Sinopsis Jodha Akbar Episode 477

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 477, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 476 tentang ratu jodha yang pura2 tidak puasa agar yang mulia tahu bahwa ia mantab akan pindah agama namun yang mulia raja juga melakukan hal yang sama! kali ini admin bagikan lagi episode 477 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada mei 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 477

Ditempat para penari, Murad & Danial mendatangi tempat para penari, mereka menemui Pangeran Salim yg sedang berduaan dgn Anarkali “Pangeran Salim, aku ingin bertemu dgnmu tapi kau tdak datang” ujar Murad kesal “Aku sudah mengirimkan pesan yg mengatakan bahwa aku sedang sibuk!” Pangeran Salim tdak suka dgn kehadiran saudara-saudaranya itu “Aku mempunyai pekerjaan penting & kau malah sibuk sepanjang hari disini makanya aku harus mendatangimu kesini” Murad mencoba menahan amarahnya “Ini adalah urusan pribadiku, tdak ada seorangpun yg berhak menanyakan padaku” jawab Pangeran Salim sengit “Pangeran Salim, aku ingin membicarakan soal kasus Punjab!”, “Aku tdak ingin membicarakannya!” Anarkali yg saat itu diam saja mencoba utk buka suara “Aku pikir saat ini bukan saat yg tepat utk membahasnya, pangeran”, “Diam kau! Sekarang rupanya seorang penari berani menyela ketika aku sedang berbicara? Ketika seorang pangeran sedang berbicara maka para penari seharusnya diam” ujar Murad dgn nada marah ke Anarkali “Kau tdak boleh mengatakan sepatah katapun!” Pangeran Salim mulai kesal dgn Murad “Ooh jadi sekarang penari ini sangat berharga dimatamu maka dia bisa mencampuri permasalahan kita? Hal ini terjadi ketika kau menganggap mereka begitu penting!” amarah Pangeran Salim tdak terbendung, Pangeran Salim langsung menampar Murad, Murad tdak melawan “Kau menampar pewaris kerjaan didepan seorang penari!” Murad tdak terima diperlakukan seperti itu “Dia itu bukan penari biasa, aku tdak akan terima jika ada seseorang siapapun itu yg berbicara dgnnya seperti tadi”, “Apa yg kau lakukan ini salah, kak!” ujar Murad sambil berlalu dari hadapan Pangeran Salim diikuti oleh Danial. Sinopsis Jodha Akbar Episode 477

Ibu Ratu Hamida sedang berkumpul bersama Ratu Salima & Ratu Ruqayah dikamar Ibu Ratu Hamida “Ibu, ini adalah pertama kalinya Ratu Jodha tdak melakukan puasa & juga tdak melakukan ritual pooja” Ratu Salima merasa khawatir dgn kondisi Ratu Jodha “Apa yg dilakukan oleh Ratu Jodha itu benar, Ratu Salima” Ratu Ruqayah malah mendukung Ratu Jodha “Aku akan mencoba bicara dgn Ratu Jodha” Ibu Ratu Hamida ikut menimpali pembicaraan mereka “Yg Mulia telah mencoba utk berbicara dgn Ratu Jodha tapi dia tdak mendengarkan”, “Dia itu seorang ibu maka dia akan melakukan apapun utk anaknya, semua ibu pasti akan melakukan itu, seperti aku, kau atau Ratu Ruqayah kalau berada diposisi Ratu Jodha saat ini, oooh maaf Ratu Ruqayah, aku tdak bermaksud seperti itu” Ibu Ratu Hamida merasa tdak enak dgn Ratu Ruqayah “Tdak apa-apa, ibu” ujar Ratu Ruqayah sambil tersenyum masam “Ini menyakitkan buatku, dgn kata lain kau menganggapku masih kekanak-kanakkan, Ratu Jodha tdak melakukan puasa padahal Raja Jalal telah mendesaknya, aku akan menciptakan kesalahpahaman sekarang!” bathin Ratu Ruqayah dalam hati .

Diluar halaman istana, didekat kolam Moti meminta para pelayan yg beragama Hindu utk melakukan ritual Pooja “Tapi biasanya Ratu Jodha selalu mengadakan ritual Pooja ini, bagaimana bisa kami mengadakan ritual Pooja tanpa dirinya?” ujar pelayan tepat pada saat itu Raja Jalal menemui mereka & berkata “Moti, Ratu Jodha tdak akan datang tapi aku juga telah melakukan puasa maka aku akan melakukan Pooja”, “Tapi Yg Mulia, puasa ini dilakukan oleh seorang wanita utk keluarganya” salah satu pelayan menimpali pembicaraan mereka “Ketika dua orang menikah maka mereka berbagi semua permasalahan & kehidupan bersama jadi mengapa seorang perempuan harus berdoa utk keluarganya, sedangkan pria tdak bisa berpuasa utk kebaikan keluarganya? Maka aku akan melakukan Pooja ini” tepat pada saat itu Ratu Jodha menghampiri mereka “Ratu Jodha, akhirnya kau datang juga” kata-kata Moti membuat Raja Jalal menoleh kebelakang & melihat Ratu Jodha yg sedang berdiri disana, Raja Jalal tersenyum melihat kedatangan Ratu Jodha. Lagu Tum Ho Zindagani mulai terdengar, Ratu Jodha & Raja Jalal saling memandang satu sama lain “Kalau kalian berdua ada disini maka ritual Pooja ini dilakukan utk pasangan” ujar pendeta. Raja Jalal & Ratu Jodha akhirnya duduk bersebelahan “Akhirnya kau datang juga, Ratu Jodha” goda Raja Jalal “Kau ternyata puasa juga” balas Ratu Jodha. Mereka berdua menuangkan susu kedalam kolam bersama-sama berbarengan dgn pasangan yg lain sebagai bagian dari ritual Pooja, mereka berdua kemudian melakukan ritual aarti, Raja Jalal memeluk Ratu Jodha dari belakang, mereka saling melihat satu sama lain & teringat pada acara Ghanghaur ketika dulu Raja Jalal bertemu dgn Ratu Jodha pada pertama kalinya, kemudian mereka berdua berdoa & meletakkan Diyas (lilin) didalam kolam. Setelah semua ritual Pooja dilakukan Ratu Jodha & Raja Jalal meninggalkan kolam & berjalan bersama-sama “Yg Mulia, rupanya kau tadi bersandiwara ya? Ternyata kau puasa juga, itulah maksudku jadi apa sih masalahnya antara Islam & Hindu, kau telah melakukan puasa utk acara umat Hindu maka aku juga bisa puasa pada acara umat Islam” Ratu Jodha mencoba membela diri “Tapi itu menjadi masalah buatku, Ratu Jodha, Ini bukan soal Hindu atau Islam tapi ini tentang pemaksaan terhadap seseorang agar meninggalkan keyakinannya, kau telah melakukan semua kewajibanmu jadi tdak ada seorangpun yg bisa mengatakan bahwa hubungan kita ini tdak sah & tentang Pangeran Salim, dia seharusnya mengerti bahwa kita tdak bisa mengambil keputusan dgn memaksa seseorang” Raja Jalal mencoba memberikan pengertian ke Ratu Jodha “Jika Maan Bai berada pada posisimu saat ini, apakah kau akan memintanya utk mengubah agamanya?”, “Tdak akan pernah!” jawab Ratu Jodha mantap “Maka Pangeran Salim seharusnya mengerti bahwa dia itu pewaris raja, keputusannya bisa berimbas pada semua hal jadi dia seharusnya mengambil keputusan dgn menggunakan pikiran, kita berdua telah melakukan dua agama dalam pernikahan kita jadi kita seharusnya tdak mengubahnya, jika kau pikir aku ini benar maka tersenyumlah” Ratu Jodha tersipu malu “Sekarang aku bisa mengira bahwa kau tdak ingin mengubah agamamu kan?” Ratu Jodha segera menganggukkan kepalanya “Aku lapar, Ratu Jodha” goda Raja Jalal “Siapa yg menyuruh kau puasa?” ejek Ratu Jodha “Ketika kau sedang berpuasa bagaimana aku bisa makan? Ayoo sekarang kita makan” Raja Jalal & Ratu Jodha kemudian meninggalkan tempat tersebut.

Ratu Jodha sedang berada dikamarnya bersama Moti “Banyak yg mengatakan bahwa setelah menikah beberapa bulan, cinta itu bisa hilang begitu saja tapi cintamu dgn Yg Mulia sepertinya selalu bertambah dari hari ke hari” Ratu Jodha tersenyum mendengar pujian Moti, tiba-tiba salah seorang pelayan datang & mengabarkan ke Ratu Jodha “Malika Hind, maafkan saya, Pangeran Salim & pangeran Murad sedang bertengkar, Pangeran Salim menampar pangeran Murad” Ratu Jodha & Moti kaget “Ini salah, Pangeran Salim telah menampar pewaris kerajaan, jika Yg Mulia tahu tentang hal ini maka dia akan menghukumnya, dgn begini maka mereka berdua ayah & anak itu akan terpisah lagi, aku harus bicara dgn Yg Mulia”

Dikamar Raja Jalal, Raja Jalal telah tahu bahwa Pangeran Salim telah menampar Murad “Birbal, ini tdak benar, aku tdak akan bisa mentoleransi hal ini” ujar Raja Jalal tepat pada saat itu Ratu Jodha menemuinya. “Panggil Pangeran Salim kesidang! Aku akan menghukumnya disana” Birbal mengangguk & pergi meninggalkan mereka diikuti oleh Maan Sigh. “Yg Mulia, aku harus bicara dgnmu tentang Pangeran Salim” Ratu Jodha terlihat panik “Jika kau disini utk membelanya maka lupakan! Dia telah melakukan kesalahan yg sangat besar” Raja Jalal mulai kesal “Aku hanya ingin mengatakan utk berkata dgnnya secara pribadi bukan disidang, Yg Mulia” Ratu Jodha sangat berharap Raja Jalal bisa mengerti “Apakah kau tahu bagaimana posisi Murad saat ini? Dia itu pewaris tahta kerajaan & Pangeran Salim telah menghina posisi ini maka dia akan dihukum hanya disidang saja! Dia memang anakku tapi aku adalah Raja juga & Pangeran Salim telah menampar pewaris kerajaan, jika aku tdak mengatasi permasalahan ini dgn serius maka rakyat tdak akan menghargai pewaris raja, aku harus melakukan hal ini sebagai contoh” Raja Jalal memberikan penjelasan ke Ratu Jodha “Dia akan menjauh lagi dari kita, Yg Mulia” Ratu Jodha merasa khawatir “Bisa jadi dia akan berbuat seperti itu tapi aku harus melakukan keadilan, semua penjahat sama saja bagiku, apakah kau meminta aku utk tdak melakukan keadilan? Dgn kasus ini, aku merasa bahwa Murad itu lebih tepat menjadi seorang Raja daripada Pangeran Salim”, “Bukan seperti itu, Yg Mulia, Pangeran Salim sedang marah tapi dia memenangkan perang” bujuk Ratu Jodha “Semua orang pergi berperang bersama dgn dia, Pangeran Salim harus bisa mengontrol amarahnya, aku bukan berkata bahwa dia tdak seharusnya menjadi raja penerusnya, itu adalah haknya tapi dia harus mendapatkan hukuman utk kesalahannya ini, kita akan bertemu lagi disidang” ujar Raja Jalal sambil berlalu meninggalkan Ratu Jodha, Ratu Jodha sangat panik.

Ratu Jodha sedang berkumpul bersama Ibu Ratu Hamida & Ratu Salima “Ratu Jodha, sudahlah jangan khawatir” bujuk Ratu Salima “Ini bukan masalah mudah, Ratu Salima, aku sangat khawatir bahwa politik seperti ini akan membawa keretakan pada keluargaku & lihat kan dua bersaudara saling bertengkar” Ratu Jodha benar-benar panik & gelisah “Kita tdak bisa mengatakan siapa yg salah, mungkin Murad melakukan kesalahan maka Pangeran Salim menamparnya, Yg Mulia pasti akan menyelesaikan permasalahan ini” Ratu Salima mencoba menenangkan Ratu Jodha “Aku hanya khawatir jika posisinya sebagai raja lebih menguasainya daripada posisinya sebagai seorang ayah dalam diri Yg Mulia maka dia tdak akan bersikap sopan terhadap Pangeran Salim”, “Sudah Ratu Jodha, jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja” bujuk Ibu Ratu Hamida. Sinopsis Jodha Akbar Episode 477
Sinopsis Jodha Akbar Episode 477
Diruang sidang Dewan Khaas, Raja Jalal memasuki ruang sidang, semua anggota keluarga kerajaan hadir disana termasuk Murad, tak lama kemudian Pangeran Salim juga hadir disana, Raja Jalal menatapnya dgn marah, Pangeran Salim memberikan salam ke Raja Jalal “Sekhu Baba, ada yg mengeluh terhadapmu bahwa kau telah menampar pewaris kerajaan, apakah itu benar? Jawab! Sekhu!” Raja Jalal berteriak cukup lantang “Ya, itu benar!” jawab Pangeran Salim tenang “Murad, apakah kau memprovokasi dia sehingga melakukan hal ini?”, “Tdak, Yg Mulia, saya hanya menemuinya dgn tujuan utk membicarakan soal Punjab dgn Pangeran Salim, saya telah mengirimkan sebuah pesan padanya tapi dia tdak datang maka saya yg menemuinya, Pangeran Salim bilang kalau dia sedang sibuk tapi dia sedang berada ditempat penari itu, saya mendatanginya kesana & bertanya pada Pangeran Salim utk membicarakan tentang permasalahan tersebut tapi Pangeran Salim tdak mau, penari itu malah mencoba ikut campur dgn persoalan kami maka saya berusaha utk menghentikan penari itu” ujar Murad kesal “Tiba-tiba Pangeran Salim marah kemudian menampar saya, hal itu sangat menyakitkan saya ketika Pangeran Salim menampar saya didepan penari biasa itu” Pangeran Salim marah mendengar penuturan Murad “Dia itu memang penari tapi itu bukan berarti kau bisa menghinanya seperti itu!”, “Cukuuuuuppppp!!! Tdak usah bicara lagi!” Raja Jalal menghentikan pertikaian mereka “Sekhu Baba, posisi seorang pewaris raja adalah dibawah raja, kau tdak bisa menghinanya seperti itu maka sekarang aku harus memberikan kau pelajaran bagaimana menghargai posisi tersebut! Ayooo minta maaf pada Murad!” Raja Jalal membentak Pangeran Salim “Utk apa?” Pangeran Salim malah menantang “Ini adalah keputusanku siapa yg bersalah atau siapa yg tdak bersalah! Kau telah menghina posisi paling mulia dipemerintahan, mintalah maaf padanya sekarang juga!” perintah Raja Jalal “Kalau aku tdak melakukan itu maka, ?” Raja Jalal sangat marah dibuatnya.