Sinopsis Jodha Akbar Episode 486

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 486, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 485! kali ini admin bagikan lagi episode 486 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 486

Diruang persenjataan, Pangeran Salim, Murad, Danial, Birbal & Todar Mal sedang mengecek perlengkapan persenjataan mereka utk berperang nanti tiba-tiba Birbal mendekati Pangeran Salim & berkata “Pangeran, Ratu Jodha telah membuktikan bahwa dia adalah ratu yg hebat dgn tdak mengubah agamanya”, “Iya, betul, aku setuju dgnmu, paman Birbal, Ibuku memang pantas mendapatkan semua posisi itu, dia selalu bisa menemukan berbagai macam solusi utk semua hal” ujar Pangeran Salim sambil terus mengecek kondisi senjata mereka “Lalu bagaimana dgn Ibu Ratu Hamida?” selidik Birbal “Nenek ingin melakukan ini utk kebaikan kita semua tapi aku tdak setuju dgn caranya yg membuat ibuku harus merubah agamanya, hanya dari ibukulah aku mendapatkan pelajaran tentang agama Hindu & Islam, beliau telah banyak mengajarkan aku tentang Islam & ibu juga tdak pernah memaksa aku utk menganut agama manapun” Pangeran Salim kelihatan bangga ketika menceritakan tentang Ratu Jodha, sementara Murad & Danial mendengarkan secara seksama pembicaraan mereka “Lalu apakah kau akan bicara mengenai hal ini kenenekmu?”, “Tdak! Ibuku selalu berjuang dgn caranya sendiri, beliau selalu menemukan cara utk segala hal & aku yakin, saat ini beliau juga akan melakukannya” kata Pangeran Salim

Sementara itu dikamar Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida sedang memilih-milih perhiasan utk kedua menantu kesayangannya yaitu Ratu Salima & Ratu Ruqayah “Sekarang kau pergi kekamar Ratu Jodha, tanyakan padanya perhiasan mana yg mau dia beli?” Ibu Ratu Hamida menyuruh penjual perhiasan itu menemui Ratu Jodha dikamarnya “Ibu, ibu selalu sayang pada Ratu Jodha tapi lihat, apa yg telah dia lakukan terhadap ibu? Dia mulai menentang ibu” Ratu Ruqayah mencoba mencari muka didepan ibu mertuanya ini, tepat pada saat itu Ratu Jodha masuk kekamar Ibu Ratu Hamida & menemui mereka disana sambil membawa sebuah nampan yg berisi manisan yg telah dimasaknya sendiri tadi “Ibu, aku tadi baru saja masak manisan (Kheer), ibu aku buat khusus utk ibu, ibu mencicipi sendikit ya?” Ratu Jodha memohon agar ibu mertuanya mau mencicipi manisan buatannya “Aku tdak mau makan atau bicara dgnmu! Ratu Jodha, aku ingin kau tdak usah berpura-pura terus seperti ini, sudah sana pergi!” ujar Ibu Ratu Hamida dgn nada marah, Ratu Jodha sangat sedih mengetahui ibu mertuanya masih belum bisa memaafkan dirinya “Ratu Jodha, aku mohon, tolong, saat ini ibu sedang marah, pergilah dulu darisini” Ratu Ruqayah meminta agar Ratu Jodha meninggalkan mereka, ketika Ratu Jodha hendak melangkah keluar kamar Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida menghentikan langkahnya, panggilan Ibu Ratu Hamida membuat Ratu Jodha merasa senang, Ratu Jodha mengira kalau Ibu Ratu Hamida sudah sedikit melunak “Bawa manisan itu darisini! Tdak ada seorangpun yg akan memakannya!” Ratu Jodha benar-benar terkejut & sedih mendengar ucapan Ibu Ratu Hamida, dgn berat hati Ratu Jodha mengambil nampan yg tadi dibawanya & pergi meninggalkan mereka semua. Sepeninggal Ratu Jodha, Ratu Salima yg sedari tadi diam mendengarkan pembicaraan ibu mertuanya & Ratu Jodha berusaha membujuk Ibu Ratu Hamida “Ibu, aku rasa Ratu Jodha tdak sengaja melukai perasaanmu”, “Ratu Salima! Tdak usah ikut campur dgn permasalahan ini!” Ratu Ruqayah sangat bahagia mengetahui kalau Ibu Ratu Hamida benar-benar marah dgn Ratu Jodha. Sinopsis Jodha Akbar Episode 486

Raja Jalal sedang berjalan-jalan dgn Birbal & Todar Mal “Aku akan pergi berperang dgn anak-anakku, kalian berdua tinggal diistana ini utk melindungi kerajaan!” perintah Raja Jalal “Baik yg Mulia, kami berjanji utk selalu melindungi kerajaan” ujar Birbal & Todar Mal

Sementara dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha kembali menangis dikamar, saat itu Moti menemaninya “Moti, selama ini ibu selalu mendukung aku tapi sekarang aku telah menentang beliau, bagaimana aku bisa melawan yg Mulia? Apakah mungkin memang aku harus mengubah agamaku? Hanya agar ibu bahagia”, “Ratu Jodha, jangan menangis karena yg Mulia pasti tdak suka akan hal ini” tepat pada saat itu Raja Jalal sudah berada dipintu kamar Ratu Jodha & mendengarkan semua pembicaraan Ratu Jodha & Moti, Ratu Jodha kaget begitu melihat Raja Jalal ada disana yg sedang menatapnya dgn perasaan sedih & kesal, Raja Jalal langsung berbalik keluar dari kamar Ratu Jodha, Ratu Jodha mencoba mengejar Raja Jalal namun Raja Jalal telah pergi menjauh “Bagaimana kalau yg Mulia menemui ibu? Mereka pasti akan bertengkar, mudah-mudahan tdak akan terjadi apa-apa” Ratu Jodha sangat khawatir pada apa yg akan Raja Jalal lakukan.

Dikamar Pangeran Salim, Pangeran Salim baru saja selesai menulis sebuah surat utk Anarkali, kemudian Pangeran Salim memanggil Qutub “Qutub, apakah kau bisa memberikan surat ini ke Anarkali, aku tdak akan menemuinya seperti yg dimintanya, hanya saja berikan surat ini padanya” Qutub mengambil surat tersebut & pergi meninggalkan Pangeran Salim, tak lama kemudian Ratu Ruqayah menemui Pangeran Salim dikamarnya “Pangeran Salim, kau itu tdak pernah punya waktu utk ibu, maka sekarang ibu yg menemuimu” Pangeran Salim merasa tdak enak dgn Ratu Ruqayah “Bukan begitu ibu tertua, aku selalu mempunyai waktu utk anda, ayooo sini duduk” Ratu Ruqayah duduk disamping Pangeran Salim sambil tersenyum “Kau tahu bahwa kau akan pergi berperang dalam beberapa bulan tapi kau tdak menemui ibu” Ratu Ruqayah mulai merajuk ke Pangeran Salim “Ibu tertua, aku tahu kalau ibu sangat mencintai aku” Ratu Ruqayah mulai kesal dgn panggilan Pangeran Salim padanya “Ibu tertua, ibu tertua, panggil aku ibu saja, Pangeran Salim! Bukan ibu tertua, kau tahu kan kalau nenekmu membawa ibu Ratu Jodhamu kemesjid utk mengubah agamanya tapi dia tdak jadi mengubahnya” Ratu Ruqayah semakin kesal “Aku juga tdak menginginkan ibu Ratu Jodha mengubah agamanya, itu merupakan tindakan egois kalau ibu Ratu Jodha sampai mengubah agamanya” Ratu Ruqayah merasa heran dgn jawaban Pangeran Salim “Tapi, Pangeran Salim, sepertinya dia ini menunjukkan kalau ibumu tdak peduli dgnmu sama sekali, dia tdak ingin melihat kau menjadi seorang Raja” Ratu Ruqayah mencoba meracuni pikiran Pangeran Salim “Biarkan yg Mulia yg memutuskan siapa yg menjadi raja penerusnya, aku bangga pada ibu Ratu Jodha bahwa beliau tdak mau berkompromi soal harga diri & moralnya, aku memang selalu bersama nenek tapi utk kasus ini, aku mendukung ibu Ratu Jodha & tdak akan pernah menginginkan dia mengganti agamanya” Ratu Ruqayah sangat marah mendengar ucapan Pangeran Salim yg sangat bangga terhadap Ratu Jodha namun semua perasaannya itu disembunyikan dalam hatinya “Ibu juga bangga padamu, nak, kau itu selalu memiliki pemikiran yg luas” Ratu Ruqayah pura-pura mendukung Pangeran Salim. Sinopsis Jodha Akbar Episode 486

Ibu Ratu Hamida sedang berada dikamarnya ketika Raja Jalal menemuinya “Masuklah, Raja Jalal, lihat apa yg ibu punya utk istri spesialmu” Raja Jalal duduk disamping ibunya & Ibu Ratu Hamida menunjukkan padanya dua buah cincin yg telah dia buat khusus utk istri spesial Raja Jalal “Ini cuma ada dua cincin sedangkan istriku kan tiga, bu”, “Mungkin Ratu Jodha tdak suka dgn pilihanku, aku sudah menyuruh penjual perhiasan itu utk menemuinya dikamarnya, dia bisa memutuskan sendiri, cincin mana yg mau dia beli” Raja Jalal menatap wajah ibunya dgn tatapan sedih “Dia tdak menyetujui satu keinginan ibu maka ibu menentangnya? Ratu Jodha telah melakukan hal yg baik dgn tdak mengubah agamanya, ibu selalu menganggap Ratu Jodha sebagai anakmu sendiri & sekarang ibu memperlakukan dia seperti ini?” Ibu Ratu Hamida masih terdiam sambil mendengarkan semua ucapan Raja Jalal “Aku mengambil keputusan ini utk bangsaku & keluargaku” suara Ibu Ratu Hamida terdengar datar & dingin “Apa yg ibu pikirkan itu benar, apa yg ibu lakukan & Ratu Jodha lakukan itu sama-sama benar, Ratu Jodha memang harus melakukan hal ini, ibu seharusnya bahagia karena dia menuruti perintahku dgn tdak mengubah agamanya” Raja Jalal mencoba memberikan pengertian ke ibunya “Kau mendukungnya karena kau adalah suaminya” ujar Ibu Ratu Hamida ketus “Ratu Jodha tdak pernah menginginkan aku utk bertanya pada ibu mengenai permasalahan ini & aku masih ingat ketika ibu mengikuti suami ibu yaitu raja Humayun, ayahku waktu itu aku berusia 10 tahun, ibu meninggalkan aku diistana & menemaninya dipadang gurun, ibu selalu mendukungnya & berada disampingnya” Raja Jalal mencoba membuka hati ibu kandungnya “Ratu Jodha juga melakukan hal yg sama dgn mengikuti perintahku jadi apa yg salah padanya? Ibu telah menerimanya sebagai anak ibu sendiri & dia juga selalu menganggap ibu sebagai ibunya, kalian berdua tdak bisa merusak hubungan kalian dgn cara seperti ini” ujar Raja Jalal kemudian pergi berlalu meninggalkan ibunya seorang diri, Ibu Ratu Hamida hanya diam sambil terus memperhatikan kepergian Raja Jalal.

Dikamar Anarkali, Anarkali telah menerima surat dari Pangeran Salim kemudian mulai membaca surat tersebut “Anarkali aku ingin bertemu dgnmu sebelum aku pergi berperang tapi aku tahu, hal itu akan menentang perintah yg Mulia, maka aku tdak akan memaksa kau utk bertemu dgnku, ini adalah harapanku utk bertemu dgnmu, aku telah mengirimkan sebuah barang yg spesial buatmu, itu adalah tali suci yg diberikan oleh ibumu padaku dulu ketika aku masih bayi, tali yang selalu melindungi aku & sekarang tali itu akan melindungimu, jika terjadi sesuatu padaku dimedan perang maka bibirku ini hanya memanggil namamu hingga ajal tiba” Anarkali memeluk surat dari Pangeran Salim & mengambil tali suci yg diberikan Pangeran Salim kemudian Anarkali meninggalkan kamarnya.

Dikamar Ratu Jodha, Raja Jalal menemuinya Ratu Jodha dgn beberapa nampan makanan yg dibawa oleh pelayan mereka “Ratu Jodha, aku akan pergi berperang, maka aku ingin menghabiskan waktuku bersamamu, aku bahkan tdak bisa menggodamu tentang ibu sekarang” pelayan-pelayan itu menaruh nampan yg berisi makanan itu dimeja kemudian mereka berduapun duduk ketika para pelayan meninggalkan mereka “Bukan seperti itu, yg Mulia, ibu sangat menyayangi aku, tapi saat ini ibu sedang kesal dgnku, apakah kau menemui ibu?”, “Ya, aku menemui ibu, aku hanya memintanya utk tdak marah pada anak perempuannya” Raja Jalal mencoba menghibur Ratu Jodha “Aku dengar dari Moti bahwa kau tdak makan apapun, kau itu seringkali berlaku kekanak-kanakkan, Ratu Jodha”, “Tdak, yg Mulia, aku bisa menjaga diriku sendiri” Ratu Jodha mencoba meyakinkan Raja Jalal bahwa dirinya tdak apa-apa “Lalu mengapa kau tdak makan?” Raja Jalal kemudian menyuapkan buah anggur ke Ratu Jodha , ketika suapan tangan Raja Jalal masuk kemulut Ratu Jodha, Ratu Jodha menggigit jari Raja Jalal & tertawa “Heiii apa ini?” Raja Jalal kaget sekali ketika jarinya digigit Ratu Jodha “Jangan khawatir, kau harus hanya berkonsentrasi pada perang, aku akan mengurusi semuanya disini, aku juga akan menghibur ibu” kemudian Ratu Jodha menyuapkan buah anggur yg lain ke Raja Jalal, kali ini Raja Jalal yg menggigit jari Ratu Jodha & tersenyum “Heii apa ini?” Ratu Jodha juga kaget dgn tindakan Raja Jalal “Aku hanya belajar darimu” mereka berdua kemudian tertawa bersama-sama.