Sinopsis Jodha Akbar Episode 363

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 363, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 362 tentang pangeran salim yang berhasil keluar dari istana dengan menyamar sebagai anak2 rakyat jelata yang disarankan haidar, serta anarkali yang tidak mau menerima gelang2nya kembali dan juga orang2 istana sedang kebingungan mencari dimana pangeran salim berada. Kali ini admin bagikan lagi episode 363 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada April 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 363

Keesokan harinya, Raja Jalal mengumpulkan para prajuritnya yg berjaga dipintu istana kemarin disalah satu halaman istana, saat itu Rahim & Todar Mal juga berada disana, tdak ketinggalan pula Haidar & Murad. Saat itu Raja Jalal menegur semua prajuritnya & mengatakan: “Kemarin anakku telah lari keluar dari istana & kalian tdak tahu tentang hal itu? jika anak-anak saja bisa keluar dari istana ini maka musuhpun bisa masuk juga kesini! ini tdak bisa ditoleransi, kalian semua akan mendapat hukuman!” tegur Raja Jalal, para prajurit hanya diam saja mendengarkan suara Raja Jalal yg lantang & menerima hukuman yg ditimpakan pada mereka. Para prajurit tersebut dihukum dgn diturunkan tugasnya yaitu mereka tdak menjadi prajurit penjaga gerbang istana lagi akan tetapi bekerja dibagian lain. Kemudian Raja Jalal membubarkan para prajurit, sesaat kemudian Raja Jalal melihat Haidar & Murad yg juga sedang berdiri disana, lalu dia memanggil Murad & Haidar, Raja Jalal langsung menegur Haidar: “Haidar, kau yg paling besar diantara mereka & kau membiarkan mereka pergi keluar istana?” tanya Raja Jalal, Haidar & Murad hanya diam saja & nampak ketakutan melihat muka Raja Jalal ketika sedang marah seperti itu, “Aku memaafkanmu, karena kau cucu Maham Anga & ini adalah terakhir kalinya aku memaafkanmu, suatu saat kalau sampai terjadi lagi, kau akan dihukum berat!” kata Raja Jalal.

setelah berbicara seperti itu Raja Jalal menyuruh Murad & Haidar untuk meninggalkan tempat itu. Kemudian Raja Jalal memberikan mandat khusus pada Rahim: “Rahim, suatu saat nanti mungkin Pangeran Salim akan mencoba untuk pergi keluar dari istana lagi, aku minta kau yg menjaganya, kau harus menjaganya, itu tugasmu” kata Raja Jalal, Rahimpun hanya menganggukkan kepala tanda siap menerima perintah, sementara itu tiba-tiba Maan Sigh datang & memberitahu “Yg Mulia, ada laporan bahwa ada masalah diNegara bagian” kata Maan Sigh, “Masalah apa? Baiklah, ayo kita lihat“ ujar Raja Jalal, lalu mereka semua berlalu darisana. Sinopsis Jodha Akbar Episode 363

Ibu Ratu Hamida menemui Ratu Jodha dikamarnya, “Ratu Jodha, Lebih baik saat ini kau tdak usah marah dulu sama Pangeran Salim” kata Ibu Ratu Hamida, “Ibu, dia masih anak-anak & dia harus diajarkan mana yg benar mana yg salah” ujar Ratu Jodha, tak berapa lama kemudian Pangeran Salim datang menemui mereka berdua & memberi salam, “Salam Nenek” ujar Pangeran Salim, “Salam Pangeran Salim” jawab Ibu Ratu Hamidah, lalu Pangeran Salim berbalik menghadap ibunya, “Salam ibu” kata Pangeran Salim, tapi Ratu Jodha tdak menggubris Pangeran Salim, Ratu Jodha hanya diam saja, “Ibu, tolong beritahu Pangeran Salim, bahwa ibunya tdak mau berbicara dgn dia” kata Ratu Jodha, “Pangeran Salim saying, saat ini ibumu masih kesal dgnmu, jadi kau harus sabar ya, nak” ujar Ibu Ratu Hamida, “Nenek, Abu (ayah) sudah memaafkanku, kenapa ibu masih marah dgnku ?” tanya Pangeran Salim, “Katakan padanya ibu, itulah hukuman atas kesalahannya, ibunya tdak mau bicara dgnnya!” ujar Ratu Jodha lagi,

Ibu Ratu Hamida lalu mengatakan apa yg dikatakan Ratu Jodha barusan, “Aku tahu aku salah, nenek, ku terima kesalahanku, seharusnya ibu memaafkan aku” kata Pangeran Salim, “Kesalahan tdak menjadi batal hanya dgn meminta maaf, dia harus dihukum, ibu” ujar Ratu Jodha, saat itu Ibu Ratu Hamida menjadi perantara percakapan diantara mereka berdua, antara ibu & anak, Pangeran Salim bicara dgn Ibu Ratu Hamida & Ratu Jodha juga berbicara dgnnya & meminta untuk menyampaikan pesannya ke Pangeran Salim, sampai akhirnya Ibu Ratu Hamida kelelahan meladeni mereka berdua “Hmmm, lebih baik nenek keluar saja, kalian berdua bisa bicara langsung satu sama lain” kata Ibu Ratu Hamida sambil berdiri hendak keluar tapi Pangeran Salim mencegahnya, “Nenek, aku sangat sayaaaang sama nenek” ujar Pangeran Salim, “Nenek juga sangat sayang sama kau Pangeran Salim” Ibu Ratu Hamidapun memeluknya, lalu berdiri & melangkah keluar, ketika hendak keluar dari kamar Ratu Jodha, Ibu Ratu Hamida bilang: “Pangeran Salim, saat ini ibumu masih sangat kesal padamu, coba kau pikirkan sesuatu agar ibumu mau bicara dngamu lagi” ujar Ibu Ratu Hamida & berlalu darisana, sementara itu Ratu Jodha hanya diam saja, Pangeran Salim mencoba mengajaknya bicara tapi Ratu Jodha masih terus cemberut sambil meninggalkan Pangeran Salim.

Narator: Rahim anak almarhum Bairam Khan yg biasa dipanggil ‘Kahne-khana’ oleh Raja Jalal akhirnya menjadi menteri Kerajaan Mughal & dia disebut ‘Abdul Rahim Kahne-khana’, dia adalah seorang ksatria yg pintar & posisinya sangatlah penting dipengadilan Kerajaan Mughal, usianya baru 20 tahun. Tampak Rahim memasuki persidangan & duduk disana, diikuti oleh Maan Sigh.

Narator: Maan Sigh juga menjadi orang terpenting dipengadilan Kerajaan Mughal & Raja Jalal memberikan gelar padanya ‘Raja Sahib’ & mulai hari ini dia adalah pendamping Raja Jalal, selanjutnya Todar Mal, dia juga diberi gelar sebagai Raja, dia adalah salah satu orang kepercayaan Raja Jalal.

Kemudian selanjutnya datanglah Tansen Ram Tanu, dia juga salah satu bagian terpenting dari pengadilan Kerajaan Mughal karena suaranya yg mengagumkan yg sangat menyentuh hati Raja Jalal, selanjutnya Mahesh Das, Raja Jalal terkesan dgn pembicaraannya yg blak blakkan & Raja Jalal memberinya gelar Birbal, beberapa orang cemburu dgn posisinya, berikutnya adalah imam Mubarak & kedua anaknya Fazal & Faizi, kemudian Murad O Piazza, selanjutnya Fakir. Mereka semua adalah orang orang terpenting diPengadilan Kerajaan Mughal & mereka juga disebut sebagai Sembilan pendamping setia Raja Jalal.

Tak berapa lama kemudian Raja Jalal memasuki persidangan & menyalami mereka semua & merekapun membalas memberinya salam, setelah duduk disinggasananya Raja Jalal berkata: “Kalian semua mungkin telah mendengar kabar bahwa salah satu Negara bagian kita menyatakan perang melawan Kerajaan, itulah mengapa aku mengundang kalian semua kesini untuk meminta pendapat kalian” ujar Raja Jalal “Mereka telah menyatakan perang, tapi adakah jalan keluar terbaik selain itu ?” kata Raja Jalal lagi, kemudian Todar Mal bediri & mengeluarkan peta lalu membicarakan beberapa strategi, “Hanya ada satu jalan keluar, Yg Mulia, yaitu perang!” ujar Todar Mal, “Apakah ada jalan keluar yg lain?” tanya Raja Jalal, semuanya terdiam sambil berfikir keras. “Baiklah” ketika Raja Jalal belum menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Birbal berdiri & mengeluarkan pendapatnya “Saya punya satu cara, Yg Mulia, kita dapat memenangkan peperangan tanpa harus bertarung” ujar Birbal, “Tapi semua prajurit kita terjebak disana” kata Raja Jalal, “Tentara kita memang dikelilingi oleh tentara lawan, Yg Mulia, tapi apabila kita mengelilingi mereka dari sisi luar maka mereka akan dikelilingi dari sisi dalam & sisi luar oleh tentara tentara Mughal, saya yakin mereka akan meninggalkan medan tersebut” ujar Birbal.

“Pemikiran yg bagus, Birbal!” kata Raja Jalal & semuanya tersenyum, “Ini benar-benar mengagumkan, pemikiran yg cerdas & sekarang kita tdak akan melakukan perang melawan mereka, aku bangga padamu, Birbal, aku bangga kau menjadi bagian dari pengadilan ini” kata Raja Jalal, lalu Raja Jalal memberikan perintah pada Birbal untuk menyusun strategi.

Murad sedang ngobrol sama Haidar ditaman istana, “Yg Mulia telah menegur kita tadi tapi kenapa dia tdak menegur Pangeran Salim juga?” tanya Murad, “Itu karena Pangeran Salim adalah anaknya, dia adalah pewaris Kerajaan Mughal jadi Yg Mulia sangat mendukung Pangeran Salim” ujar Haidar, tak berapa lama kemudian Ratu Salima datang menemui mereka “Anak-anak, jangan suka ngegosip, itu tdak baik, kau Haidar, kau adalah yg paling besar & kau juga terlibat didalamnya” ujar Ratu Salima sambil menggandeng tangan Murad & membawanya pergi darisana.

Ketika baru beberapa langkah, Murad bertanya pada ibunya “Ibu, apa salah kami?” , “Murad, Pangeran Salim adalah putra mahkota & kau telah menolongnya keluar dari istana, itu bukan perbuatan yg baik, nak” ujar Ratu Salima, sementara itu Haidar berbicara pada dirinya sendiri sambil melihat kearah teras dimana dulu Adham Khan (ayah Haidar) dibunuh oleh Raja Jalal disana: “Yg Mulia sudah melemparkan ayahkku keteras, dia jahat! dia jahat! tapi aku akan lebih jahat dari pada dia! aku akan membalas dendam kematian ayahku pada waktu yg tepat!” kata Haidar bersungguh-sungguh dgn amarah yg membara.

Malam itu Pangeran Salim sedang berada dikamar Ratu Ruqayah, Pangeran Salim mengarang sebuah cerita, “Kau tau ibu Ratu Ruqayah, ayah sudah menegurku, aku marah sekali padanya & aku mengatakan pada mereka kalau aku tdak mau berbicara dgn ayah & ibu, aku tahu mereka berdua sangat khawatir padaku & menyuruhku untuk bicara dgn mereka berdua tapi aku bilang, tdak! tdak! aku tdak akan bicara dgn kalian sekarang!” kata Pangeran Salim,

Ratu Ruqayah nampak senyum-senyum melihat ulah anak tirinya ini, “Kenapa kau tdak takut sama ayahmu?” tanya Ratu Ruqayah, “Apa? takut? Aku?” tanya Pangeran Salim “Tdak, ibu Ratu Ruqayah pada kenyataannya ayahlah yg takut padaku” ujar Pangeran Salim lagi tepat pada saat itu Raja Jalal datang menemui mereka & berdiri tepat dibelakang Pangeran Salim sambil mendengarkan cerita Pangeran Salim secara diam-diam, Ratu Ruqayah tahu kedatangan Raja Jalal ke kamarnya tapi dia tdak mengatakannya kePangeran Salim, Ratu Ruqayah hanya senyum-senyum saja memandang Raja Jalal & Pangeran Salim, “Ibu Ratu Ruqayah tahu, akulah yg membuat ayah takut dgn mengatakan kalau aku tdak akan bicara dgnnya“ kata Pangeran Salim, sesaat kemudian Raja Jalal berdehem “Hmm, Shekhu Baba!” panggil Raja Jalal, Pangeran Salim sangat terkejut begitu mendengar suara ayahnya, ketika dia menoleh dilihatnya ayahnya ternyata sudah berdiri dibelakangnya & memandangnya dgn tajam, Pangeran Salim nampak ketakutan & tubuhnya langsung kaku tdak bergerak, sementara itu Ratu Ruqayah hanya senyum-senyum saja melihat mereka berdua, “Apa yg kau katakan tadi, nak?” tanya Raja Jalal, “Aku, aku, aku, cuma mengatakan bahwa ibu marah padaku, ayah & ibu tdak mau bicara dgnku” ujar Pangeran Salim masih dgn nada ketakutan, “Tapi tadi ayah dengar bahwa ayahlah yg takut dnganmu, bukankah begitu?” tanya Raja Jalal,

“Bukan, bukan seperti itu ayah, aku tadi bilang akulah yg takut sama ayah” jawab Pangeran Salim, “Hmm, lalu apakah ibu masih marah dgnmu?” tanya Raja Jalal lagi, Pangeran Salimpun hanya mengangguk, sesaat Raja Jalal nampak memikirkan sesuatu kemudian langsung menggandeng tangan anaknya tanpa pamitan dulu keRatu Ruqayah & keluar darisana. Ratu Ruqayah hanya bisa memandangnya dgn tatapan hampa.

Zil Bahar menegur Anarkali yg pada saat itu sedang bermain dgn temannya diteras rumahnya, “Anarkali, Pangeran Salim datang kesini & kau menghinanya?” tegur Zil Bahar, “Dia datang kesini tanpa memberitahu dulu, ibu” bela Anarkali, “Kau itu kalau diberitahu orang tua, selalu membela, itu tdak baik nak” ujar Zil Bahar lalu pergi dari hadapan Anarkali.

Teman Anarkali yg sedari tadi mendengarkan pembicaraan Anarakali dgn ibunya, ikut angkat bicara: “Kau itu bodoh, Anarkali! kau itu harusnya bisa berteman dgn Pangeran Pangeran Salim, dgn begitu kita bisa melihat-lihat istana dari dalam, kita bisa makan makanan yg enak-enak sepuasnya disana” kata-teman Anarkali, “Aku tdak membutuhkan semua itu, ayahku adalah seorang penyanyi berbakat & dia mendapat pekerjaannya diistana karena bakatnya, jadi aku akan masuk keistana juga hanya karena bakatku saja jadi bukan karena belas kasihan orang lain” ujar Anarkali.

Malam itu Raja Jalal & Pangeran Salim sudah berada didepan pintu kamar Ratu Jodha, lalu Raja Jalal menyuruh Pangeran Salim untuk mendekati Ratu Jodha, “Kau harus bicara pada ibumu” kata Raja Jalal, “Tapi ayah menemaniku khan?” tanya Pangeran Salim, “Kau kan seorang pangeran, kau seharusnya tdak boleh takut, ayoo, sudahlah, pergilah ke ibumu & bicara dgnnya, katakan seperti yg ayah ajarkan tadi” kata Raja Jalal
Sinopsis Jodha Akbar Episode 363
Dgn perasaan takut Pangeran Salim menemui Ratu Jodha, saat itu Ratu Jodha sedang asyik membaca sebuah buku dikamarnya, tak digubrisnya Pangeran Salim yg sudah berada didepannya “Salam istri tersayang tuan Raja Jalalludin” sapa Pangeran Salim lalu melihat keluar kearah ayahnya, mendengar anaknya menyebutnya seperti itu, Ratu Jodha langsung teringat bagaimana dulu Raja Jalal dgn cara yg sama memanggilnya dgn sebutan seperti itu ketika mereka sedang menyamar sebagai Gujraties (kejadian ketika mereka mau berziarah setelah Ratu Jodha minum racun Benazir), ketika Ratu Jodha sedang asyik melamun, Pangeran Salim memandang kearah Raja Jalal lagi, dari luar Raja Jalal memberikan instruksi dgn memegang perutnya & menyuruh Pangeran Salim untuk mengatakannya keRatu Jodha, Pangeran Salimpun menurut “Aku lapaaaar, tolonglah buatkan aku roti & bicaralah padaku, jangan biarkan ada keheningan diantara kita” kata Pangeran Salim lagi, Sinopsis Jodha Akbar Episode 363

Ratu Jodha langsung sadar kalau Raja Jalal sudah menyuruh Pangeran Salim untuk mengatakan semua ini, lalu Ratu Jodha mencoba melirik keluar pintu kamar, sementara itu Raja Jalal langsung sembunyi & kemudian melihat ulah anaknya dari balik tembok, “Aku sudah tahu semuanya, apa yg Pangeran Salim katakan tadi itu semua darimu kan, Yg Mulia, janganlah bersembunyi, ayo datanglah kesini” ujar Ratu Jodha, akhirnya Raja Jalalpun keluar dari persembunyiannya & menemui istri & anaknya, melihat ayahnya datang, Pangeran Salim nampak ketakutan “Aku sudah janji ayah, aku tdak mengatakan apa-apa sama ibu, aku malah tdak ingat apa yg aku katakan tadi, ayah” ujar Pangeran Salim, Raja Jalal hanya tersenyum melihat ulah anaknya, sedangkan Ratu Jodha tertawa melihat tingkah laku Pangeran Salim & merenggangkan kedua tangannya untuk memeluk lalu memeluk Pangeran Salim erat. “Apakah itu artinya ibu memaafkan aku?” tanya Pangeran Salim, Ratu Jodha mencium keningnya & mengatakan: “Iya saying, ibu memaafkanmu” kata Ratu Jodha, sementara itu Raja Jalal tersenyum bahagia melihat kebahagiaan diantara kedua orang yg sangat dicintainya itu.

Suatu pagi, Raja Jalal mengundang semua orang kesebuah pertemuan, “Hari ini, kita akan mengadakan meena bazaar (pasar festival)” ujar Raja Jalal, “Semua orang bisa ikut berpartisipasi & aku akan memberikan hadiah untuk kios yg paling indah, kalian semua bisa mempersiapkan sampai sore nanti” ujar Raja Jalal lagi, “Ayah, apakah aku boleh ikut meena bazaar juga?” tanya Pangeran Salim, “Sekhu Baba, kalau kau mau datang kesana, ayah tdak masalah tapi meena bazaar itu cuma buat orang perempuan, kau bisa pergi kesana bersama ibumu” jawab Raja Jalal, Ratu Jodha & semua yg disanapun tersenyum, tapi tiba-tiba semua anak yg hadir dipertemuan itu juga ingin ikut kemeena bazaar seperti Pangeran Salim, “Baiklah, baiklah, aku sudah dengar, kalau begitu aku putuskan bahwa hanya para perempuan yg punya anak saja yg bisa ikut berpartisipasi dimeena bazaar” kata Raja Jalal. Semua yg hadir disana sangat senang mendengarnya tapi hanya Ratu Ruqayah yg terkejut, dalam hatinya berkata “Aku tdak mempunyai anak maka aku tdak bisa ikut berpartisipasi dimeena bazaar” Ratu Ruqayah hanya diam seribu bahasa tapi dari kejauhan Ratu Jodha memperhatikan wajah Ratu Ruqayah, Ratu Jodha tahu apa yg sedang dipikirkan Ratu Ruqayah.

Semakin menarik kisahnya, yuks langsung saja simak kisah jodha akbar selanjutnya di Sinopsis Jodha Akbar Episode 364