Sinopsis Jodha Akbar Episode 489

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 489, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 488! kali ini admin bagikan lagi episode 489 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 489

Malam hari dimedan pertempuran, para kstaria Mughal sedang berada didalam tenda mereka “Pangeran Salim, perang ini akan segera berakhir” ujar Murad “Ini adalah perangmu yg pertama kali tapi caramu bertarung sangat hebat!” Pangeran Salim memuji adiknya tulus “Terima kasih utk pujianmu” tepat pada saat itu salah satu prajurit menemui mereka “Pangeran, panglima perang musuh telah kami tahan, dia akan kami hadirkan kehadapan yg Mulia Raja” Murad & Pangeran Salim sangat bahagia mendengarnya, mereka berdua saling mengucapkan selamat satu sama lain. Maan Sigh menginformasikan ke Raja Jalal “Yang Mulia, kita telah menang dalam berperang, panglima perang musuh negara Badksha telah kami penjara” tak lama kemudian panglima perang Badksha dihadapkan kedepan Raja Jalal & menyuruh para prajuritnya utk meninggalkan mereka “Apakah kau masih takut dgn aku, Raja Jalal? meskipun setelah kau memenangkan perang ini” panglima perang Badksha mencoba mengejek Raja Jalal “Jika aku takut padamu maka aku akan membunuhmu” ujar Raja Jalal sambil menaruh tangannya dibahu sang panglima & berkata “Aku ingin kau mendengarkan ucapanku, aku tdak menginginkan tanahmu, aku hanya ingin kau mendukungku diperang melawan Iran nanti”, “Jika aku tdak mau, bagaimana?” Raja Jalal tersenyum sinis & kembali berkata “Semua orang tahu bahwa aku ini orangnya suka damai tapi jika kehendakku tdak diikuti maka aku akan menjadi orang yg paling berbahaya” Raja Jalal kemudian mencengkram bahu sipanglima dgn keras & melepaskannya perlahan kemudian kembali ketempat duduknya & berkata “Aku harap keputusanmu ini utk mendukung bangsamu sendiri & utk kehidupanmu juga” ujar Raja Jalal sambil tersenyum. Sinopsis Jodha Akbar Episode 489

Sementara itu diistana Mughal di Agra, Ratu Jodha sedang bediri didepan timbangan keadilan, Ratu Jodha sedang merenung seorang diri disana namun tak lama kemudian Ratu Salima datang menemuinya “Ratu Salima, apakah aku telah melakukan kesalahan? Aku seharusnya tdak menanyakan sesuatu ke ibu, kau tahu, ibu berfikir kalau aku telah memanggil ibu disidang” Ratu Jodha mencoba mencurahkan perasaannya ke Ratu Salima “Aku tahu, Ratu Jodha”, “Lalu bagaimana caranya mengakhiri semua permasalahan ini? Ini adalah masalah keluarga & tdak seharusnya dibahas didalam sidang, semua orang akan tahu bahwa aku sedang berselisih faham dgn ibu” kedua bola mata Ratu Jodha berkaca-kaca ketika mencurahkan perasaannya ke Ratu Salima “Ini bukan hanya tanggung jawabmu, Ratu Jodha, biarkan apa yg akan terjadi biarkanlah terjadi, ini adalah tugasmu, kau hanya mengikutinya saja”, “Tapi disidang Dewan - E - Khaas?” Ratu Jodha tdak mengerti maksud Ratu Salima “Ya, semua orang pasti ingin tahu dari mulut ibu sendiri mengapa beliau menghubungi Iran? & kau adalah Ratu India maka kau memang harus menanyakannya, Ratu Jodha” Ratu Salima mencoba memberi semangat pada Ratu Jodha utk tetap tegar “Bagaimana aku bisa menanyakan padanya, Ratu Salima?”, “Lupakan bahwa dia adalah ibumu, anggap saja bahwa dia adalah orang biasa & kau harus melakukan keadilan, hubunganmu & ibu memang akan menjauh tapi kau harus melakukan keadilan sebagai seorang Ratu, aku berdoa semoga kau bisa melakukan keadilan disetiap langkah kehidupan, aku mendukungmu, Ratu Jodha” Ratu Jodha terkejut & haru mendengar Ratu Salima berpihak pada dirinya.

Dikamar Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah sedang ngobrol dgn Hoshiyar sambil memainkan papan caturnya “Hoshiyar, kira-kira siapa ya yg akan menang antara Ratu Jodha & ibu besok?”, “Ratu Jodha itu orangnya cerdas & pintar, dia pasti akan menemukan sebuah cara” Ratu Ruqayah marah begitu mendengar Hoshiyar mendukung Ratu Jodha “Hmmm, suatu saat nanti mungkin lidahku ini pasti akan membunuhku” bathin Hoshiyar dalam hati begitu melihat majikannya marah “Hoshiyar, ambil kue diatas meja itu!” Hoshiyar segera berdiri & mengambil kue yg diminta oleh Ratu Ruqayah & menaruhnya dimeja dekat Ratu Ruqayah “Makanlah kue ini!” Ratu Ruqayah tiba-tiba melunak & menyuruh Hoshiyar memakan kuenya, dgn ragu-ragu Hoshiyar mulai memakan kue tersebut “Kalau anda ingin menampar aku, maka lakukanlah yg Mulia Ratu” Ratu Ruqayah tertawa “Aku suka caramu seperti ini, kau selalu siap utk dipukul! Tapi aku berharap apapun yg terjadi disidang nanti, semuanya harus mendukungku!” ujar Ratu Ruqayah sambil tertawa senang.

Keesokan harinya, dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha duduk didepan kuil dewa Khrisna “Kahnaa, apa yg telah kau lakukan? Apa yg seharusnya aku putuskan? Bagaimana aku bisa menghadapi kasus ini melawan ibu mertuaku sendiri, dia telah marah padaku & sekarang jika aku melakukannya maka dia akan lebih marah lagi padaku, disatu sisi hubunganku dgnnya & disisi lain adalah tanggung jawabku sebagai seorang Ratu India, apa yg harus aku putuskan?” Ratu Jodha benar-benar bingung dgn kasus yg menimpa dirinya & ibu mertuanya “Kadang-kadang didepan keadilan, sebuah hubungan harus berkompromi dgnnya” Ratu Jodha melirik pada mahkota Malika Hind-nya kemudian berdiri & berjalan menuju kemeja riasnya dimana terdapat mahkotanya disana, Ratu Jodha mengambilnya perlahan & dikenakannya mahkotanya itu & berkata “Maafkan aku, ibu, tapi aku harus memanggil ibu disidang & mendengarkan kasusmu” ujar Ratu Jodha mantap & keluar dari kamarnya sendiri menuju keruang sidang, Ratu Jodha teringat ketika dirinya berjanji pada Raja Jalal bahwa dia akan mengatur semuanya disidang.

DiIstana Ratu, para istri-istri Raja Jalal yg lain sedang bergunjing tentang Ratu Jodha & Ibu Ratu Hamida ‘’Ratu Jodha telah melakukan suatu kesalahan, sekarang dia tdak akan pernah bisa menghibur Ibu Ratu Hamida”, “Aku rasa mungkin Ratu Jodha tdak akan bertahan lama disini” ujar Ratu Ruqayah didepan para istri-istri tersebut tepat pada saat itu Ratu Salima ada diantara mereka “Kau ini salah Ratu Ruqayah, Ratu Jodha tdak akan pergi kemana-mana karena bagaimanapun juga dia itu adalah sinar kehidupan bagi istana ini” ujar Ratu Salima kemudian berlalu meninggalkan mereka, Ratu Ruqayah sangat kesal dgn ucapan Ratu Salima. Sinopsis Jodha Akbar Episode 489

Diruang sidang Dewan - E - Khaas, Ratu Jodha memasuki ruangan dgn cadar transparant yg menutupi wajahnya, semua anggota keluarga kerajaan telah berada disana & memberikan salam padanya, Ratu Jodha membalas salam mereka & berdiri didekat singgasana raja ”Sekarang, Ratu Jodha harus menghadapi badai yg sangat besar dalam kehidupannya” ujar Ratu Ruqayah sinis. Tak lama kemudian Ibu Ratu Hamida masuk keruang sidang tersebut, semuanya memberikan salam ke Ibu Ratu Hamida termasuk Ratu Jodha, kemudian Ibu Ratu Hamida berdiri disebelah Ratu Jodha. “Seperti yg kita ketahui Ibu Ratu Hamida meminta utk mengatakan sesuatu disidang, Malika Hind” Birbal membuka jalannya sidang “Diijinkan” jawab Ratu Jodha “Suamiku Raja Humayun dulu duduk disinggasana ini, sekarang anakku Raja Jalalludin Muhammad Akbar yg duduk disinggasana ini, bagiku tdak ada yg lebih penting daripada singgasana ini maka aku akan menjawab pertanyaan Malika Hin” Ibu Ratu Hamida mulai membuka pernyataannya sambil berjalan kedepan sambil memandang semua orang yg hadir disana “Semua orang merasa khawatir ketika yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar melakukan perang melawan Iran” Ibu Ratu Hamida kembali lagi mendekati singgasana raja “Aku memang mengadakan pertemuan dgn para utusan mereka, aku ingin mengakhiri perang ini, perang ini akan membawa kehancuran, hubungan kita dgn Iran akan hancur berantakan, perang ini dapat dicegah dgn cara yg harus dilakukan oleh Ratu Jodha, yaitu dia harus mengubah agamanya” Ratu Jodha menatap ibu mertuanya dgn tatapan tdak percaya karena ternyata ibunya masih terus memaksanya utk mengubah agamanya “Yang Mulia Raja berfikir bahwa Iran adalah musuh kita, tapi bagiku Iran selalu membantu kita maka aku ingin menghentikan perang ini! Jika memikirkan keluarga & bangsa adalah sebuah dosa maka hukumlah aku atas apa yg telah aku lakukan ini!” nada suara Ibu Ratu Hamida mulai meninggi dihadapan Ratu Jodha, Ratu Jodha hanya diam menatap ibu mertuanya yg selama ini sudah sangat baik padanya “Jika aku salah maka umumkan hukuman utkku! Malika Hind, hukumlah aku! Hukumlah aku, Malika Hind!” tiba-tiba Ibu Ratu Hamida merasa pusing, kepalanya berputar-putar “Ibu, .” Ratu Jodha mencoba mengajak Ibu Ratu Hamida bicara baik-baik “Hentikan! Apa yg aku lakukan ini utk bangsaku tapi apa yg kau lakukan utk bangsamu? Kau tdak punya rasa belas kasihan pada para prajurit itu yg sedang bertarung dimedan perang, kau sebenarnya bisa menghentikan perang ini tapi kau tdak melakukannya! Kau tdak bisa menjawab pertanyaanku kan?” nada suara Ibu Ratu Hamida terdengar kembali meninggi “Karena kau Pangeran Salim menderita! Karena kau bangsamu juga akan menderita jadi biarkan aku juga menderita, hukumlah aku Malika Hind!” tiba-tiba Ibu Ratu Hamida terjatuh & tdak sadarkan diri “Ibuu, Ibuuu” teriak Ratu Jodha, semua yg hadir disana terkejut, Gulbadan, Ratu Salima & Ratu Ruqayah segera menghampiri Ibu Ratu Hamida & berusaha membangunkannya, namun Ibu Ratu Hamida hanya diam membisu, mereka panik, Ratu Ruqayah langsung berteriak “Cepaaaaat panggilkan tabib!” Ratu Jodha hanya bisa melihat Ibu Ratu Hamida dari tempatnya berdiri dgn sedih.