah berpakaian rapi layaknya seorang Raja. Saat melewati taman, dia mendengar dua orang tukang kebun sedang berdebat. Tukang kebun mengatakan kalau seorang ratu memerintahkan dirinya utk memindahkan bunga itu. Tukang kebun lain berkata, "ini adalah tumbuhan, salah satu makhluk hidup. Ini bukan benda yg dapat kupindahkan seenaknya. Jika kau pindahkan sebelum tumbuh, akarnya akan sayup, & tumbuhan itu takkan bisa bertahan di manapun. Aku bisa memindahkannya setelah tumbuhan ini tumbuh."
Karena terlalu asyik berdebat, kedua tukang kebun itu tidak melihat Jalal berdiri di belakang mereka. Begitu tahu ada Jalal, keduanya segera bergegas berdiri & memberi salam & meminta maaf karena tidak menyadari keberadaan Jalal. Jalal hanya mengangguk. Kedua tukang kebun kemudian pergi. Jalal masih berdiri di tempatnya memikirkan kata-kata tukang kebun tadi. Dia menatap tanaman mawar yg baru tumbuh itu, mendekatinya & jongkok di sampingnya. Dia memadang tanaman itu dgn rasa tertarik. Atgah yg datang menemuinya merasa heran dgn apa yg dilakukan Jalal tapi tidak bertanya, dia hanya memberi salam. Melihat Atgah, Jalal segera berdiri & bertanya, "apakah ada yg menyadari kalau aku tidak ada di istana?" Atgah menjawab, "tidak, tuan. Anda kembali tepat pada waktunya." Jalal memberitahu Atgah kalau kerajaan harus segera di selamatkan. Atgah berkata kalau dia tidak mengerti. Jalal melangkah pergi, atgah mengikutinya.
Sambil berjalan Jalal berkata, "Atgah shahab, aku mendengar tukang kebun mengatakan kalau tanaman akan mati jika di cabut akarnya & memindahkannya sebelum pohon itu tumbuh." Atgah membenarkan, "dia benar. Semua butuh waktu. Segala sesuatu yg tumbuh secara prematur tidak akan menguntungkan." Jalal berkata, "inilah bagian yg menyedihkan. Kita membicarakan tanaman, bukan manusia. Bagaimana dgn gadis kecil itu yg menikah sebelum mereka dewasa? Peristiwa di pasar itu mengejutkan aku, saat aku kembali dari rumah Tasneem, ada upacara pernikahan yg terjadi pada anak kecil. Suaminya bahkan lebih tua dariku." Atgah menyahut, "aku mengerti maksud anda. Pernikahan dini itu tidak baik bagi umat manusia. Tapi ini adalah sebuah tradisi. Orang menganggap seorang gadis bisa beradaptasi di rumah suaminya jika dia melakukan pernikahan dini. Tradisi ini sudah lama di ikuti. Seringkali, anak-anak ini sulit utk memahami arti dari sebuah pernikahan. Mereka hanya mengikuti tradisi."
Jalal berkata, "hukum seharusnya adil. Tradisi ini tidak adil, tradisi ini harus berubah. Apakah belum ada yg berniat utk merubah hukumnya?" Atgah menyahut, "benar, tuan. Banyak raja pendahulu yg membuat hukum baru. Contohnya Allaudin Khilji & Shershan Suri." Jalal bertanya, "apakah hukum itu di terapkan?" Atgah menjawab, "rakyat mentaati hukum jika mereka mempercayai pemimpinnya. Mereka akan menjalaninya." Jalal dgn bersemangat memberitahu Atgah, kalau dirinya akan membuat hukum baru mengenai masalah ini." Adham keluar dari balik tiang. Ternyata dia menguping pembicaraan Jalal & Atgah. Dalam hati Adham berkata, "oh..aku tak menyangka kalau masalah ini sampai sejauh ini. Akan ada larangan menikahi anak di bawah umur. Aku adalah putra Maham Anga, Adham Khan. Aku tidak akan tenang sampai aku mendapat apa yg aku inginkan. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 123