Sinopsis Jodha Akbar Episode 483

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 483, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 482! kali ini admin bagikan lagi episode 483 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 483

Pangeran Salim & Qutub sedang berjalan-jalan dgn kuda mereka masing-masing menuju kepasar, dalam perjalanan Pangeran Salim berkata ke Qutub “Yang Mulia meminta aku utk bekerja dibawah perintah Murad, aku tdak suka ini, bagaimana jika dia tdak percaya dgn kemampuanku diperang?”, “Jika dia melakukan hal itu maka harus ada alasan dibalik itu semua, Pangeran Salim” Qutub berusaha menghibur Pangeran Salim, ketika mereka sampai dipasar, Pangeran Salim melihat ada Anarkali dikios penjual gelang, Pangeran Salim tersenyum melihatnya, Pangeran Salim segera mendekati Anarkali kemudian membekap mulutnya & membawanya ketempat yg agak sepi, Anarkali sangat terkejut begitu tau kalau orang yg membekapnya itu adalah Pangeran Salim, Anarkali tersenyum kearah Pangeran Salim, mata mereka berdua saling memandang satu sama lain “Kau seharusnya tdak datang kesini, aku harus pergi” Pangeran Salim langsung mencengkram lengannya ketika Anarkali hendak meninggalkan dirinya & berkata “Aku datang kesini bukan ingin ketemu dgnmu akan tetapi takdirlah yg mempertemukan kita, aku ingin melihat wajahmu maka takdirlah yg membuatku bertemu dgnmu, mengapa kau menulis disurat bahwa aku harus melupakanmu? Aku tdak bisa, dihari aku melupakanmu adalah ketika dihari aku mati” Anarkali menghentikan ucapan Pangeran Salim dgn menutup mulutnya dgn tangannya “Pangeran Salim, aku mohon jangan buat masalah!”, “Masalahku adalah bahwa aku mencintaimu & aku tdak bisa berbuat apa-apa”, “Tapi aku suka ketika kau menemui Mariam Uz Zamani” Pangeran Salim kaget mendengar ucapan Anarkali “Bagaimana kau bisa tahu?”, “Aku mengetahui semuanya tentangmu karena aku perhatian dgnmu” Pangeran Salim tersenyum “Aku senang mengetahui bahwa kau terus memperhatikan aku, kau peduli dgnku” Anarkali tersenyum malu & ketika Anarkali mau pergi meninggalkan Pangeran Salim, Pangeran Salim mendorongnya agar lebih dekat dgnnya “Biarkan aku melihatmu sebelum aku pergi, aku mohon” Anarkali menoleh & melihat kearahnya, Pangeran Salimpun tersenyum.

Dihalaman istana Ratu Jodha & Raja Jalal sedang berjalan-jalan dihalaman sambil saling bergandengan tangan “Aku akan segera pergi, maka aku tdak bisa lagi menghabiskan waktuku bersamamu”, “Kau akan segera kembali setelah memenangkan peperangan, yg Mulia” Raja Jalal memegang tangan Ratu Jodha lembut “Aku harus melakukan perang ini yg aku tahu bahwa ini adalah benar”, “Jangan khawatir, yg Mulia, Tuhan bersama mereka yg berada pada jalur yg benar, aku yakin bahwa kau akan menang dalam perang kali ini” Ratu Jodha meyakinkan Raja Jalal “Perang ini juga ujian buatmu, Ratu Jodha”, “Bagaimana bisa?” Ratu Jodha merasa heran “Ketika aku pergi berperang, aku ingin kau mengambil alih semuanya disini, kau harus memutuskan sesuatu seperti aku, kau harus melakukan keadilan”, “Aku akan bertanggung jawab utk itu, yg Mulia” Ratu Jodha mencoba meyakinan Raja Jalal “Jika ada sebuah masalah, pergilah ketempat dimana kau bisa mengambil keputusan maka kau harus kuat & tangguh dalam memutuskan sesuatu, ketika aku berada dimedan perang, aku ingin kau yg mengurusi negara & bangsaku, aku berada pada jalur yg benar, permasalahan akan datang tapi aku akan menghadapinya & menang!” Raja Jalal merasa yakin dgn takdirnya.

Pangeran Salim, Murad, Qutub & Danial sedang berada diruangan membahas bagaimana mereka akan berperang nanti “Kita seharusnya pergi menggunakan kapal” ujar Murad, “Kita seharusnya berjalan kaki saja” Pangeran Salim menimpali “Pasukan kita akan kelelahan, kita seharusnya menunggang onta, aku bertanggung jawab utk memikirkan semua ini” Murad tetap bersikeras “Sudah berapa kali kau ikut berperang? Aku lebih tahu daripada kau!” Pangeran Salim menantang Murad “Tapi aku yg dipercaya oleh pasukanku!” Murad juga tdak mau kalah “Aku ini besar bersama para pasukan itu, tanya pada mereka apakah aku ini benar atau salah?”, “Aku akan membuat pasukanku sendiri! Siapapun yg akan berperang harus menurut padaku!” Murad menjelaskan posisinya “Kau itu tdak tahu apa-apa soal perang! Aku tdak tahu bagaimana yg Mulia membuat kau menjadi seorang pemimpin!”, “Cukup! Kau harus bekerja dibawah perintahku & kau harus menuruti perintahku!” Pangeran Salim benar-benar marah begitu mendengar ucapan Murad yg pedas ditelinganya, Murad langsung mencengkram bahu Pangeran Salim & berkata “Aku tahu bagaimana caranya membuat kau menuruti perintahku!” Pangeran Salim mendorong tubuh Murad kebelakang, Murad melawannya, mereka berdua saling memegangi tubuh mereka masing-masing “Kau telah melewati batasanmu, Murad!” tepat pada saat itu Raja Jalal & para menterinya memasuki ruangan tersebut & melihat mereka berdua yg sedang beradu argumen dgn amarah mereka masing-masing, Raja Jalal mengambil dua bilah pedang yg terdapat disana & memberikannya pada Pangeran Salim & Murad satu per satu “Apa yg kalian lakukan? Ayoo sekarang kalian bisa saling membunuh satu sama lain!” namun Pangeran Salim & Murad hanya diam saja tdak bergeming “Aku sangat terkejut melihat kalian berdua anak-anakku, jika kalian berdua saling bertengkar satu sama lain maka siapa yg akan menang melawan musuhku? musuhku akan menang tanpa melakukan perlawanan apapun, bagaimana kalian bisa lupa? Bahwa mereka mengincar keluarga kita dgn mata jahat mereka & kita harus menjawab tantangan mereka!” Raja Jalal marah pada kedua anak laki-lakinya ini “Aku minta maaf, Pangeran Salim” Murad mencoba berbesar hati meminta maaf pada Pangeran Salim, kemudian Raja Jalal menyuruh mereka berdua pergi, anak-anak itupun pergi meninggalkan ruangan tersebut, tanpa mereka sadari ternyata Ibu Ratu Hamida sempat melihat pertengkaran & amarah Raja Jalal pada anak-anaknya, Ibu Ratu Hamida sangat terkejut, sedangkan Raja Jalal khawatir akan hubungan persaudaraan Pangeran Salim & Murad.

Dikamar Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida sedang termenung sambil memikirkan cucu-cucunya, tak lama kemudian bibi Gulbadan menemuinya “Kakak, sedang apa kau disini? Lihat cuaca diluar, sepertinya badai akan segera datang”, “Aku juga ingin menghentikan badai ini, Gulbadan” kemudian Ibu Ratu Hamida menceritakan pada Gulbadan secara rahasia tentang rencananya menghentikan perang. Sinopsis Jodha Akbar Episode 483

Narator: “Ibu Ratu Hamida mencoba mencegah perang yg akan segera berlangsung namun dirinya telah membawa badai yg lain dalam istananya sendiri”

Dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha sedang berdoa utk Dewa Kahnaa, ketika sedang berdoa tiba-tiba Ibu Ratu Hamida datang & menutupi api Diya, Ratu Jodha memberikan salam pada ibu mertuanya ini & berkata “Ibu adalah sebuah contoh, bagi ibu berdoa pada Tuhan maupun Dewa Kahnaa itu sama saja”, “Kau benar, Ratu Jodha, tapi ibu ingin bertanya sesuatu padamu” Ibu Ratu Hamida tampak serius “Apa itu ibu?”, “Kau bilang bahwa berdoa pada Tuhan & Dewa Kahnaa itu sama saja kan? & kau menyetujuinya kan?” Ratu Jodha menganggukkan kepalanya “Mungkin ibu terlalu banyak meminta tapi ini penting!” sesaat Ibu Ratu Hamida terdiam “Aku ingin kau merubah agamamu, Ratu Jodha, terimalah Islam sebagai agamamu” Ratu Jodha benar-benar kaget mendengar ucapan ibu mertuanya “Ibu? Apakah ini ibu yg mengatakannya? Bukankah ibu telah menghentikan aku melakukan ini?” Ratu Jodha tdak percaya kalau Ibu Ratu Hamida yg mengatakan hal ini “Ibumu memang telah menghentikanmu tapi hari ini Mariam Makani yg memintamu utk merubahnya, aku harus bertanggung jawab utk mempersatukan kembali keluargaku & hari ini keluargaku tercerai berai, saudara saling bertengkar satu sama lain, seorang ayah & anak laki-lakinya saling bermusuhan, hubungan kita dgn negara Iran juga sudah mulai berubah, banyak orang mungkin akan mati dalam peperangan ini tapi dgn satu keputusan darimu maka semuanya akan terselesaikan dgn baik, aku mohon Ratu Jodha, terimalah Islam sebagai agamamu” Ibu Ratu Hamida memohon pada Ratu Jodha agar Ratu Jodha mau merubah agamanya “Tapi nanti apa yg akan yg Mulia katakan, ibu?”, “Yaa mungkin dia akan kesal dgnmu & juga aku tapi coba kau pikirkan dgnmu merubah agamamu maka semuanya akan baik-baik saja, Ratu Jodha, Pangeran Salim akan mendapatkan tahtanya, hubungan Khanum dgn pangeran dari Iran akan dirajut kembali, kita akan mempunyai hubungan yg baik dgn negara Iran, rakyat kita tdak akan mati, ibumu meminta sesuatu padamu utk pertama kalinya sepanjang hidupku, Ratu Jodha” Ibu Ratu Hamida benar-benar serius meminta pada Ratu Jodha, Ibu Ratu Hamida meminta pada Ratu Jodha agar menyelamatkan keluarganya “Aku melipatkan kedua tanganku didepan dada memohon kepadamu Ratu Jodha agar kau bersedia menerima permintaanku ini” ujar Ibu Ratu Hamida dgn perasaan yg sedih bercampur haru “Ibu, tanganmu hanya utk memberikan restu, tdak utk meminta seperti ini” Ratu Jodha mencium tangan Ibu Ratu Hamida lembut sambil menangis lalu menoleh kearah patung dewa Krisna “Jangan khawatir, ibu, aku akan menerima Islam sebagai agamaku” Ibu Ratu Hamida terharu & memeluk Ratu Jodha erat “Aku tahu kalau kau itu pasti tdak akan mengecewakan ibu, ibu akan menyiapkan upacaranya, tapi ibu minta kau jangan mengatakan hal ini pada siapapun” ujar Ibu Ratu Hamida kemudian pergi meninggalkan Ratu Jodha dgn perasaan senang sementara Ratu Jodha malah menangis pilu.

Dikamar Pangeran Salim, Danial menemui Pangeran Salim dikamarnya “Pangeran Salim, aku ingin bicara dgnmu”, “Kau datang kesini apakah juga ingin mengejek aku?” Pangeran Salim nampak masih marah “Aku hanya ingin mengatakan bahwa Murad itu tdak bersalah, dia tdak pernah ingin menjadi calon Raja tapi kau menghina dia, kaulah yg memulai semua ini” Danial mencoba memberikan pengertian ke Pangeran Salim “Lalu apa yg telah kalian berdua lakukan? Apakah kalian lupa bahwa aku ini kakak tertua kalian, aku bisa saja menunjukkan kemarahanku pada kalian semua tapi tahta itu telah membuatnya jadi sangat sombong & dia lupa bahwa aku ini adalah saudaranya” Pangeran Salim berusaha meredam amarahnya “Aku tdak terluka kalau dia menjadi calon raja, aku terluka karena kalian berdua telah melupakan hubungan persaudaraan kita”, “Kaulah yg telah melupakan hubungan persaudaraan kita, kau lupa bahwa kau akan menikahi Maan Bai & kau malah menjalin hubungan dgn seorang penari dgn menemuinya, aku melihat kalian berdua dipasar tadi” Danial menunjukkan rasa tdak suka dgn perlakuan Pangeran Salim yg terlalu perhatian ke Anarkali “Itu tdak sengaja, kebetulan waktu itu dia ada dipasar & aku juga datang kesana, aku memang tdak bisa menghentikan diriku sendiri utk tdak bertemu dgnnya” Pangeran Salim membela diri “Lalu bagaimana dgn Maan Bai?”, “Aku harus mengatakan padamu, Danial bahwa aku hanya mencintai Anarkali, aku tahu kau itu sahabatnya Maan Bai makanya kau sangat mengkhawatirkannya tapi aku jatuh cinta pada Anarkali & aku tdak bisa menghentikan diriku sendiri utk tdak bisa bertemu dgnnya, kau bisa mengeluhkan hal ini ke yg Mulia” ujar Pangeran Salim lalu meninggalkan Danial seorang diri.

Dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha sedang termangu menatap patung dewa Krisna, tak lama kemudian Raja Jalal datang menemuinya “Ratu Jodha, aku datang kesini utk mendengarkan Bhajan yg biasa kau nyanyikan dgn suara merdumu itu, apakah kau bisa melakukannya sekarang utkku?” Raja Jalal memintanya dgn senyum yg mengembang diwajahnya sambil menatap istrinya penuh cinta “Aku akan menyanyikan Bhajan ini utk yg terakhir kalinya” bathin Ratu Jodha dalam hati, Ratu Jodha kemudian duduk didepan patung dewa Krisna sementara Raja Jalal duduk diujung tempat tidur dibelakang Ratu Jodha, Ratu Jodha melakukan sedikit ritual sebelum menyanyikan Bhajan kemudian Ratu Jodha menyanyikan Bhajan sambil menangis, Raja Jalal yg tdak tahu apa yg sedang dialami oleh Ratu Jodha, tersenyum senang begitu mendengar suara Ratu Jodha yg merdu, hingga akhirnya ketika nyanyian Bhajan selesai, Ratu Jodha masih saja menangis, Raja Jalal kaget & segera mendekatinya “Ada apa Ratu Jodha? Kenapa kau menangis?” Ratu Jodha merebahkan kepalanya didada Raja Jalal, Raja Jalal segera memeluknya sambil memikirkan sesuatu “Tdak apa-apa, yg Mulia, hanya saja ketika aku menyanyikan Bhajan, aku selalu terharu” Ratu Jodha berusaha menutupi perasaanya didepan Raja Jalal. Sinopsis Jodha Akbar Episode 483

Pada malam harinya, Ratu Jodha masih saja termenung sambil menatap kearah patung dewa Krisna dgn perasaan sedih, tak lama kemudian Moti datang menghampirinya dgn pakaian muslim utk Ratu Jodha “Ratu Jodha, kenapa kau melakukan semua ini?” Moti tdak percaya kalau Ratu Jodha akan merubah agamanya “Jika dgn merubah agamaku, aku bisa menyelamatkan semua orang maka biarkan aku mengubahnya, aku telah melahirkan Pangeran Salim, seharusnya haknya tdak direnggut begitu saja, aku harus memastikan itu, oleh karena itu sebagai ibu & sebagai Ratu India aku harus mengambil langkah ini” ujar Ratu Jodha sambil menangis kemudian Ratu Jodha mendekati patung dewa Krisna “Kahnaa, menyanyikan Bhajan atau mendengarkan Azan itu sebenarnya sama, kita berdoa pada Tuhan dari hati, tdak ada perbedaan antara Al Qur’an & Geeta, rasanya semuanya sama” Moti sedih melihat penderitaan Ratu Jodha yg tdak pernah berakhir “Kahnaa, berilah aku kekuatan utk mengikuti keputusanku sendiri, kau bilang bahwa lakukanlah hal yg terbaik & jangan pernah berfikir tentang imbalannya, jika kau berfikir bahwa apa yg aku lakukan ini tdak baik maka aku mohon ampunilah aku tapi utk anakku & utk rakyatku, aku akan mengambil langkah ini” ujar Ratu Jodha kemudian menghampiri Moti & mengambil baju muslim tersebut.