Sinopsis Jodha Akbar Episode 490

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 490, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 489! kali ini admin bagikan lagi episode 490 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 490

Setelah berperang dari pagi hingga petang, malam harinya para pasukan Raja Jalal beristirahat, Raja Jalalpun sedang menikmati anggurnya ditendanya seorang diri tak lama kemudian Pangeran Salim datang menemuinya “Asalamu’alaikum, yg Mulia, apakah anda memanggilku?”, “Ya, betul Sekhu, kemarilah, duduklah bersamaku” Raja Jalal meminta Pangeran Salim duduk disebelahnya kemudian menuangkan minuman anggur itu kedalam gelas & memberikannya ke Pangeran Salim “Ambilah ini!” Pangeran Salim ragu-ragu menerima gelas anggur tersebut, Pangeran Salim merasa canggung ketika Raja Jalal mengajaknya minum anggur “Yang Mulia, ini, lalu mana minumanmu?” suara Pangeran Salim terdengar terbata-bata, sementara Raja Jalal hanya tersenyum “Ayoo kita berdua minum bersama-sama, aku & anakku, ambilah gelas ini, kau tahu, ayah sangat senang dgn kemenangan ini & ini juga utk keberanianmu!”, “Kak Maan Sigh justru yg banyak membantu, yg Mulia” ujar Pangeran Salim sambil meminumkan gelas berisi anggur itu, tiba-tiba Raja Jalal tertarik dgn tangan Pangeran Salim yg terluka “Sekhu, kenapa lukamu ini belum diobati?” Raja Jalal merasa khawatir pada tangan anaknya “Luka-luka itu wajar saja bagi seorang ksatria, yg Mulia, malah menunjukkan ketangguhannya” Raja Jalal tersenyum senang & memuji Pangeran Salim karena anaknya ini memiliki pemikiran yg sama dgnnya

“Ketika ibumu masuk dalam kehidupan ayah, dia memanjakan ayah dgn merawat luka-luka ayah” Raja Jalal memaksa utk mengobati tangan Pangeran Salim, Pangeran Salim merasa sungkan dgn perhatian Raja Jalal tapi akhirnya membiarkan Raja Jalal mengobati lukanya, kemudian Raja Jalal mulai mengobati tangan Pangeran Salim dgn salep & membungkus luka Pangeran Salim dgn kain putih, kecanggungan antara Raja Jalal & Pangeran Salim sedikit demi sedikit mulai berkurang, mereka berdua mulai saling membuka diri satu sama lain, mereka berdua nampak bahagia karena saling berbagi cerita satu sama lain, Pangeran Salim baru merasakan begitu dekat dgn ayahnya. “Yang Mulia, aku bisa merasakan kalau anda begitu mencintai Mariam Uz Zamani, anda berperang demi cintamu padanya, apakah benar begitu?” Raja Jalal tersenyum “Bukan seperti itu, Sekhu, meskipun ayah sangat mencintai ibumu tapi perang ini bukan karena cinta, anakku tapi karena keyakinan & keimanan seseorang yg tdak bisa dipaksakan, jika seseorang ingin pindah agama, paling tdak dia harus merasa yakin benar dalam hatinya bahwa dirinya memang ingin pindah agama, kita harus bebas memilih” Pangeran Salim bangga pada ayahnya yg mempunyai pemikiran yg sama dgn dirinya “Saat aku menikahi ibumu, aku telah bersumpah utk tdak memaksakan kehendakku padanya” Pangeran Salim mendengarkan penjelasan Raja Jalal dgn seksama, tampaknya Pangeran Salim baru menyadari bagaimana ayah & ibunya yg sesungguhnya. Sinopsis Jodha Akbar Episode 490

Diistana Kerajaan Mughal, Ibu Ratu Hamida masih terbaring tdak sadarkan diri dikamarnya, ditemani oleh Ratu Salima, Ratu Ruqayah & Gulbadan, tabib sedang mengecek kondisi Ibu Ratu Hamida “Bagaimana keadaan ibu, tabib?”, “Ibu Ratu Hamida menderita serangan jantung, Ratu Salima” Ratu Salima, Ratu Ruqayah & Gulbadan terkejut mendengarnya “Ini semua karena Ratu Jodha! Ratu Jodha yg menyebabkan kak Hamida seperti ini! Seharusnya dia itu mau mengubah agamanya” Gulbadan menyalahkan Ratu Jodha, Ratu Salima yg tdak setuju dgn pendapat Gulbadan hanya bisa diam, daripada memperburuk masalah “Jangan biarkan Mariam Makani stress & terganggu jiwanya, yg Mulia Ratu” tabib menyarankan pada anggota keluarga kerajaan utk menjaga perasaan Ibu Ratu Hamida, pada saat itu Ratu Jodha mau menemui Ibu Ratu Hamida tapi tdak diperbolehkan oleh pelayan Ibu Ratu Hamida, Ratu Jodha hanya bisa berjalan mondar mandir diluar pintu kamar Ibu Ratu Hamida, tak lama kemudian Ratu Salima & Ratu Ruqayah keluar kamar “Ratu Salima, bagaimana keadaan ibu?” Ratu Jodha sangat khawatir dgn keadaan Ibu Ratu Hamida “Saat ini ibu harus istirahat dgn tenang, Ratu Jodha, kata tabib ibu terkena serangan jantung” Ratu Jodha panik “Yaa Kahnaa, tolong sembuhkanlah ibuku” doa Ratu Jodha “Doamu itu tdak diperlukan, Ratu Jodha! Karena kaulah penyebab kak Ibu Ratu Hamida terkena serangan jantung!” Gulbadan tiba-tiba ikut keluar kamar menghampiri Ratu Jodha yg masih berdiri disana “Ratu Jodha, ini semua karenamu, kenapa kau membawa permasalahan ini ke sidang Dewan - E - Khaas! Kalau orang lain yg melakukannya, mungkin kak Hamida bisa memakluminya tapi ini dilakukan oleh orang yg mengaku sebagai anaknya! Tentunya hal ini sangat menyakitan utk kak Hamida!” Gulbadan terus menerus mempermasalahkan Ratu Jodha atas semua tindakannya kekakak iparnya, Ratu Salima yg mendukung Ratu Jodha tdak suka dgn tindakan Gulbadan yg terlalu memojokkan Ratu Jodha 
“Bibi, aku mohon bibi jangan berkata seperti itu” Ratu Ruqayah yg senang melihat Ratu Jodha menderita, ikut-ikutan mendukung Gulbadan “Iyaa kau seharusnya tdak membawa ibu kesidang Dewan - E - Khaas”, “Aku tdak melakukannya, aku tdak memanggil ibu keruang sidang” Ratu Jodha mencoba membela dirinya “Tapi kaulah orangnya yg bisa melakukan itu! Jangan lagi panggil kak Hamida dgn sebutan ibu!” Gulbadan masih kesal dgn Ratu Jodha kemudian pergi meninggalkan Ratu Jodha yg mulai menangis.

Narator: “Sementara Raja Jalal bertempur melawan pasukan sekutu negara Iran, di Agra Ratu Jodha menghadapi pertempurannya sendiri dgn keluarga besar & ibu mertuanya”

Sementara itu dimedan pertempuran, ditenda Raja Jalal, Raja Jalal sedang dibasuh badannya oleh para pelayannya, badannya yg terbuka menampakkan kejantanan seorang raja, tak lama kemudian Maan Sigh & Rahim menemui Raja Jalal ditendanya, mereka menginformasikan tentang perkembangan perang yg mereka lakukan. Mereka membawa dua pedang kehadapan Raja Jalal “Apa ini?”, “Ini adalah pedang milik musuh kita yaitu dua negara sekutu Iran yg telah kita kalahkan, salah satunya milik dari Sultan Khirman, semuanya sudah kita tawan”  Raja Jalal tersenyum bangga “Aku senang senang sekali mendengar berita ini, selamat atas kemenangan ini Mann Singh”, “Aku mendapat kabar dari mata-mata bahwa Sultan Samarkand, Shah Ferghana, Taureq Beg, mereka semua tdak akan melawan kita” ujar Rahim, Raja Jalal tersenyum kembali mendengarnya, tepat pada saat itu Pangeran Salim datang “Yang Mulia, aku ingin mengirim kabar baik ini ke Agra segera!”, “Bagus! Lakukan itu anakku!” kemudian Raja Jalal mengajak mereka minum & bersulang utk merayakan kemenangan mereka. Sinopsis Jodha Akbar Episode 490

Di Agra, dikamar Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida masih belum sadarkan diri, Ratu Jodha & Ratu Salima datang menghampirinya, Ratu Jodha merasa sangat bersalah pada ibu mertuanya ini, Ratu Jodha bersimpuh dikaki Ibu Ratu Hamida ditemani oleh Ratu Salima tak lama kemudian Ibu Ratu Hamida mulai meracau memanggil-manggil Pangeran Salim “Pangeran Salim, Pangeran Salim, ”, “Tabib! Ibu sudah mulai siuman!” Ratu Salima segera berteriak memanggil tabib kerajaan, Ratu Ruqayah & Gulbadan datang menghampiri Ibu Ratu Hamida bersama tabib, tabib mulai mengecek kondisi Ibu Ratu Hamida, dia mengatakan kondisi Ibu Ratu Hamida mulai berangsur pulih, Ibu Ratu Hamida mulai membuka matanya & dilihatnya satu per satu orang-orang yg ada disekitarnya begitu dilihatnya ada Ratu Jodha, Ibu Ratu Hamida berkata “Suruh Ratu Jodha pergi, aku tdak ingin melihatnya!” Ratu Jodha sedih mendengar ucapan Ibu Ratu Hamida, airmatanya berlinang membasahi pipi, Ratu Salima juga ikut terharu karena Ratu Salima bisa mengerti perasaan Ratu Jodha & hanya dirinya saja yg mendukungnya “Ratu Jodha, lebih baik kau keluar saja, karena kak Hamida tdak ingin bertemu dgnmu” Gulbadan menegur Ratu Jodha ketika dilihatnya nafas Ibu Ratu Hamida mulai naik turun “Iya, Ratu Jodha, lebih baik kau pergi dulu darisini, biar ibu agak baikkan” Ratu Ruqayah juga ikut menimpali pembicaraan mereka, akhirnya Ratu Jodha mengalah & pergi keluar dari kamar Ibu Ratu Hamida dgn berat hati.

Keesokan harinya dimedan pertempuran, pasukan Raja Jalal kembali bertarung dgn pasukan musuh, para ksatria Mughal bertarung dgn gagah berani, ketika Murad hendak diserang dari belakang, Pangeran Salim segera melindunginya “Apakah kau baik-baik saja?” Pangeran Salim mengkhawatirkan Murad “Kau tdak usah membantu aku! Aku bisa melakukannya sendiri!” Murad bukannya berterima kasih ke Pangeran Salim malah marah ke Pangeran Salim, Pangeran Salim merasa bingung dgn tingkah Murad, pertempuranpun terus berlangsung, tak lama kemudian Pangeran Salim diserang oleh musuh, Raja Jalal segera datang utk menolong Pangeran Salim, sementara itu diistana Agra, dikamar Ibu Ratu Hamida, tiba-tiba Ibu Ratu Hamida bangun dari tidurnya & berteriak memanggil nama Pangeran Salim “Saaaalllliiiimmmm!!!” semua yg menemaninya langsung menenangkan Ibu Ratu Hamida “Aku tdak akan makan apapun sampai mereka kembali dgn selamat, ini semua demi anak & cucuku” Ibu Ratu Hamida bersikeras akan terus puasa sampai Raja Jalal & anak-anaknya pulang, dimedan pertempuran, Raja Jalal membantu Pangeran Salim menumbangkan musuh-musuh yg mau menyerang Pangeran Salim, Pangeran Salim merasa senang & bangga karena ayahnya ada disampingnya melindunginya.

Diistana kerajaan Mughal, Todar Mal sedang mengecek laporan keuangan kerajaan & urusan administrasi kerajaan, tak lama kemudian Birbal menemuinya, Birbal mengutarakan kekhawatirannya terhadap kondisi Ibu Ratu Hamida & negara bagian yg lain “Apakah kita harus mengabari yg Mulia Raja tentang keadaan Mariam Makani?” Todar Mal terlihat bingung “Tapi yg Mulia Raja mengatakan pada kita bahwa urusan kerajaan akan ditangani oleh Ratu Jodha tapi saat ini Ratu Jodha sendiri yg terkena masalah” ujar Birbal

Sementara itu dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha teringat ketika Ibu Ratu Hamida memberikan syal utknya, Ratu Jodha memegang syal itu & menciumnya sambil menangis, sementara Raja Jalal yg sedang duduk diluar tenda teringat pada Ratu Jodha, Raja Jalal sangat merindukan Ratu Jodha, diciuminya surat yg dikirimkan Ratu Jodha utknya, Raja Jalal tersenyum bahagia sedangkan Ratu Jodha menangis pilu dikamarnya, meratapi nasibnya yg memilukan & kerinduannya pada Raja Jalal.