Sinopsis Ashoka Samrat Episode 107

Masterkids SEO - Sinopsis Ashoka Samrat Episode 107 Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106 kali ini admin bagikan lagi episode 107 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada September 2015. Berikut Kisah selanjutnya Ashoka Samrat!
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 107

Putri Ahankara berteriak kaget, “apa? Aku menjadi tahanan? Kenapa?” Prajurit memebritahu kalau itu adalah perintah Samrat, “jika dalam 3 hari kami tdak bisa menangkap Raja Ji Raj, maka anda akan di hukum mati!” Putri Ahankara tdak percaya dgn apa yg di dengarnya, “tdak mungkin! Samrat tdak akan memberi hukuman pada orang yg tdak bersalah. Biarkan aku bertemu pangeran Sushim!” Prajurit menghalangi Putri Ahankara, “tdak! Anda tdak boleh kemana-mana.” Sushim muncul & menyuruh prajurit pergi. Putri Ahankara lega melihat Sushim, dia menghampirinya, “Sushim..! Sushim, samrat telah salah paham, dia pikir aku terlibat dalam konspirasi ini. Kau tahu yg sebenarnya, katakan pada samrat.” Sushim dgn wajah kaku berkata, “aku telah mencoba sebisaku, kalau tdak kau tdak akan berada di sini, tapi di penjara, Putri Ahankara. & lagi, aku tdak harus melakukan apapun utk seorang putri pengkhianat.” Setelah berkata begitu Sushim meninggalkan Ahenakra yg menatapnya dgn wajah terluka. Putri Ahankara mencoba mengejar Sushim, tapi prajurit menahannya.

Di pasar, prajurit menyampaikan pengumuman penting di hadapan warga, “dengar..dengalah! 3 hari dari sekarang, putri pengkhianat Raja Ji Raj, puteeri Putri Ahankara akan di jatuhi hukuman mati….” Chanakya & Radhagupta ada di antara kerumunan itu. Radhagupta terkejut mendengar pengumuman itu & bertanya pada Chanakya, “achari, apa yg akan terjadi pada Putri Ahankara?” Chanakya menjawab, “samrat berpikir dgn mengumumkan hal ini maka Raja Ji akan muncul utk menyelamatkan putrinya. Tapi para konspirator yg lain tdak akan membiarkan dia muncul di sini. Aku harus berbicara dgn samrat tentang ini.” Sinopsis Ashoka Samrat Episode 107

Putri Ahankara dgn wajah sedih berdiri di balkon istana. Dia teringat apa yg dikatakan prajurit bahwa dirinya akan di hukum mati. Dia juga ingat bagaimana Sushim telah membuangnya. Putri Ahankara dgn putus asa berdiri meloncati pagar balkon & berdiri di bagian luarnya. kata-kata Sushim terus terngiang do kepalanya. Putri Ahankara memejamkan mata & siap utk menjatuhkan diri ketika terdengar suara Ashok, “kalau menjatuhkan diri dari situ & masih hidup, maka kau akan menadpatkan banyak luka.” Putri Ahankara melirik ke arah Ashok & mengusirnya. Ashok berkata lagi, “kalau kau mati maka semua orang akan berpikir kalau kau terlibat dgn semua ini.” Dgn setengah menangis, Putri Ahankara menyahut, “sangat mudah bicara, tapi kau tdak tahu apa yg sedang ku alami. Satu sisi ayahku meninggalkan aku..” Ashok menyahut kalau ayahnya juga meninggalkan dirinya. Putri Ahankara berkata lagi, “kau tak mengeri Ashok, aku mencintai seorang pria & dia juga menipuku.” Ashok menyahut kalau hal seperti itu juga terjadi pada ibunya, “tapi ibuku tdak menyerah. Dia berjuang & tdak pernah melarikan diri. Dia juga tdak pernah kehilangan harapan.” Putri Ahankara dgn sedih menjawab, “jika tiga hari lagi akan mati, maka kaupun tdak akan punya harapan.” Ashok berkata, “kematian bisa datang kapan saja. jika kau tahu kau hanya punya 3 hari lagi utk hidup maka kau harus memutuskan bagaimana kau ingin menghabiskan hidupmu.” Putri Ahankara dgn ketus menyahut, ‘jika kau ada di posisiku maka kau akan tahu.” Ashok mebalas, “jika aku yg ada di posisimu, maka aku akan memikirkan apa yg ingin aku lakukan dalam 3 hari itu. Aku akan melakukan segalanya dalam 3 hari. AKu tdak akan melakukan bunuh diri seperti pengecut tapi aku akan hidup seperti pejuang hingga kematian menjelang. AKu tdak akan kehilangan harapan utk hidup sebab aku percaya bahwa aku tdak versalah.” Putri Ahankara terlihat berpikir keras & menimbang apa yg di katakan Ashok. Ashok mengulurkan tanganya. Putri Ahankara terlihat ragu. tapi kemudian dia menyambut uluran tangan Ashok, menaiki pagar & kembali berada di atas balkon. Saat dia melompat turun, brosnya terjatuh. Ashok mengambil bros itu & memberikannya pada Putri Ahankara. Putri Ahankara dgn penuh sesal berkata, “aku tdak akan bisa menghapus tuduhan ini dari namaku atau mengatasi rasa bersalah bahwa ayahku telah melakukan semua ini. tapi kenapa kau mempercayaiku?” Ashok berkata kalau tdak semua pertanyaan dapat di jawab. Stelah berkata begitu Ashok meninggalkan Putri Ahankara yg menatapnya dgn tatapan takjub & tdak percaya. Putri Ahankara berguman, “orang yg kupercaya telah membuangku & dia yg selalu aku rendahkan & hinakan, malah mempercayaiku…”

ashoka samrat 107Nikator sedang berjalan bersama Pangeran Justin di lorong istana. Dia berkata, “setelah apa yg kulakukan pada raja Ji, apakah kau pikir dia akan pergi ke mandir utk menemui kita?” Pangeran Justin menjawab, “raja Ji pasti berpikir kalau kita tdak akan datang ke sana utk bertemu dgnya,  dgn demikian dia pasti akan datang kesana karena itu adalah tempat paling aman baginya.” Nikator mengangguk setuju & mengingatkan Pangeran Justin agar berhati-hati. Chanakya mengawasi pembicaraan Pangeran Justin &  Nikator. Pangeran Justin tersenyum & meninggalkan Nikator. Bindu & Ashok datang di depannya. Pangeran Justin terlihat gugup & salah tingkah, “samrat, anda?” Mendengar suara Pangeran Justin, Nikator segera membalikan badan dgn cemas. Chanakya mengawasi mereka semua. Bindu berkata pada Pangeran Justin, “aku akan pergi bersamamu utk mendoakan ibu.” Nikaor panik. Pangeran Justin tertegun & panik & coba berdalih, “ini tdak bagus utk keselamatan anda.” Ashok menyahut, “anda jangan khawatir pangeran, aku tdak akan membiarkan apapun terjadi pada samrat.”  Pangeran Justin tersenyum utk menutupi kecemasannya & terpaksa mennyetujui. Bindu mengajak mereka semua pergi. Chanakya yg mengawasi semua itu berpikir, “..ashok akan menjebak semua musuh…”

Putri Ahankara sedang menangis di kamarnya ketika Sushim datang. Dia berkata, “segalanya bisa di selesaikan dalam 1 menit & aku bisa menolongmu.” Putri Ahankara berdiri di depan Sushim & menyahut dgn ketus, “kau telah menempatakan aku dalam masalah ini & kau bicara tentang menyelamatkan aku sekarang? Kau telah menipuku!” Sushim menjawab, “..menyalahkan kecurangan pada orang lain sama sekali tdak cocok utkmu. Kecurangan telah ada dalam darahmu, ayahmu, pamanmu & kakakmu semuanya menipu. Ini caramu di besarkan.” Putri Ahankara menjadi marah. Sushim berkata kalau prajuritnya siap membunuh Putri Ahankara setiap menit, “kau adalah pengkhianat di mata mereka.” Putri Ahankara bertanya, “kau mencintaiku, Sushim. Kenapa kau lakukan ini?” Sushim dgn dingin menjawab, “aku dulu mencintaimu. Tapi sekarang ketika aku tahu kau putri seorang pengkhianat, aku membencimu.” Ahemkara protes, “kau tahu aku tdak terlibat dalam semua ini. Aku bisa saja lari dari istana, tapi aku menunggumu dalam kebakaran itu. kau bisa menunjukan kebencianmu tapi buatlah aku percaya  bahwa apapun yg telah terjadi antara kita bukanlah sebuah kebohongan.” Sushim mengeluarkan sebuah botol dari balik bajunya & memberikannya pada Putri Ahankara. Putri Ahankara menatap botol itu & bertanya, “ini apa?” Sushim menjawab, “kepercayaan. Sekarang aku akan membuatmu percaya bahwa kita punya perasaan yg sebenarnya satu sama lain…itu racun.” Putri Ahankara tertegun, “racun?” Sushim dgn tanpa perasaanb bertaka, “kenap Putri Ahankara? aku tdak dapat melihatmu menderita karena itu aku bawakan ini utkmu. Minumlah & kau akan meninggalkan dunia ini dgn mudah.” Sushim kemudian meninggalkan Putri Ahankara. Putri Ahankara menatap botol di tanganya sambil menangis sedih & terluka.Sinopsis Ashoka Samrat Episode 107

Chankaya dgn gelisah masuk kekamarnya di iringi Radhagupta & beberpa anak buahnya. Chanakya memberitahu radha kalau Pangeran Justin tdak pergi ke mandir utk mendoakan Ibu Suri Helena, “tapi utk menemui Raja Ji Raj atau Vrahmir. Karena itu aku menyuruh Bindu & Ashok ikut dgnya. Tapi aku tdak tahu kekuatan musuh di sana. karena itu perilah pada Aakramak & mintalah dia bersiap utk menyusul samrat. Juga mata-mata kita, suruh mereka waspada. Jika ada yg mencoba lati dari sana, harus segera di tangkap.” radhagupta berkata, ‘anda tahu kalau ratu Ibu Suri Helena adalah dalang dia balik semua ini lalu mengapa anda tdak mengatakannya pada samrat?” Chanakya menyahut, “ibu suri Ibu Suri Helena sudah seperi ibu bagi samrat. Dia sangat menghormatinya & kita tdak punya bukti yg menentang dirinya. Raja Ji & Vrahmir sangat penting karena merekalah yg bisa membuktikan keterlibatan dewi Ibu Suri Helena.”

Nikator menemui Ibu Suri Helena di kamarnya. Ibu Suri Helena segera bangkitdari tidurnya & berkat dgn cemas, “Raja Bindusara peri bersama Pangeran Justin & anda tdak menghentikannya? Anda tahu kenapa Pangeran Justin peri kesana?” Nikator menyela, “bagaimana aku bisa menghentikannya? AKu tdak punya hak. Dia akan mencurigaiku.” Ibu Suri Helena menjadi panik, “bagaimana anda bisa berkata begitu? NAda tahu kalau raja bertemu dgn Raja Bindusara apa yg akan terjadi? Anda tahu betapa pengecutnya raja Ji Raj. Dia sudah bilang kalau dia sampai tertangkap, maka dia akan mengatakan semuanya tentang kita & putrinya juga terjebak di sini. Dia bisa melakukan apa saja utk menyelamatkan dirinya sendiri & putrinya. ANda telah memberinya kesempatan.” Nikator tdak terima di salahkan, “apa yg telah aku lakukan? Apakah aku yg menyuruh Raja Bindusara pergi dgn Pangeran Justin? kau duduk di di ruangan ini dgn tenang, & dgn mudah menyalahkan orang lain. Pergilah keluar & lihat betapa ketatnya penjagaan diluar. kau akan lihat kalau rencanamu telah gagal. Kita berada dalam kekacauan ini karena kebodohanmu. Jika kau tdak menyertakan Ashok dalam pernikahan maka dia tdak akan tahu tentang konspirasi ini.” Ibu Suri Helena membalas, “apa yg anda lakukan sepanjang tahun ini? AKu gagal tapi aku terus mencoba. Sedangkan anda? Kau kalah dari Chandraagupta sekali & kau lari menyelamatkan diri. Kauberikan semuanya padanya. kau korbankan aputrimu juga.” Nikator menjadi geram, “apakah kau ingin mengatakan kalau kau korban kekerasan & sebagainya? Karena aku kau menjadi ratu Magadha. bahkan setelah menjadi ratu kau tdak bisa melakukan apa-apa pada Raja Bindusara. kau harus malu!” Emosi Ibu Suri Helena sedikit meredah. Dia berkata, “aku hanya bisa berharap Pangeran Justin bertemu Rja Ji Raj…”

Pangeran Justin, Bindu & Ashok pergi ke Mandir di iringi para prajurit. Di tengah jalan Pangeran Justin mengusulkan agar mereka beristirahat. Bindu berkata kalau mandir sudah dekat, “kita terus saja.” Tapi Pangeran Justin pandai membuat alasan, ‘pikirkan Ashok, dia pasti lelah & lapar. Saat pooja di mulai maka dia tdak akan mendapatkan sesuatu utk di makan.” Bindu akhirnya setuju. Mereka segera turun dari kudanyaa & mencari tempat istirahat. Akramak datang, Ashok menyapanya, “achari Aakramak?” Bindu juga menyapanya dgn heran, “aakramak? Kau di sini?” Jutsin menjadi tegang melihat aakramak. Aaakramak berkata kalau dia tdak punya ide tentang Raja Ji Raj, “kami sedang mencarinya di sekitar sini.” Pangeran Justin terlihat cemas & membatin, ‘jika aakramak menemukan Raja Ji sebelum aku, kami semua akan musnah. AKu harus melakukan sesuatu.” Pangeran Justin lalu mengusulkan pada Bindu agar mereka segera peri ke mandir & tdak membuang-buang waktu. Bindu menjadi heran, “tapi kau bilang agar istirahat di sini sebentar.” Pangeran Justin berkelit, “aku teringat pada keadaan ibu, dia sedang kesakitan sementara kita berpikir utk istirahat?” Ashok menyahut, “aku siap utk berangkat.” Dalam hati Ashok membatin, “pangeran Pangeran Justin seperti ibunya, selalu berubah-ubah. Ibu bilang kita tdak boleh percaya pada orang seperi dirinya. Aku harus mengawasinya