Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 110 - Jalal memasuki ruang sidang. Para menteri berdiri menyambutnya & memberi salam. Atgah mengatakan kalau ada pesan dari munim khan dikabul. Isi pesan itu adalah bahwa senjata & harta di kabul telah di sita & telah dikirim ke Agra. Mirza hakim akan memimpin di Kabul. Hingga persiapan alih kekuasan kepada Mughal dilaksanakan, Munim Khan meminta izin utk tinggal lebih lama di Kabul. Jalal mengizinkan. Jalal berkata kalau Munim khan telah berjasa besar menghancurkan pemberontakan Abdul Mali, iparnya. Karena itu begitu dia kembali ke Agra nanti dia akan di angkat menjadi kepala menteri. Semua orang saling pandang. Atgah mengucapkan selamat. Sidang selesai, Jalal meninggalkan ruang sidang. Sharif berkata pada Adham kalau dirinya yg pergi ke kabul dia pasti jadi kepala menteri. Adham memintanya jangan kuatir, karena munim khan setia pada mereka. Adham lebih senang kalau Munim yg menjadi kepala menteri daripada Atgah khan. Karena dia akan dapat akses ke harta kerajaan, dapat bagian dari pajak & lainnya & kekuatan mereka meningkat.
Jodha sedang berdiri di teras bersama moti. Dia terlihat kedinginan. Moti menutupi tubuh Jodha dgn syal. Ratu Salima datang, juga dgn tubuh terbungkus syal. Ratu Salima berkata, "Ratu Jodha, kau sedang menikmati musim dingin diAgra? Ini musim dingin pertamamu di Agra, pelan-pelan kau akan terbiasa dgn cuaca ini." Ratu Salima membawakan beberapa gulung benang utk Jodha, karena dia menduga Jodha suka menjahit. Tapi Jodha seperti tdak tertarik. Ratu Salima juga berkata kalau di sedang membaca puisi Sheikh Kulban yg indah & bertanya apakah Jodha ingin mendengarnya? Jodha juga tdak tertarik.
Ratu Salima mengerti. Dia hanya ingin menghibur Jodha agar melupakan kesedihannya. Jodha mempersilahkan Ratu Salima duduk. Moti meninggalkan mereka. Ratu Salima menatap Jodha yg terlihat gelisah. Ratu Salima berkata dalam hati, "sepertinya obat yg di berikan tabib sudah mulai bereaksi." Jodha & Ratu Salima duduk di sofa saling berhadapan. Jodha terlihat menahan sesuatu. Ratu Salima bertanya, "kenapa Ratu Jodha? Kau merasa mual?" Jodha menjawab, "tidak. Tapi aku tdak tenang." Jodha meminta Ratu Salima agar jangan salah paham, dia akan dengarkan puisi Ratu Salima lain kali. Ratu Salima tersenyum & berkata, "aku mengerti apa yg kau rasakan, Ratu Jodha. Sebagai kakakmu, boleh aku beri nasihat?" Jodha mengangguk. Ratu Salima berkata kalau selalu ada hikmah dibalik masa sulit & masa sulit akan segera berlalu. Jodha menyahut, "masa sulit akan berlalu, tapi akan meninggalkan bekas & luka selamanya. Kau tdak tahu yg dilakukan yang mulia padaku? Dia mengejekku di depan ibunya. Dia tdak menghormati aku."
Ratu Salima mengatakan kalau semua itu tergantung persepsi, "menurutmu yang mulia telah menghinamu, tapi bagiku, dia hanya melindungi kehormatanmu. Dia tdak mau ada yg menyalahkan dirimu. Itu alasan dia berkata seperti itu di depan ibunya. yang mulia telah habiskan banyak waktu bersamamu. Raja tdak mau kau merasa rendah. Itu sebabnya yang mulia merendahkan dirinya. Kalian berdua memiliki pertanyaan yg sama. Kalian berdua menanyakan bagaimana kau bisa hamil. yang mulia memastikan itu di depan ibunya, agar kau tdak dianggap salah." Jodha berkata, "meskipun tujuannya baik, tapi tetap caranya tdak bisa di terima. Kalau niat dia baik, dia akan memastikan utk tdak menyakiti siapapun." Ratu Salima dgn bijak berkata, "Aku mengerti perasaanmu, Ratu Jodha. Kalau kau di posisi yang mulia, apa yg akan kau lakukan? Aku tdak bilang kau salah, tapi tdak adil juga kalau kau salahkan yang mulia. Mungkin saja pendapat kalian berdua benar." Jodha menatap Ratu Salima tak mengerti, "bagaimana mungkin 2 orang bisa benar?" Ratu Salima kemudian bercerita tentang 5 orang buta yg berdiri di depan gajah. Masing-masing mereka memegang bagian tubuh yg berbeda.
Karena itu mereka mengatakan kalau gajah adalah seperti bagian tubuh yg mereka pegang. Orang buta yg memegang telinga akan berkata kalau gajah itu lebar seperti tampah, yg memegang ekor akan berbeda pendapatnya dgn yg memegang kaki, begitu seterusnya. Padahal pendapat kelima orang buta itu semuanya salah, tapi tdak bisa dianggap salah. Lalu kata Ratu Salima, "dalam situasi ini, menurutku kau & yang mulia benar. Dengarkan saranku & berhentilah kuatirkan masalah ini. Buka pikiraanmu & tunggu waktu menjalankan peranannya. & kalian berdua akan temukan jawaban dari pertanyaan kalian itu." Seorang pelayan memberitahu Ratu Salima kalau tabib ingin bertemu dengannya. Ratu Salima segera pergi menemuinya.
Tabib bertanya pada Ratu Salima apakah Jodha sudah memuntahkan cairan berwarna biru? Ratu Salima menjawab kalau belum sampai 4 jam. Tabib memberitahu Ratu Salima kalau ada orang yg sengaja memberikan obat itu pada Jodha. Orang yg sama itu akan berusaha berikan obat ini lagi. Ratu Salima bertanya, bagaimana obat ini bisa selalu di berikan pada Jodha? Tabib mengatakan obat itu pasti di campur kedalam makanannya. Walaupun hanya setetes, obat ini akan menunjukan gejalanya. Ratu Salima kaget, sekarang dia ingat bagaimana dirinya bisa sakit. Ratu Salima ingat dia pernah mencicipi susu utk Jodha & dia juga ingat dgn wanita bercadar yg di lihatnya di dapur. Ratu Salima menceritakan penemuannya itu pada tabib & segera pergi ke dapur istana. Tabib mengatakan kalau obat ini di bawa dari luar agra, di buat dgn mencampurkan 4 bahan, & bahan-bahan itu tdak di temukan di agra. Tabib berpikir siapa orang itu yg ingin menyakiti Jodha?
Di suatu tempat, seorang wanita bercadar sedang menuangkan cairan dari botol besar ke botol kecil. Tiba-tiba botol besar yg di pegangnya terjatuh & pecah. Wanita bercadar terlihat panik & bingung. Dia berpikir & berpikir akhirnya menemukan ide, dia akan menemui tabib & minta 4 bahan campuran obat dari dia. & dia bisa melanjutkan misinya tanpa di curigai.
Jodha duduk di depan pendiangan. Pelayan membalutkan syal ketubuhnya. Jalal datang, Jodha berdiri menyambutnya. Jalal menyuruh semua pelayan pergi. Jalal meletakkan cincin Jodha di meja & berkata kalau Jodha meninggalkan cincin ini di timbangan besar, "timbangan bisa menimbang banyak hal, tapi ada hal yg tdak bisa di timbang." Jodha berkata kalau dia tdak bisa percaya pada Jalal. jalal bilang tak masalah, karena dia datang bukan utk menyakinkan dirinya. Dia hanya ingin bilang kalau yang mulia menimbang keadilan di timbanganya, dia tdak menimbang bantuan. Jodha berkata kalau jalal berpikir dgn mengembalikan cincin ini dia bisa membujuknya, maka Jalal salah. Benar atau salah yg dikatakan Jalal, yg pasti dia telah melukai hatinya & kehormatannya.
Jalal dgn tenang berkata kalau dia datang bukan utk ribut tapi utk mengembalikan cincinya. Jodha berkata, "aku tdak butuh cincin ini." Jalal dgn lembut berkata, "cincin ini diberikan oleh ibuku. Setidaknya kau simpan saja demi dia. Kau boleh tdak suka atau tdak butuh, tapi menyimpan cincin ini adalah kewajibanmu. & aku tahu kau selalu melakukan kewajibanmu. Selama kau di agra, kau akan simpan cincin ini." Jalal membalikan badan akan pergi, tapi dia berbalik kembali menatap Jodha & berkata dalam hati, "seandainya aku bisa mengatakan apa yg ingin kukatakan. Aku ingin obat itu segera bereaksi. Aku yakin kalau kau tdak bersalah. & aku tak kan memaafkan pelakunya" Jodha balas memandang jalal & berpikir, "hanya dewa yg tahu isi pikiran dia." Jalal juga berpikir, "aku ingin katakan kalau kau & aku benar." Jalal kemudian beranjak pergi meninggalkan Jodha.
Maham sedang memeriksa pekerjaan para pelayan di dapur. Dia memberitahu pelayan kalau Ratu Hamida akan mengadakan jamuan makan utk menghormati Ratu Jodha. Maham menyuruh mereka menghidangkan makanan yg terbaik. & juga agar membuat makanan manis kesukaan yang mulia. Ratu Salima datang & menyuruh semua pekerjaan di hentikan. Ratu Salima mengatakan kalau dapur kerajaan di bawah pengawasannya. Maham bertanya ada apa? apakah ada masalah? Ratu Salima menjawab kalau dia ingin semua makanan yg akan di berikan pada Jodha akan di cicipi olehnya terlebih dahulu. Maham bertanya, "apa ada masalah dgn makanan yg disajikan utk ratu Jodha?"
Ratu Salima menjawab kalau dia melakukan itu demi melindungi kehormatan yg mulia. Ratu Salima bertanya apakah Maham keberatan? Maham berkata tidak, dia bahkan akan mendukung Ratu Salima demi nama baik jalal. Maham kemudian memberitahu para pelayan dapur kalau sekarang mereka berada dalam pengawasan Ratu Salima. Maham pergi dari dapur, tapi dia di pintu dia berhenti utk mengintip. Resham melihatnya & bertanya, "apa yg kau lihat di dapur?" Maham berkata kalau ia adalah perdana menteri & harus mengawasi hal-hal yg mecurigakan. Maham merasa kalau Ratu Salima & Jalal menyembunyikan sesuatu darinya.
Wanita bercadar menemui tabib & meminta bahan-bahan obat utk prakteknya karena dia sedang belajar ilmu pengobatan. Tabib bertanya bahan apa yg dia butuhkan. Wanita bercadar berkata, "aku butuh ekstrak pisang kering, bubuk kayu, nektar buah & abu api." Tabib mecurigai orang itu & segera bertanya padanya kenapa dia membutuhkan obar ini, ~sambil menunjukan obat di tanganya~ wanita bercadar itu berusaha mengambil obat dari tangan tabib. Tapi tabib berhasil memegang tanganya & melihat gelangnya. Keduanya saling tarik & dorong. Wanita bercadar berhasil mendorong tabib & segera melarikan diri. Tabib segera pergi keistana & mencari Ratu Salima. Tapi tdak bertemu. Dia lalu menitipkan pesan pada pelayan kalau dia ingin bertemu Ratu Salima & akan menunggu di ruang obat.
Javeda menemui Jodha di teras & bertanya, "bagaimana keadaanmu ratu Jodha sa?" Jodha dgn heran mengulang kata-kata Javeda, "Ratu Jodhasa? Kenapa kau memanggilku seperti itu, Javeda?" Javeda mengatakan kalau dia sedang berbicara dalam bahasa Amer. Javeda menggoda Jodha dgn mengatakan kalau Jodha sudah lupa bahasa ibunya setelah datang ke Agra. Sedangkan dirinya tdak lupa, "contohnya, Moti, penduduk Amer akan memanggil dia Motisa, ~Jodha & Moti berpandangan~ mertuaku akan di panggil Mahamsa, aku Javedasa & kau akan di panggil Jodhasa. & anakmu nanti akan di panggil pangeran Mughalsa.."
Moti & Jodha tertawa mendengarnya. Jodha berkata, "Javeda, kau selalu menghiburku." Javeda meminta agar Jodha tdak memujinya, "aku tdak mengerti maksud perkataanmu, tapi aku suka yg kau katakan. Karena kau manis, kau hanya mengatakan hal-hal yg manis." Lalu pada pelayan, Javeda berkata, "pelayansa, tolong jaga Ratu Jodhasa dgn baik." Jodha tertawa. Ratu Salima datang. Semua berdiri memberi salam. Jodha mempersilahkan Ratu Salima duduk. Jodha dgn bercanda bertanya pada Ratu Salima, "apakah anda mendengar apa yg di katakan Javedasa? Tiap kali dia datang, pasti membuatku tersenyum." Ratu Salima & Javeda turut tersenyum. Tiba-tiba Jodha merasa mual, dia segera berlari kedalam kamarnya & muntah di baskom yg telah tersedia. Ratu Salima ingat kata-kata Tabib, bahwa kalau Jodha memuntahkan cairan biru setelah minum obat ini, artinya dia tdak hamil. Ratu Salima tersenyum & berkata dalam hati, "yang di katakan tabib itu benar. Jodha memuntahkan cairan biru, artinya Jodha tdak hamil." Melihat kenyataan itu, Ratu Salima segera bergegas pergi.
Beberapa pelayan bersenjata mendatangi tabib. Tabib sedang membuat obat. Mengetahui kedatangan prajurit bersenjata, Tabib langsung merasa kalau dirinya dalam bahaya. Tabib segera menyembunyikan diri. Pengawal mencarinya & menutup pintu ruang obat agar tabib tdak kabur.
Di ruang sidang, jalal sedang berdiskusi dgn para menterinya tentang perluasan wilayah mughal & penaklukan wilayah-wilayah kecil disekitarnya. Meski begitu, Jalal sedang tdak sabar menunggu reaksi dari obat yg diminum Jodha. Pengawal datang memberitahu kalau Ratu Salima ingin bertemu. Jalal menyuruh semua orang pergi & berpesan pada Atgah agar tdak membiarkan seorangpun masuk keruang sidang tanpa izinnya.
Ratu Salima datang sambil berlari menemui Jalal yg menyambutnya dgn antusias. Jalal bertanya, "bagaimana, Ratu Salima? Apa obatnya bereaksi pada Jodha?" Ratu Salima dgn gembira menyampaikan kabar itu, "Tabib itu benar. Jodha memutahkan cairan biru. Dia bersih & tdak bersalah. Dia tdak hamil." Jalal terperangah senang & berkata, "kau benar Ratu Salima. Kadang-kadang kebenaran itu lebih aneh dari khayalan. AKu beryukur kau ada di sampingku di masa sulit seperti ini." Jalal mencium kening Ratu Salima. Jalal berkata kalau tabib telah berusaha keras membantu mereka. Jalal melepas salah satu kalungnya & berkata pada Ratu Salima agar memberikannya pada Tabib sebagai hadiah. Ratu Salima memberi salam & pergi. Jalal bicara sendiri, "sekarang aku harus temukan siapa yg berusaha merusak nama ratu Jodha? Siapa yg telah membuat lelucon murahan ini. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 111