Sinopsis Jodha Akbar Episode 492

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 492, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 491! kali ini admin bagikan lagi episode 492 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada juni 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 492

Dimedan pertempuran, Raja Jalal sedang berperang melawan Kurb, Raja dari negara Kankar.

Narator: “Perang kali ini tdak begitu mudah bagi Raja Jalal & pasukannya, ini adalah perang utk melindungi keluarga Raja Jalal, yaitu keyakinannya”

Raja Jalal terlihat bertarung dgn keberaninanya yg sungguh besar & akhirnya Raja Jalal mampu melumpuhkan kekuatan Kurb yg berbadan tinggi besar, Raja Jalal menaruh pedangnya didada Kurb yg terbaring ditanah “Bunuh saja aku, Raja Jalal! Bunuh aku!” Kurb berteriak meminta utk dibunuh “Tujuanku kali ini bukan utk membunuh tapi menjalin persahabatan dgnmu” ujar Raja Jalal kemudian Raja Jalal menyuruh prajuritnya agar membawa Kurb kedalam tendanya, pada saat itu Kurb berusaha utk menyerang Raja Jalal lagi, dgn sigap Raja Jalal segera berkelit & meletakan kembali pedangnya pada leher Kurb, sementara seluruh anak buah Raja Jalal mengelilingi mereka “Apakah kau mau membunuh aku? Temanmu sendiri? Hanya utk seorang Raja yg keras kepala & tdak ingin membiarkan rakyatnya hidup bebas, kalau kau mau membunuh aku maka bunuhlah aku! Bunuh! Silahkan!” Raja Jalal kemudian memberikan pedangnya pada Kurb & ditujukkan kedada Raja Jalal “Yang Mulia, apa yg anda lakukan?” Maan Sigh sangat khawatir sesuatu yg buruk akan terjadi “Tdak ada seorangpun yg boleh ikut campur tangan diantara kami, ini hanya antara aku & Kurb!” Sinopsis Jodha Akbar Episode 492

Raja Jalal kembali menyuruh Kurb utk menyerangnya, Raja Jalal sudah siap, saat itu Kurb sudah berusaha utk menyerang Raja Jalal dgn pedangnya tapi kemudian dihentikannya sendiri “Aku tdak mengerti mengapa aku tdak bisa membunuhmu, aku juga tdak mengerti mengapa kau melawan orang-orang muslim?” Kurb merasa bingung dgn kondisinya sendiri “Kita semua memiliki Allah SWT didalam hati kita masing-masing, itulah mengapa kau tdak bisa membunuh aku & aku bukannya melawan orang-orang muslim, aku selalu berdoa, aku melawan seseorang yg memaksakan orang lain utk menerima Islam, ini adalah doa besar dgn sendirinya & aku melawan itu, aku tdak akan pernah melawan Islam, aku selalu tunduk pada Allah SWT setiap hari aku selalu mengerjakan sholat, aku hanya ingin menjadi temanmu” Raja Jalal mengajak Kurb utk berpelukkan tapi tiba-tiba saja Kurb bersimpuh dikaki Raja Jalal & berkata “Aku telah salah menilaimu selama ini, sekarang aku menyadarinya bahwa ini adalah bagian dari dosa, kau telah menyelamatkan aku dari perlakuan dosa ini, sekarang aku akan bersamamu semua, mendukung kalian dari dalam hatiku yg paling dalam, pemerintahanku akan menjadi bagianmu juga” Raja Jalal menyuruh Kurb utk berdiri & berkata “Aku tdak membutuhkan daerahmu atau pemerintahanmu, aku hanya ingin dukunganmu sebagai seorang sahabat” Raja Jalal memeluk Kurb erat, mereka berdua tersenyum senang.

Diistana, diluar kamar Ibu Ratu Hamida, Ratu Jodha meminta pada Ratu Salima utk diijinkan bertemu dgn Ibu Ratu Hamida “Ratu Salima, tolong ijinkan aku bertemu dgn ibu, beliau keliatannya semakin sakit dari hari ke hari” Ratu Salima bingung tdak tahu harus berbuat apa karena Ibu Ratu Hamida sudah mengultimatum tdak mau bertemu dgn Ratu Jodha, tepat pada saat itu Ratu Ruqayah mendengarkan pembicaraan mereka berdua “Ratu Jodha, bagaimana kalau setelah melihatmu lalu serangan jantung ibu kambuh lagi? Apakah kau ingin yg Mulia melihat kematian ibunya?”, “Ratu Ruqayah! Jangan bicara seperti itu!” Ratu Jodha tdak terima dgn ucapan Ratu Ruqayah yg blak-blakkan didepannya “Kalau begitu jangan temui beliau!” Ratu Ruqayah membentak Ratu Jodha “Ratu Ruqayah, Ratu Jodha hanya peduli pada ibu” Ratu Salima mencoba membela Ratu Jodha didepan Ratu Ruqayah “Aku juga peduli sama ibu, itulah mengapa aku memintanya utk tdak bahkan berfikir hendak menemui ibu, ibu tdak suka melihat wajah Ratu Jodha!” ujar Ratu Ruqayah dgn nada tinggi kemudian meninggalkan mereka “Ratu Jodha, kau ingin melihat ibu kan? Aku akan membawamu menemuinya” Ratu Salima berusaha membantu Ratu Jodha. Sinopsis Jodha Akbar Episode 492

Tak berapa lama kemudian Ratu Salima masuk kekamar Ibu Ratu Hamida bersama para pelayan hingga tinggalah seorang pelayan yg menemani Ratu Salima & pelayan itu adalah Ratu Jodha yg menutupi wajahnya dgn dupattanya yg diturunkan kebawah sehingga tdak terlihat wajahnya “Ibu, bagaimana keadaaan ibu?” Ratu Salima berusaha membangunkan Ibu Ratu Hamida, Ibu Ratu Hamida membuka matanya “Ratu Salima, sering-seringlah kesini menemani aku, aku merasa kesepian dikamar ini sendiri, Ratu Jodha itu datang kesini seperti seorang anak, menjadi ratu & lupa pada tugasnya sebagai seorang anak” Ratu Jodha merasa sedih mendengar ucapan Ibu Ratu Hamida, Ratu Salima hanya tersenyum mendengarkan curahan hati ibu mertuanya “Ibu, bagaimana kalau ibu makan dulu?”, “Aku hanya mengkhawatirkan Raja Jalal & para prajuritnya, hari ini adalah perang terbesar, kita tdak tahu apa yg sedang terjadi disana, banyak prajurit yg tewas dalam perang, seandainya saja Ratu Jodha mau mengubah agamanya maka banyak prajurit yg tetap akan hidup” Ibu Ratu Hamida masih terus berkeluh kesah ke Ratu Salima, tepat pada saat itu Ratu Ruqayah memasuki kamar Ibu Ratu Hamida bersama pelayannya, melihat ada Ratu Ruqayah, Ratu Jodha segera hendak beringsut keluar kamar, Ratu Salima sendiri juga kaget ketika melihat kehadiran Ratu Ruqayah “Berhenti kau pelayan!” Ratu Ruqayah segera menghentikan langkah Ratu Jodha, Ratu Jodha & Ratu Salima kaget “Bawa piring-piring ini keluar kamar!” Ratu Jodha menuruti perintah Ratu Ruqayah, Ratu Jodha segera mengambil piring-piring tersebut & segera keluar dari kamar Ibu Ratu Hamida. Ketika berada diluar kamar Ibu Ratu Hamida, Ratu Jodha merasa bisa bernafas lega.

Malam harinya dimedan pertempuran, Raja Jalal & anak buahnya sedang mengadakan pesta kecil-kecilan mereka sebagai pesta kemenangan mereka “Kita ini selalu menghargai setiap bangsa, kita telah membuktikan bahwa kita bisa bertarung!” ujar Raja Jalal pada anak buahnya “Hidup Kesultanan Mughal! Hidup Kesultanan Mughal! Hidup Kesultanan Mughal!” semua yg hadir disana mengelu-elukan nama kerajaan mereka “Abu Fazal, segera kirimkan sebuah surat keraja Iran bahwa kita telah cukup kuat utk menyerang Iran akan tetapi kita sebenarnya tdak ingin berperang, kita ingin hidup dalam damai tapi jika ada seseorang mencampuri urusan dalam negeri kita maka kita kan meladeninya dgn berperang” Abu Fazal mendengarkan secara seksama ucapan Raja Jalal, kemudian Raja Jalal memanggil anak-anaknya, Pangeran Salim, Murad & Danial menghampiri Raja Jalal, mereka langsung mendekat kearah Raja Jalal berdiri “Kita akan segera kembali pulang ke Agra, dgn kemenangan kita, kita akan mengadakan sebuah perayaan yg megah di Agra & kita akan mengumumkan Pangeran Salim sebagai pewaris tahta kerajaan” Pangeran Salim tersenyum senang sambil memperhatikan Murad yg kelihatan tdak suka dgn ucapan Raja Jalal, Murad kesal & menampakkan mukanya yg masam, kemudian mereka melanjutkan pesta kembali “Pangeran Salim, selamat calon pewaris tahta kerajaan!” Qutub memberikan selamat ke Pangeran Salim, Pangeran Salim juga senang & merekapun berpelukkan, sementara Murad & Danial yg tdak suka dgn pengangkatan Pangeran Salim kembali sebagai putra mahkota mulai bergunjing “Yang Mulia, telah melakukan hal yg tdak adil” Danial berusaha menghibur Murad “Aku ini bukan siapa-siapa, Danial, tapi hanya seorang pelayan bagi yg Mulia” ujar Murad kesal. Tak berapa lama kemudian nampak Pangeran Salim sedang berjalan-jalan seorang diri sambil memikirkan Anarkali “Anarkali, sebentar lagi aku akan pulang, kali ini aku akan melempar jauh gelang kaki dari kakimu & aku akan memakaikan mahkota pada kepalamu sebagai ratuku” bathin Pangeran Salim dalam hati. Sementara Raja Jalal teringat pada Ratu Jodha, rasa rindunya ke Ratu Jodha sudah tdak tertahankan, Raja Jalal ingin segera bertemu dgn Ratu Jodha.

Narator: “Diistana kerajaan Mughal di Agra, ternyata berita tentang kemenangan pasukan Raja Jalal tdak mencapai ke Agra karena suatu sebab yg tdak diketahui, sementara pasukan Raja Jalal sudah dalam perjalanan menuju ke Agra, sedangkan kesehatan Ibu Ratu Hamida semakin hari semakin menurun”

Dikamar Ratu Jodha, ketika Ratu Jodha hendak mengadakan pemujaan pada dewa Khrisna, pelayannya datang & mengabarkan kalau Gulbadan hendak menemuinya, Ratu Jodha mengijinkan & menunda pujanya, tak lama kemudian Gulbadan masuk kamar Ratu Jodha sambil membawa sepiring buah-buahan “Bibi Gulbadan, bagaimana kabar ibu?”, “Dia itu tdak makan maka bagaimana bisa dia akan baik-baik saja, Ratu Jodha” nada suara Gulbadan terdengar kesal & marah ke Ratu Jodha “Aku ingin bicara dgn ibu tapi apa yg bisa aku lakukan, ibu tdak ingin melihat wajahku” Ratu Jodha kembali sedih “Kau itu bisa berbuat banyak! Kak Hamida bisa makan dari tanganmu!”, “Tapi ibu tdak ingin melihat wajahku, bibi, maka bagaimana itu bisa terjadi? Kesehatannya sedang menurun saat ini tapi ibu keras kepala” Ratu Jodha merasa bingung “Kau juga sama! Sama-sama keras kepala juga! Katakan padanya bahwa kau siap mengubah agamamu, sekali ini saja buang rasa keras kepalamu itu! Maka kak Hamida pasti akan makan!” ujar Gulbadan sambil menyerahkan piring berisi buah-buahan itu ke Ratu Jodha, Ratu Jodha sangat terkejut mendengar ucapan Gulbadan “Tapi, bibi, yg Mulia telah berjanji padaku, apa yg akan aku katakan padanya bahwa aku melanggar perintahnya?” Ratu Jodha kembali berada didilema yg cukup besar “Bukankah yg Mulia juga memintamu utk menjaga kak Hamida selama dia tdak berada disini, apa yg mau kau katakan padanya? ketika dia kembali pulang ke Agra & dia melihat jenazah kak Hamida, apakah rasa keras kepalamu ini lebih penting dari pada nyawa ibumu sendiri?” Gulbadan semakin kesal & marah ke Ratu Jodha “Jika kau ingin melihat kak Hamida sembuh & sehat maka kau harus membuang rasa keras kepalamu itu! Kak Hamida tdak akan bergerak dari tempatnya saat ini, dia tdak akan makan apapun, dia juga sama sepertimu, sama keras kepalanya!” ujar Gulbadan kesal kemudian meninggalkan Ratu Jodha seorang diri. Ratu Jodha sedih sambil memandang kekuil dewa Khrisna “Kahnaa, apa yg harus aku lakukan sekarang? Aku sudah tdak dapat berfikir apa-apa lagi”