Sinopsis Jodha Akbar Episode 441

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 441, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 440 tentang pangeran salim yang meminta maaf dan menyesali perbuatannya namun anarkali tidak mau menerima permohonan maaf dari pangeran salim, sementara itu raja jalal semakin tidak terkendali kesombongannya dan berani menyebut dirinya dgn tuhan. Kali ini admin bagikan lagi episode 441 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada mei 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 441

Ibu Ratu Hamida & Ratu Ruqayah sedang berada diteras ditengah taman istana, “Cuacanya mulai berubah sekarang, Ratu Ruqayah”, “Iya ibu saat ini dingin sekali” tdak lama kemudian Raja Jalal datang menghampiri mereka & bertanya tentang Pangeran Salim “Dimana Sekhu Baba? Kenapa tadi dia tdak berada disana? Aku hampir saja tdak bisa mengatakan apa-apa tadi! Semua orang mengamati ketdakhadirannya” Ibu Ratu Hamida mencoba menenangkannya “Tenang Raja Jalal, tenang”, “Bagaimana aku bisa tenang, ibu, Aku telah mengumumkan pernikahannya disana! Para tamu pasti akan memiliki pemikiran yg macam-macam”, “Mungkin dia sedang terjebak disuatu tempat, Raja Jalal” tepat pada saat itu Ratu Jodha menemui mereka “Ratu Jodha, dimana Sekhu Baba?” Ratu Jodha bingung tdak tahu harus berkata apa “Aku tdak tahu, Yg Mulia” , “Aku akan berbicara dgnnya sendiri” Ratu Jodha terkejut mendengarnya. Sinopsis Jodha Akbar Episode 441

Sementara itu Pangeran Salim sedang berada didalam kamarnya, dirinya teringat ucapan Anarkali yg mengatakan “Meninggalkan keluargamu utk mendapatkan orang lain itu adalah suatu keegoisan bukan cinta”, “Mengapa kau tdak bisa mengerti? Itu semua tdak disengaja, bagaimana aku bisa mengatakannya padamu betapa aku sangat mencintaimu, aku tdak bisa hidup tanpa kau, Anarkali” Pangeran Salim teringat kenangan kenangan indahnya bersama dgn Anarkali, kemudian diambilnya opium & dijilatnya sedikit kemulutnya utk menenangkan dirinya yg sedang goyah, tiba-tiba Ratu Jodha masuk kedalam kamarnya “Pangeran Salim, kenapa kau tdak hadir pada saat pengumuman tadi?”, “Aku tadi sibuk, ibu”, “Lalu apa yg harus ibu katakan kalau ayahmu bertanya tentang hal ini? Dia telah mengumumkan pernikahanmu & kau tdak ada disana ”tiba-tiba dari depan prajurit mengumumkan kedatangan Raja Jalal ke kamar Pangeran Salim “Apa yg akan terjadi sekarang?” Ratu Jodha mulai gelisah & bingung, saat itu Pangeran Salim sedang berbaring ditempat tidurnya, Ratu Jodha langsung saja berpura-pura Pangeran Salim sedang sakit “Kau seharusnya menjaga kesehatanmu, kau tdak boleh pergi kemana-mana dari sini sampai kau sembuh, kau tdak perlu datang keacara tadi, tdak ada yg lebih penting kecuali kesehatanmu” Raja Jalal mendengarkan semua pembicaraan mereka “Apa yg terjadi padanya?”, “Dia tadi pingsan karena kelelahan, Yg Mulia, Katakan padanya utk makan tepat pada waktunya” Raja Jalal mendekati Pangeran Salim kemudian duduk disebelahnya sambil membelai kepala Pangeran Salim “Kau harus istirahat, Pangeran Salim, Panggilkan tabib utk mengeceknya, Ratu Jodha” Ratu Jodha mengangguk “Kau harus menjaga kesehatanmu sendiri, jadi besok kau tdak boleh absen pada saat pesta perayaan yg sangat penting, istirahatlah sampai kau sembuh, ayah harus meminta maaf pada semua orang, nanti ayah akan kembali lagi” ujar Raja Jalal kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua, sepeninggal Raja Jalal, Pangeran Salim langsung bangun dari tidurnya “Ibu, kenapa ibu berbohong padanya?”, “Itu karena ibu tdak ingin ayahmu marah padamu, utk pertama kalinya ibu berbohong pada suami ibu sendiri, ini semua karena kau! Sekarang katakan pada ibu, kau dari mana saja tadi?”, “Aku tdak akan mengatakan apapun ke ibu & ibu tdak perlu berbohong pada suami ibu sendiri karena aku! Aku akan mengatakan yg sebenarnya pada ayah!”, “Pangeran Salim! Kau tdak boleh pergi kesana!”, “Ya! Aku akan mengatakan padanya!” Pangeran Salim segera bangun dari tempat tidurnya kemudian menyusul Raja Jalal yg saat itu belum jauh berlalu dari kamarnya “Yg Mulia Raja, tunggu! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu hari ini! Aku ingin mengatakan apa yg ada didalam hatiku! Sejujurnya aku tdak suka melihat wajahmu!” Ratu Jodha terkejut mendengarnnya sementara Raja Jalal langsung mengubah ekspresi wajahnya berubah menjadi marah & garang “Istana ini membuat aku mati lemas! Tdak peduli apa yg telah kau umumkan! Aku tdak ingin menjadi bagian itu, aku benci kau & aku juga benci istana ini! Aku benci menjadi calon pewaris tahta kerajaan Mughal!” Ratu Jodha mencoba menengahi “Yg Mulia, dia sedang sakit, itulah mengapa dia mengatakan semua ini, jangan dengarkan dia, dia menjadi menjadi over seperti itu karena penyakitnya, dengarkan aku!” Raja Jalal yg saat itu masih menahan amarahnya berkata “Aku sangat kasihan melihat kondisinya, dia telah mengkonsumsi opium, Ratu Jodha!”, “Tdak mungkin, Yg Mulia!” Ratu Jodha tdak percaya “Ini benar, Ratu Jodha! Lihat matanya!” Raja Jalal memegangi wajah Pangeran Salim & ditunjukkannya ke Ratu Jodha, kemudian Raja Jalal menampar Pangeran Salim namun Pangeran Salim hanya diam saja, Pangeran Salim tiba-tiba seperti orang mabuk, tak sadarkan diri “Lihat calon pewaris tahta kerajaan kita yg tdak bisa mengurusi dirinya sendiri! Panggilkan tabib!” Raja Jalal kesal dgn Pangeran Salim.

Dikamar Pangeran Salim, tabib mengecek kondisi Pangeran Salim, Ibu Ratu Hamida & Ratu Ruqayah juga ada disana “Itu semua pasti karena opium!” Raja Jalal yakin Pangeran Salim mulai kecanduan opium “Dia sedang tdak sehat, Yg Mulia”, “Apakah dia mengkonsumsi opium?” tabib tersebut sesaat melirik kearah Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayah menatapnya tajam “Bukan, Yg Mulia, Ini karena demam parah saja”, “Tapi lihat matanya! lihat kondisinya!” saat itu Pangeran Salim terbaring lemah dgn mata yg sayu, “Ini semua karena demam parah, Yg Mulia, Kalau hal itu akan terjadi kalau dia mengkonsumsi beberapa dosis” tabib tetap kukuh dgn pendapatnya bahwa Pangeran Salim tdak kecanduan opium “Bagaimana kau bisa berfikir bahwa anak kami tdak kecanduan obat terlarang itu?” Ratu Jodha juga ikut penasaran “Aku katakan apa yg aku rasakan, tapi aku senang kalau kau mengatakan bahwa dia tdak kecanduan opium & itu akan lebih baik baginya utk tdak bermanja-manja dalam beberapa kegiatan nanti” ujar Raja Jalal kemudian meninggalkan tempat tersebut sementara Ibu Ratu Hamida & Ratu Ruqayah mendekati Pangeran Salim sambil membelai kepalanya.

Dikamar Ratu Ruqayah, tampak Ratu Ruqayah memberikan sekantong uang ke tabib yg baru saja mengecek kondisi Pangeran Salim “Tdak ada seorangpun yg boleh mengetahui hal ini bahwa kau melakukan semua ini karena perintahku!” Ratu Ruqayah mengancam sang tabib “Bagaimana jika Yg Mulia Raja mengetahui bahwa aku telah berbohong, beliau pasti akan membunuhku”, “Aku ada disini utk menyelamatkanmu, kau tdak usah khawatir” kemudian sang tabibpun berlalu meninggalkan mereka “Tdak ada seorangpun bahkan Raja Jalalpun tdak akan tahu bahwa anak mereka telah kecanduan sesuatu yg lebih buruk daripada opium” ujar Ratu Ruqayah sambil tersenyum senang.

Keesokan harinya Raja Jalal sedang berkumpul dgn para menterinya “Ini adalah penyerangan kedua kalinya & musuh-musuh kita telah menyerang kita dari arah yg sama! Aku ingin menyelesaikan masalah ini sekali lagi & utk semuanya” Birbal mencoba memecahkan masalah tersebut “Yg Mulia, kita bisa membuat benteng diarah ini” ujar Birbal sambil menunjuk kearah peta, “Dia benar, Yg Mulia, disana cuma ada satu desa didaerah ini, disana hanya ada orang-orang dari satu tempat sini saja” Todar Mal ikut angkat bicara “Aku ingin hal ini segera dilakukan!”perintah Raja Jalal

Ratu Jodha sedang berdoa didepan pohon tulsi “Dewa Khrisna, mengapa Pangeran Salim berbuat seperti ini? Tolong jaga & lindungi keluargaku” Moti menghampiri Ratu Jodha “Ratu Jodha, aku tahu kemarin Pangeran Salim pergi kemana, ada seseorang yg melihatnya pergi kerumahnya Anarkali”, “Kalau begitu aku ingin bertemu dgn Anarkali, Moti, panggil dia” perintah Ratu Jodha.

Dirumah Anarkali, “Aku telah kehilangan ayahku karena Pangeran Salim, aku kehilangan martabatku juga karena Pangeran Salim, bagaimana dia bisa mengira kalau aku akan mencintainya, dia telah memberikan banyak penderitaan padaku, aku benci dia!” ujar Anarkali tepat pada saat itu Moti menemuinya “Anarkali, Mariam Uz Zamani ingin bertemu dgnmu” Anarkali sedikit terkejut.

Dihalaman istana, Pangeran Salim bertemu dgn Maan Bai “Pangeran Salim, aku akan segera pulang ke Amer dalam beberapa hari lagi, ayahku mengatakan bahwa dia akan segera menentukan tanggal pernikahan kita, apakah ada masalah?”, “Tdak ada masalah apa-apa” namun Maan Bai merasa ada yg tdak beres “Apakah kau bahagia dgn hubungan ini?”, “Aku butuh istirahat, aku sedang tdak enak badan” ujar Pangeran Salim kemudian berlalu meninggalkan Maan Bai, Maan Bai sedikit kecewa dgn sikap Pangeran Salim yg begitu dingin terhadapnya, ditengah perjalanan Pangeran Salim bertemu dgn Anarkali yg berjalan dari arah depan & melewatinya, mereka berdua diam membisu sambil saling menatap satu sama lain, kemudian Anarkali menghampiri Maan Bai yg masih diam berdiri ditempatnya sedari tadi “Salam, Maan Bai”, “Anarkali, kau adalah temanku, kenapa kau menemuiku dgn cara seperti ini? Lebih baik kau selalu datang kesini, aku sangat bosan disini” Anarkali sedikit kikuk didepan Maan Bai “Aku kemari mau bertemu dgn Mariam Uz Zamani, kenapa kau sangat khawatir?”, “Aku khawatir sama Pangeran Salim, dia itu tdak pernah bicara dgnku, dia selalu menghindar dari aku, aku tdak tahu apakah dia mencintai aku atau tdak” Maan Bai gelisah “Tdak ada yg perlu dikhawatirkan, kau telah bertunangan dgnnya & segera dia akan menikahimu”, “Yaa, aku tahu, dia telah mengatakan pada Yg Mulia Raja bahwa dia menyukai gadis yg mengenakan ‘mang tika’ ini (perhiasan kepala berupa bulu burung merak)” Anarkali terkejut “Mang tikamu telah membuat keberuntungan utkku, aku mengenakannya & dia memilihku. Sebentar lagi aku akan pulang ke Amer tapi kau ada disini, aku senang paling tdak ada seseorang yg disini yg bisa bekerja sebagai penyambung antara aku & Pangeran Salim, yg terus bisa menginformasikan tentang dia, tapi kau harus pergi sekarang, Ratu Jodha telah memanggilmu”, “Ya aku pergi dulu” Anarkali segera berlalu dari hadapan Maan Bai. Sinopsis Jodha Akbar Episode 441
Sinopsis Jodha Akbar Episode 441
Anarkali memasuki kamar Ratu Jodha, “Maafkan saya Mariam Uz Zamani telah membuat anda menunggu” Anarkali memberi salam sambil menundukkan kepalanya “Duduklah” kemudian Ratu Jodha menunjukkan Mang tika bulu burung merak “Apakah Mang tika ini punyamu?” Anarkali mengangguk “Ya, Yg Mulia Ratu, Itu punya saya”, “Pangeran Salim menyukai seorang gadis yg mengenakan mang tika ini”, “Maan Bai mengatakan pada saya ketika dia mengenakannya, Pangeran Salim menyukainya”, “Tapi ini punyamu kan” Anarkali gugup didepan Ratu Jodha “Ya itu betul, tapi saya tdak pernah mengenakannya, Yg Mulia, saya telah memberikannya pada Maan Bai”, “Dgn kata lain ini berarti dia membicarakan tentang Maan Bai”, “Dulu saya sering mendadani Maan Bai ketika di Amer”, “Kemarin adalah sebuah acara pengumuman yg sangat penting akan tetapi Pangeran Salim malah tdak hadir disana & menemuimu, kenapa? Aku ingin jawabanmu, mengapa kau diam?” Anarkali bingung lalu berdiri “Yg Mulia Ratu, tdak ada hubungan apa-apa antara seorang penari biasa dgn seorang pangeran” Ratu Jodha mendekati Anarkali “Lalu kenapa dia meninggalkan acara yg sangat penting itu utk bertemu dgnmu? Katakan padaku, aku ingin tahu yg sebenarnya, apa yg terjadi diantara kalian berdua?”, “Hanya ada hubungan kebencian, Yg Mulia Ratu, Pangeran Salim telah membenci saya sejak masih anak-anak, dia telah dihukum karena keluhan saya, dia telah meninggalkan istana karena saya, dia membenci wajah saya, itulah mengapa ketika Yg Mulia Raja memberikan gelar pada saya sebagai penari kerajaan, Pangeran Salim tdak menyukainya. Dia meminta saya utk meninggalkan istana ini, saya telah mencoba utk mengatakan padanya bahwa saya tdak dapat melakukan apapun didepan Yg Mulia Raja, dia menginginkan saya pergi dari sini akan tetapi saya tdak bisa pergi dari sini” Ratu Jodha tdak percaya dgn ucapan Anarkali “Utk hal semacam itu, dia meninggalkan sebuah acara penting?”, “Anda seharusnya bertanya padanya, Yg Mulia Ratu, Kebenciannya pada saya lebih besar dari sebuah pengumuman, saya tdak dapat mengatakan padanya”, “Kau boleh pergi sekarang!” Anarkali langsung berlalu dari hadapan Ratu Jodha “Pangeran Salim juga tdak mengatakan apapun padaku akan tetapi keduanya mengatakan sesuatu dalam diam seribu bahasa”

Next episode di Sinopsis Jodha Akbar Episode 442