Sinopsis Jodha Akbar Episode 464

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 464, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 463 tentang raja jalal yang sudah tahu dimana tempat ratu jodha disekap dan ia sangat marah pada syriffudin ketika ia hendak berbuat tidak senonoh dengan istrinya, kemudian raja jalal bertarung dengannya dan yang mulia berhasil memotong tangan syariffudin. Kali ini admin bagikan lagi episode 464 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada mei 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 464

Masih ditempat Ratu Jodha disekap, setelah Raja Jalal berhasil melumpuhkan Syarifudin & anak buahnya dibantu oleh Maan Sigh & anak buahnya yg datang tepat pada waktunya, saat itu mereka bersiap-siap hendak pulang ke Agra “Yg Mulia, bagaimana kondisi, Mehtab?” Ratu Jodha penasaran dgn kondisi Mehtab anak Bhaksi Bano “Dia masih sakit, Ratu Jodha, kita harus meninggalkan tempat ini segera & kembali ke Agra secepatnya” tak lama kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut. Sepanjang perjalanan ke Agra, Ratu Jodha & Raja Jalal menunggangi kuda bersama, Ratu Jodha berada didepan sedangkan Raja Jalal berada dibelakang “Yg Mulia, mengapa jantungmu berdegup sangat kencang?” Ratu Jodha yg berada didepan Raja Jalal bisa merasakan debaran jantung Raja Jalal yg berdetak begitu cepat “Paling tdak sekarang jantungku bisa berdetak, Ratu Jodha, jika sesuatu terjadi padamu maka jantungku ini pasti akan berhenti berdetak”, “Aku selalu menantimu utk datang secepatnya menyelamatkan aku” Raja Jalal memeluk Ratu Jodha dari belakang “Petunjuk yg kau berikan itu sangat menakjubkan, Ratu Jodha, petunjukmu itulah yg membuat aku bisa mencapai tempat ini”, “Saat itu aku sangat khawatir kalau saja kau tdak mengerti petunjukku”, “Aku harus datang padamu, Ratu Jodha, aku tdak akan meninggalkanmu bahkan sampai kapanpun”, “Aku juga tdak akan meninggalkanmu, Yg Mulia” Raja Jalal semakin memeluk Ratu Jodha erat diatas kuda yg mereka tunggangi bersama. Sinopsis Jodha Akbar Episode 464

Sementara itu Bhaksi Bano sudah mencapai tempat Syarifudin bersembunyi, Bhaksi melihat Syarifudin yg terbaring lemah dgn luka disekujur tubuhnya dgn salah satu tangannya yg hilang. Bhaksi mencoba memeriksa Syarifudin, ternyata suaminya itu masih hidup, Bhaksi membantu Syarifudin duduk bersandar disebuah batu “Air, Air, Air, Aku butuh air, Tolong air”, “Disini cuma ada anggur” tak lama kemudian Bhaksi Bano meminumkan anggur itu ke Syarifudin, lalu mengeluarkan sebotol opium dari balik sakunya “Ini akan mengurangi rasa sakitmu” Bhaksi menyuruh Syarifudin menjilat opium tersebut, setelah memakannya Syarifudin tertawa kecil “Tuhan telah membuat seorang perempuan itu kuat, aku telah memberikan kau begitu banyak penderitaan akan tetapi kau tetap tdak membiarkan aku mati, kau tahu kenapa aku meminta pada Raja Jalal utk menukar Ratu Jodha dgnmu? Itu bukan berarti karena aku mencintaimu akan tetapi karena aku ingin balas dendam padamu & lihat kan kau malah datang sendiri kesini” Syarifudin merasa bahwa Bhaksi Bano telah melakukan tindakan yg bodoh dgn mendatangi tempatnya “Kau akan balas dendam padaku hanya jika kau hidup, Syarifudin!” Bhaksi Bano merasa geram dgn suaminya yg tdak juga berubah meskipun dia sudah kehilangan tangannya “Kau tdak bisa membunuhku, Bhaksi” Syarifudin meragukan kemampuan istrinya itu “Aku telah mencampurkan racun dalam anggur yg kau minum tadi berserta opium” tiba-tiba Syarifudin terbatuk-batuk “Bhaksi! Selamatkan aku, Bhaksi! Aku mohon selamatkan aku, tolong aku, Bhaksi”, “Tdak akan! Aku tdak akan pernah menolongmu! Setelah apa yg telah kau lakukan keanak perempuanku & Ratu Jodha itu adalah menjijikkan!” Bhaksi Bano marah akan semua tindakan Syarifudin selama ini & saat ini adalah saat yg tepat bagi Bhaksi utk melampiaskan semua perasaan itu “Ratu Jodhalah yg selama ini merawat anak kita & apa yg telah kau lakukan padanya! Mungkin saja Tuhan akan mengampuni aku karena aku telah membunuh suamiku sendiri akan tetapi Dia tdak akan mengampunimu utk semua dosa-dosamu itu, Syarifudin!” Bhaksi kemudian menghantam Syarifudin hingga tewas, lalu menggali tanah utk pemakaman Syarifudin & menggeret kaki Syarifudin kemudian menaruhnya dilubang kuburan tersebut & menguburkan didalamnya, setelah Syarifudin terkubur, Bhaksi Bano menangis sedih.

Ratu Jodha & Raja Jalal sudah sampai dikemah tempat Ibu Ratu Hamida & anggota keluarga kerajaan yg lain menginap malam itu, Ibu Ratu Hamida segera memeluk Ratu Jodha, Ibu Ratu Hamida merasa senang karena menantu kesaygannya telah selamat sementara itu Ratu Jodha melihat diatas tempat tidur, Mehtab masih terbaring tdak sadarkan diri “Mehtab, harus melalui ini semua karena ingin menyelamatkan aku” Ratu Jodha sedih melihat kondisi keponakannya itu yg belum kunjung sembuh, sedangkah Ibu Ratu Hamida memberitahu Raja Jalal bahwa Bhaksi meninggalkan rombongan, Raja Jalal segera mengumpulkan anak buahnya utk mencari Bhaksi Bano.

Sesampainya diistana di Agra, Ratu Jodha sedang bersama Mehtab dikamar, Mehtab tiba-tiba gelisah & meracau dalam pingsannya, Ratu Jodha segera menyuruh pelayannya utk memanggil tabib. Tabib segera datang & mengecek kondisi Mehtab “Racun dilukanya itu telah menjalar keseluruh tubuhnya, Yg Mulia Ratu” sang tabib segera memberi Mehtab ramuan obat & setelah beberapa jam kemudian “Masa kritis Mehtab telah berlalu, Yg Mulia, kondisinya sudah tdak membahayakan lagi” semua yg hadir disana termasuk Ratu Jodha, Raja Jalal & Ibu Ratu Hamida sangat senang mendengarnya, tak lama kemudian Bhaksi Bano datang bersama dgn Birbal & Fazal. Bhaksi segera mendekati anaknya & berkata “Mehtab, ibu telah membalas dendam keorang yg telah melukaimu, sayg, dia tdak akan memberikanmu penderitaan lagi sekarang, karena ibu telah membunuh Syarifudin!” semua yg berada dikamar langsung kaget begitu mendengar pengakuan Bhaksi “Bhaksi! Apa yg telah kau lakukan?” Ibu Ratu Hamida tersontak kaget, Raja Jalal segera merengkuh Bhaksi dalam pelukkannya “Bhaksi, apa yg telah kau lakukan itu adalah benar, dia pantas mendapatkan itu! Aku memang telah meninggalkan dia disana agar dia mati” Ratu Jodha terharu melihat apa yg telah Bhaksi perbuat melalui ceritanya “Bhaksi, apa yg telah kau lakukan itu bukan sebuah balas dendam melainkan sesuatu hal yg sangat perlu dilakukan oleh seorang ibu yg anaknya terluka karena perlakuan Laki-laki itu!”

Dimedan pertempuran, pasukan Pangeran Salim masih nampak bertarung dgn pasukan Mirza Hakim, semakin lama pertarungan mereka semakin sengit & tanpa diduga Pangeran Salim terkena lesakkan anak panah dari arah belakang mengenai punggungnya, semua yg ada disana kaget “Aku baik-baik saja, tdak apa-apa” Pangeran Salim berusaha menetralisir keadaan ketika saudara-saudaranya merasa khawatir dgn kondisinya & pertarungpun berlanjut.

Diistana di Agra, Ratu Jodha nampak kurang sehat & khawatir sambil berjalan mondar-mandir didalam kamarnya “Ratu Jodha, makanlah dulu, Kau belum makan, paling tdak makanlah sesuatu”, “Tdak, Moti! Aku sedang kurang enak badan, aku tdak nafsu makan” Moti khawatir dgn kondisi Ratu Jodha “Paling tdak makanlah sedikit, Ratu Jodha, nanti Yg Mulia akan menegurmu” ujar Moti kemudian berlalu meninggalkan Ratu Jodha, sepeninggal Moti, Ratu Jodha merasa tubuhnya meriang & perutnya mual, badannya panas & terbatuk-batuk, kemudian ketika Ratu Jodha mengusap mulutnya, dilihatnya ada darah ditangannya, Ratu Jodha baru sadar kalau mulutnya berdarah “Yaa Kahnaa, Ini adalah gejala penyakit yg tersebar dikesultanan Mughal”

Malam harinya ketika Ratu Jodha sedang tertidur, Ratu Jodha kembali bermimpi tentang Raja Jalal yg berkata pada dirinya sendiri “Mengapa dia yg mendapatkan hukuman dari dosa-dosaku?” Raja Jalal kemudian menghantamkan dahinya kesebuah tembok hingga dahinya berdarah, Ratu Jodha segera bangun dari tidurnya, hatinya kembali gelisah “Ada apa ini? Mengapa dalam mimpiku Yg Mulia menghantamkan dahinya kesebuah tembok?” bathin Ratu Jodha dalam hati, Ratu Jodha melihat lampu Diya nya yg diletakkan didepan jendela mati, bergegas Ratu Jodha turun dari tempat tidurnya & segera menyalakan lampu Diya tersebut tapi kembali lampu lilin itu mati, tak lama kemudian ketika Ratu Jodha berusaha menyalakannya lampu lilin tersebut, lampu Diya itu mulai akan mati kembali namun tiba-tiba Raja Jalal datang & ikut menutupi lampu Diya itu agar tetap menyala & bersinar terang dgn tangannya, lampu Diya itupun tetap menyala “Ratu Jodha, tdak ada sesuatupun kejadian yg akan terjadi”, “Tapi hari-hari buruk kita masih terus berlangsung, Yg Mulia” Ratu Jodha masih merasa khawatir dgn semua keadaan yg terjadi diKesultanan Mughal “Kita akan bekerja keras & hari-hari ini akan berlalu begitu cepat”, “Yg Mulia, aku tdak tahu mengapa kau menghantam dahimu sendiri pada sebuah dinding dalam mimpiku barusan”, “Ini adalah ujianmu Ratu Jodha,, sama seperti ketika kau menebus dosa-dosaku didesa tersebut, maka kau akan menolong aku utk menebus dosa-0dosaku diseluruh kesultanan Mughal” Raja Jalal segera merengkuh Ratu Jodha dalam pelukannya.

Pangeran Salim sedang berada ditenda, Pangeran Salim baru saja diobati lukanya, Bhagwandas, Murad & Qutub menghampiri Pangeran Salim “Pangeran, tentara kita yg telah terbunuh jumlahnya sangat banyak, kita bisa kalah dalam perang ini” Bhagwandas mencoba memberikan informasi ke Pangeran Salim “Ini tdak akan terjadi! Aku akan pergi berperang lagi!” Pangeran Salim bersikeras utk tetap berperang “Tapi Pangeran Salim, kau itu terluka” ujar Murad “Ini adalah penghargaan utkku dgn mendapat luka ini selama bertarung utk rakyatku”, “Aku yg akan memimpin perang, pangeran, lebih baik kau istirahat saja” Bhagwandas mencoba mengambil alih tampuk kepemimpinan.

Diistana Agra, Raja Jalal sedang berkumpul dgn para menterinya, tiba-tiba salah satu prajuritnya datang membawa sebuah surat dari Bhagwandas, Maan Sigh yg menerima surat itu & segera membacanya dihadapan Raja Jalal “Yg Mulia, Pangeran Salim terluka, kami membutuhkan pertolongan” Raja Jalal sangat terkejut mendengarnya “Anakku membutuhkan bantuanku, kita harus segera pergi sekarang, persiapkan semua perlengkapan, kita akan kemedan pertempuran” Raja Jalal memerintahkan para menterinya utk bersiap-siap berperang membantu Pangeran Salim. Sinopsis Jodha Akbar Episode 464

Sementara itu dikamar Ratu Jodha, Ratu Jodha sedang batuk-batuk & muntah-muntah darah, sementara Moti menemaninya saat itu “Yaaa Kahnaa, kau telah mendapatkan penyakit yg sama yg tersebar didesa itu, Ratu Jodha, aku akan memanggil Yg Mulia” Ratu Jodha segera menarik tangan Moti yg merasa khawatir akan kondisi Ratu Jodha “Moti, jangan, jangan lakukan itu, tolong jangan katakan padanya, aku bisa mengurus diriku sendiri, saat ini Yg Mulia sedang tegang, dia harus bertanggung jawab pada semua orang, apalagi saat ini dia juga sedang khawatir akan Pangeran Salim” Moti tdak habis pikir dgn apa yg dipikirkan Ratu Jodha “Jika Yg Mulia tahu tentang penyakitku ini maka dia akan lebih khawatir lagi, berjanjilah padaku, Moti bahwa kau tdak akan mengatakan apapun pada Yg Mulia” Ratu Jodha langsung meletakkan tangan Moti diatas kepalanya & memintanya utk berjanji “Baiklah aku berjanji, Ratu Jodha, akan tetapi kau juga harus berjanji bahwa kau akan mendapatkan pengobatan yg terbaik”, “Aku berjanji, Moti, tapi berjanji ya bahwa kau tdak akan menceritakan apapun pada Yg Mulia Raja”, “Apa yg kau sembunyikan dari Yg Mulia, Ratu Jodha?” tiba-tiba Ratu Ruqayah datang kekamar Ratu Jodha & sempat menguping pembicaraan Ratu Jodha & Moti, Ratu Jodha sangat khawatir melihat kedatangan Ratu Ruqayah “Begini Ratu Ruqayah, aku baru tahu kalau situasi didesa semakin lama semakin buruk, Yg Mulia tdak seharusnya tahu tentang hal ini karena saat ini dia sedang bersiap-siap utk berperang” Ratu Jodha mencoba menetralisir keadaan “Kau benar, Ratu Jodha, kau tahu aku selalu cemburu padamu ketika aku memasuki desa itu akan tetapi sekarang aku sangat berterima kasih sekali padamu, Ratu Jodha, karena kau aku jadi tahu bagaimana caranya mendapatkan respek dimata Tuhan, aku akan meninggalkan Agra besok & aku akan menolong orang-orang disana juga”
Sinopsis Jodha Akbar Episode 464
Keesokan harinya ketika Raja Jalal & pasukannya sedang siap-siap hendak pergi berperang membantu Pangeran Salim, Raja Jalal tdak menemui Ratu Jodha berada disana dikerumunan anggota keluarga kerajaan yg lain “Dimana Ratu Jodha, ibu?” belum juga Ibu Ratu Hamida menjawab pertanyaan Raja Jalal, Ratu Jodha sudah datang kesana “Aku disini, Yg Mulia” tak lama kemudian Ratu Jodha memberikan Tilak utk Raja Jalal pada dahinya “Aku berdoa utkmu agar kau segera kembali setelah memenangkan perang ini” lalu Ratu Jodha melakukan ritual aarti utk Raja Jalal, ketika sedang memutar mutar piring aarti, gerakan tangan Ratu Jodha mulai melamban, Raja Jalal mulai curiga “Ada apa, Ratu Jodha? Apakah kau baik-baik saja?”, “Aku baik-baik saja, Yg Mulia” tapi lama kelamaan Ratu Jodha merasa pusing & pandangannyapun kabur & tak lama kemudian piring aarti itu terlepas dari tangannya & Ratu Jodha hampir jatuh, Raja Jalal segera menangkap tubuhnya yg terjatuh pingsan, semua yg hadir disana terkejut melihat Ratu Jodha “Ratu Jodha, bukalah matamu, bukalah matamu Ratu Jodha” Ratu Jodha tdak bergeming, Raja Jalal hanya bisa memeluknya erat..