Sinopsis Jodha Akbar Episode 487

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 487, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 486! kali ini admin bagikan lagi episode 487 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 487

Malam hari, Pangeran Salim sedang berada diistal kuda & mengajak kudanya berbicara “Aku tdak bisa tidur & ternyata kau juga tdak bisa tidur, kalau begitu bagaimana kalau kita jalan-jalan? Kau selalu memberikan aku kedamaian” tepat pada saat itu Anarkali menghampirinya “Utk kedamaianmu, aku datang kesini” Pangeran Salim menoleh & terkejut melihat kehadiran Anarkali diistal kuda dgn obor ditangannya “Aku harus menemuimu”, “Aku tdak punya harapan utk bertemu dgnmu” dalam hati Pangeran Salim senang Anarkali mau menemuinya “Bagaimana aku tdak bisa menemuimu, kau akan pergi berperang utk kesultanan Mughal maka aku harus memberikanmu harapan utk berperang”, “Kenapa kau memberikan aku harapan?” Pangeran Salim merasa penasaran dgn ucapan Anarkali “Karena aku ingin kau kembali dgn selamat dari perang” Pangeran Salim tersenyum “Itu tdak menjadi masalah, jika aku hidup atau mati setelah berperang” Anarkali menutup mulut Pangeran Salim dgn jemarinya “Jangan katakan seperti itu lagi, itu merupakan masalah bagiku”, “Jika itu menjadi masalah bagimu lalu kenapa kau tdak mengatakannya? Mengapa kau tdak mengatakan bahwa kau juga mempunyai perasaan yg sama seperti aku? Jika kau mengatakannya sekali saja maka aku akan meninggalkan semuanya utkmu, istana ini, tahta ini, semuanya!” Anarkali terkejut “Itu yg tdak aku inginkan, aku ingin kau menang dalam perang nanti & memiliki kebahagiaan dalam kehidupanmu”, “Kebahagiaanku terletak pada kebahagiaanmu, dgn memenangkan cintamu akan menjadi kemenanganku yg terbesar” mata Anarkali berkaca-kaca memandang Pangeran Salim “Tapi aku hanya akan memberikanmu penderitaan”, “Jika hal ini terjadi maka aku akan kembali dgn selamat, utk itu cukup buatmu datang utk bertemu dgnku bahkan setelah perintah dari yg Mulia” tiba-tiba ada suara yg mengusik kebersamaan mereka “”Kau harus segera pergi darisini sebelum ada seseorang yg melihatmu, kau nanti bisa dihukum & aku tdak bisa menghadapi kenyataan itu” ketika Anarkali mau pergi meninggalkan Pangeran Salim “Aku ingin kau menunggu aku kembali dari perang”, “Baiklah, aku akan pergi” ujar Anarkali sambil menangis & meninggalkan Pangeran Salim disana lagu Rabba is pyar mein mulai terdengar.

Keesokan harinya Raja Jalal berserta anak-anaknya & pasukannya sudah siap utk pergi berperang, sebelum pergi, Ratu Jodha melakukan ritual aarti & tilak kepedang Raja Jalal “Aku berdoa semoga kalian semua segera kembali setelah menang dalam berperang & selamat dalam perjalanan” ujar Ratu Jodha, kemudian Ibu Ratu Hamida mengikat tali suci kelengan Raja Jalal “Ibu berdoa semoga Tuhan selalu melindungimu, Raja Jalal” kemudian Ratu Jodha melakukan ritual aarti utk anak-anaknya yg akan ikut Raja Jalal berperang “Birbal, Todar Mal kalian berdua tetap diistana utk mengurus semuanya diistana”, “Baik yg Mulia” Birbal & Todar Mal melepas kepergian Raja Jalal & pasukannya “Aku akan kembali segera, Ratu Jodha” Ratu Jodha menganggukkan kepalanya “Ibu akan berdoa utkmu, Raja Jalal”, “Ibu, aku juga berdoa ketika aku kembali nanti, semuanya akan baik-baik saja antara ibu & Ratu Jodha” Raja Jalal sangat berharap ibunya bisa berubah “Jika semuanya baik-baik saja maka hari ini tdak akan ada, ingatlah selalu bahwa Raja Iran itu selalu menolong kita” ujar Ibu Ratu Hamida ketus “Aku harus meladeni pertanyaannya ketika dia mencampuri urusan keluargaku, ibu, Ratu Jodha tolong jaga ibu baik-baik” Ratu Jodha menganggukkan kepalanya kembali, Raja Jalal memberikan salam pada semua keluarganya & bergegas meninggalkan istana dgn pasukannya. Mereka semua melepaskan kepergian Raja Jalal & pasukannya dgn perasaan haru “Hari ini semua laki-laki dalam keluargaku telah pergi utk berperang, perang yg sebenarnya bisa saja dihentikan oleh Ratu Jodha” Ratu Jodha terkejut mendengar ucapan ibu mertuanya “Jika kau mengubah agamamu maka semua ini tdak akan terjadi, jika terjadi sesuatu pada keluargaku maka aku tdak akan memaafkanmu, Ratu Jodha!” ujar Ibu Ratu Hamida ketus kemudian berlalu dari sana, Ratu Jodha kaget sementara Ratu Ruqayah tersenyum senang.

Narator: “Dgn berlalunya waktu, Raja Jalal pergi menuju kemedan perang, dilain sisi Ratu Jodha berusaha utk menghibur ibu mertuanya tapi Ibu Ratu Hamida sangat kesal dgn Ratu Jodha, semua wanita diIstana Ratu mulai bergunjing tentang mereka” Sinopsis Jodha Akbar Episode 487

“Aku tdak setuju dgnmu, Ratu Jodha!”, “Tapi ibuuu, ”, “Jangan panggil aku ibu! Aku adalah Mariam Makani utkmu!” suara Ibu Ratu Hamida mulai meninggi “Aku suka mendengar sebutan ibu dari orang yg menghargai aku, jangan panggil aku ibu mulai sekarang!” nada bicara Ibu Ratu Hamida terlihat serius, Ibu Ratu Hamida kemudian pergi meninggalkan Ratu Jodha, Ratu Jodha benar-benar sangat terluka.

Rombongan Raja Jalal akhirnya tiba dimedan pertempuran, mereka mendirikan tenda utk beristirahat, semua pasukannya telah siap berbaris utk mendengarkan pidatonya, seluruh anak buah kepercayaannya juga ada disana berserta anak-anaknya “Besok kita akan berperang, aku mengucapkan terima kasih pada kalian semua yg telah mengikuti perintahku, besok kita tdak akan bertarung seperti seorang prajurit atau raja akan tetapi kita akan bertarung utk kesatuan, kita semua akan saling melindungi satu sama lain, seluruh prajurit diminta utk melindungi prajurit yg lain disekitar kalian! Angkat pedangmu utk meyakinkan kemenangan dalam pikiranku!” Raja Jalal memberikan semangat pada para prajuritnya dgn berapi-api “Aku sebenarnya sedih harus mengumumkan perang ini, aku memerintahkan kalian semua utk tdak membunuh musuh kita, jika kau harus mempertahankan dirimu sendiri utk melindungi prajurit yg lain maka kau boleh membunuh musuh kita tapi kita semua tahu bahwa musuh kita juga mempunyai keluarga yg menanti kepulangan mereka pula, kita hanya akan meladeni mereka, kita tdak menyerang mereka terlebih dahulu!” ujar Raja Jalal lantang, kemudian meninggalkan pasukannya masuk kedalam tendanya kembali, semua prajurit mengelu-elu kan namanya “Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar! Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar! Hidup yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar!” sepeninggal Raja Jalal, Abu Fazal salah satu menteri kepercayaan Raja Jalal berkata “Sekarang kalian pergi & beristirahatlah!” semua pasukan akhirnya bubar menuju ketenda mereka masing-masing “Mereka para musuh kita tdak akan berfikir sekali saja sebelum membunuh kita maka kenapa kita harus memikirkan mereka?” Murad merasa aneh dgn pernyataan Raja Jalal barusan ke pasukannya “Perang adalah bertarung dgn harga diri & moral, & perang kali ini utk harga diri kita, Murad” Pangeran Salim mencoba memberikan penjelasan “Perang kali ini akan memberikan kedamaian dihati kita” Maan Sigh juga ikut menimpali pembicaraan mereka.

Diistana kerajaan Mughal, dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha sedang merias dirinya dibantu oleh Moti didepan meja rias “Moti, aku telah mengirimkan sebuah surat utk yg Mulia, pasti surat itu sudah sampai ditangannya” ujar Ratu Jodha sambil tersenyum-senyum sendiri

Dimedan pertempuran, salah seorang prajurit datang lalu memberikan sebuah surat yg dikirimkan Ratu Jodha ke Raja Jalal, surat itu diberikannya ke Maan Sigh, karena ada kesibukan yg lain yg harus segera Maan Sigh lakukan maka Maan Sigh menyuruh Pangeran Salim utk memberikan surat itu ke Raja Jalal “Pangeran Salim, tolong berikan surat ini ke yg Mulia Raja ya!”, “Tapi kakak, ” belum selesai Pangeran Salim bicara, Maan Sigh sudah pergi meninggalkannya, Pangeran Salim merasa ragu-ragu & canggung utk memberikan surat itu ke Raja Jalal namun akhirnya Pangeran Salim memberanikan dirinya masuk ketenda Raja Jalal. “Salam, yg Mulia” Raja Jalal membalas salam Pangeran Salim sambil mengasah pedangnya utk pertempuran besok, kemudian Raja Jalal menghampiri Pangeran Salim yg berdiri didepannya “Ada apa?”, “Ini Mariam Uz Zamani mengirimkan sebuah surat utk anda” Raja Jalal mengambil surat itu dari tangan Pangeran Salim & tersenyum senang “Hubungan antara suami & istri adalah sebuah hubungan yg khusus”, “Yaa, aku akan pergi sekarang, anda harus segera membacanya secara pribadi” ketika Pangeran Salim hendak meninggalkan Raja Jalal, Raja Jalal segera menghentikannya “Tapi tdak ada yg pribadi utkmu, karena pada kenyataannya kau adalah bukti cinta kami berdua, tolong bacakan surat ini utkku” Pangeran Salim kaget & tdak percaya, tak lama kemudian Pangeran Salim membaca surat Ratu Jodha “Salam yg Mulia, keadaan disini semuanya baik-baik saja tapi aku sangat merindukanmu disetiap detik, kau selalu ada didalam hatiku sepanjang waktu, semua orang diistana juga merindukanmu, kami semua berdoa utk kemenanganmu, aku berharap kau melindungi para pangeran kita, khususnya Pangeran Salim karena dia tdak menikmati kebersamaan dgnmu ketika dia kecil dulu, jadi manjakan dia, aku sangat berharap keretakan hubungan antara kalian berdua segera berakhir” Pangeran Salim masih terus membaca surat Ratu Jodha, sementara Raja Jalal yg mendengarkannya hanya senyum=senyum senang “Disini diakhir surat ada tulisan yg tertulis I LOVE U, aku tdak tahu apa itu artinya?” Pangeran Salim merasa bingung dgn kata terakhir Ratu Jodha utk Raja Jalal, Raja Jalal hanya tersenyum senang mendengarnya “Aku tahu maksudnya”, “Jadi anda berbicara dgn Mariam Uz Zamani dgn bahasa isyarat?” Pangeran Salim merasa penasaran dgn kata terakhir Ratu Jodha tersebut “Ini adalah bahasa cinta, Sekhu, ketika kau jatuh cinta nanti maka ayah akan mengatakannya padamu, sekarang pergilah & tidur” Pangeran Salim tersenyum sambil memberikan surat Ratu Jodha ke Raja Jalal kemudian pergi meninggalkan Raja Jalal yg masih tersenyum-senyum gara-gara surat Ratu Jodha. Sinopsis Jodha Akbar Episode 487

Diistana di Agra, Ibu Ratu Hamida sedang ngobrol dgn Ratu Salima & Gulbadan dikamar Ibu Ratu Hamida sambil bermain catur “Ratu Salima, aku selalu berdoa siang & malam utk keselamatan Raja Jalal” tepat pada saat itu Ratu Ruqayah mengajak Ratu Jodha utk bergabung bersama mereka “Ayooo, Ratu Jodha, kita masuk kedalam, kita main catur bersama-sama”, “Tdak Ratu Ruqayah, sepertinya ibu tdak menyukai aku” saat itu mereka berdua ngobrol didepan pintu keluar, sesekali mereka mengintip kedalam melihat Ibu Ratu Hamida yg sedang duduk disana “Tdak akan terjadi apa-apa, Ratu Jodha, ayooo laah” Ratu Ruqayah memaksa Ratu Jodha utk masuk kedalam kamar tersebut, melihat kedatangan mereka, paras wajah Ibu Ratu Hamida langsung berubah masam “Aku akan bermain catur lain waktu saja, aku pergi dulu” Ibu Ratu Hamida segera berdiri & hendak pergi “Ibuu, ibu meninggalkan setengah permainan” Ratu Ruqayah mencoba membujuk Ibu Ratu Hamida “Aku tdak selera lagi utk bermain catur!”, “Ibu, bisakah ibu menghilangkan kemarahan ibu? Ampunilah Ratu Jodha, maafkanlah dia” Ratu Ruqayah pura-pura mendukung Ratu Jodha “Lupakan tentang permintaan maaf! Jika seseorang mendukung dia maka aku tdak akan suka! Jika kau menjadi juru bicaranya maka aku berfikir bahwa kau akan melawan aku juga!” Ibu Ratu Hamida tetap dgn prinsipnya yg tdak mau mengajak Ratu Jodha bicara dalam keadaan apapun “Ratu Ruqayah, tdak apa-apa, aku tdak ingin kau & ibu jadi bertengkar hanya gara-gara aku.” Ratu Jodha mencoba menengahi pembicaraan Ratu Ruqayah & Ibu Ratu Hamida “Aku akan menghadapi kemarahan ibuku tapi aku tdak pernah bermaksud utk menyakiti siapapun”, “Bagus kalau begitu! Itu lebih baik!” ujar Ibu Ratu Hamida ketus & meninggalkan mereka semua, Ratu Jodha sangat terluka dgn perlakuan ibu mertuanya.