Sinopsis Uttaran Tayang 09 Mei 2016 Part 4

Masterkids SEO - Sinopsis Uttaran Tayang 09 Mei 2016 Part 4, Dirumah sakit,, Gunvanti bertanya pada Veer.
Sinopsis Uttaran Tayang 09 Mei 2016 Part 4

Gunvanti : "mengapa kau tidak bicara kepadaku?? Apa yang mengganggumu??"
Veer : "apa yang dikatakan dokter?? Apa aku akan baik2 saja??"
Gunvanti : "kau akan sembuh. Dokter bilang kau akan baik2 saja. Ketika kau sadar,, kau bertanya tentang sesuatu dan kemudian pingsan lagi. Dokter mengatakan kau akan lebih baik dan mungkin bisa keluar dari sini"

Gunvanti pergi ke kuil di rumah sakit dan mengatakan "aku akan bertemu dokter". Umed meraih kesempatan saat mereka hanya berdua.
Umed : "apa kau ingat sesuatu?? Terakhir kali ketika kau terbangun,, kau bertanya tentang Icha. kau ingat sesuatu??"
Veer : "tidak"

Umed : "tidak masalah,, kau akan mengingat semuanya. Hatiku mengatakan bahwa"
Veer : "apa yang terjadi dengan kasus Yuvraj??"
Umed : "kita akan membicarakannya di rumah. jangan banyak pikiran agar tidak stres. semuanya akan baik2 saja"
Tapasya melihat foto Veer dan berfikir "aku menemukan fakta bahwa pernikahan ini terjadi bukan karena keinginan Veer" Amla datang dengan memakai dress.
Amla : "bagaimana penampilanku??"
Tapasya : "kau terlihat sangat cantik tapi antingmu terlalu kecil"
Amla : "aku akan mengganti dengan yang lebih besar"
Tapasya : "kau harus mengubah gaya rambutmu juga"
Amla : "aku akan mengubah gaya rambutku dan pergi menemui suamiku"
Tapasya : "apakah kau akan pergi sendiri?? Tidakkah kau punya harga diri?? Tunggulah dia yang menelponmu duluan kemudian kau baru pergi"
Amla : "dia tidak akan menelponku saat ini"
Tapasya : "dia akan menelponmu,, tunggulah dengan sabar"
Amla : "baiklah. jika itu katamu,, aku tidak akan pergi.
Tej datang dan melihat Kassa menaruh nampan teh di atas meja.
Tej : "teh siapa itu??" 
Kassa : "untuk menantu baru. Ini bukan teh biasa ini teh hijau"
Tej melihatnya.

Tej : "aku telah melihat teh hitam dan teh putih dan pernah melihat teh hijau. Bawakan aku secangkir karena aku akan minum teh dengan istriku saat ini"

Meethi menghapus nomor Vishnu dari ponsel dan mengingat kejadian di kuil. Icha datang ke kamarnya dan Meethi memberikan penampilan anehnya.
Icha : "Meethi??"
Meethi : "kau tidak perlu minta maaf kepadaku"
Icha : "aku hanya datang untuk mengatakan. apa pun yg Vishnu lakukan itu dari hatinya sendiri bukan karena aku yg menyuruhnya. Dia teman baikmu jangan sampai kehilangan dia"

Meethi : "apa yang harus aku lakukan?? Jika aku tinggal di rumah,, kau berada di sana di depanku sepanjang waktu. Jika aku pergi keluar dan bertemu dengan teman2 ku. aku juga menemukanmu disana.
Icha : "jika kau ingin menyalahkan aku. baiklah tapi jangan sampai kehilangan persahabatan itu"
Meethi : "persahabatan kami telah berakhir. Sekarang kau senang?? Demi Tuhan tinggalkan aku sendiri"

Icha meninggalkan kamar dan Meethi menangis. Kassa membawakan secangkir lagi. Tej meminta dia untuk pergi karena ia yg akan membuat teh. Tej mengambil sebotol racun dari sakunya dan meramunya dalam teh Tapasya. Tapasya datang menuruni tangga dan melihat Tej membuat teh hijau sendiri.
Tapasya turun dari kamarnya.

Tej : "Terimakasih. Ini pertama kalinya aku minum teh hijau dalam hidupku. Aku minum sedikit teh yang dibuatkan untukmu ini. Apa kau mau aku tuangkan untukmu??"
Tapasya : "Apa ada yang salah?? Kau terlihat manis hari ini"
Tej : "Aku akan menuangkan tehnya untukmu"
Tapasya : "Aku merasa curiga padamu"
Tej : "Jangan berprasangka buruk"

Tapasya lalu mengaduk teh nya. ia memandangi Tej sebelum menyeruput teh tersebut.
Tej : "Minumlah itu penyihir atau kau akan terus memandangiku?? Tehnya terlihat seperti obat tapi rasanya benar2 enak"
Tapasya : "Aku adalah istrimu dan kau adalah suamiku. Kau tau aku sudah pernah tinggal di rumah ini sebelumnya. Ibu berkata kalau aku meminum teh suamiku maka cinta diantara kita akan semakin kuat. Dan hari ini kau bersikap manis terhadapku. Sekarang minumlah teh milikku. Aku ingin minum teh yang sudah diminum olehmu"

Tapasya memaksa Tej meminum teh nya. Tej mulai keringat dingin.

Tapasya : "Ada apa denganmu?? Kau mudah berkeringat hari ini. Kau ingin aku panggilkan dokter atau kau ingin meminum teh dari tanganku sendiri??"
Tapasya memaksa Tej dan mendekatkan cangkir tehnya ke mulut Tej. Tej mendorong cangkir teh tersebut hingga tumpah. Mereka saling bertatapan,, Tej beranjak dari tempat duduknya.

Tapasya : "Aku memberikanmu teh dengan penuh kasih sayang. aku tidak mencampurkannya dengan racun mungkin kau yang melakukannya. Lain kali carilah cara yang lebih unik"

Meethi memikirkan Vishnu dari hari pertama ia menyelamatkannya dari api lalu menyelamatkannya di pusat perbelanjaan dari temannya,, lalu banyak yg lainnya. Lalu dia ingat kejadian di kuil. Teleponnya berdering dan itu Vihsnu dan Meethi tidak mengangkatnya.

Vishnu menelponnya lagi dan Meethi mengangkatnya.
~.Meethi : "kau tidak mengerti jika aku tidak mengangkat teleponmu. aku tidak ingin berbicara denganmu"

Vishnu : "cepat. tolong dengarkan aku sekali sebelum kau meletakkan gagang telepon. maka kau dapat melakukan apapun yang kau inginkan"
Meethi : "aku tidak ingin berbicara denganmu. kau yg tidak mengerti??"
Vishnu : "aku mengerti dengan baik. Aku baru saja mengerti. Apa pun itu diantara kita persahabatan,, kita itu tidak ada hubungannya dengan ibu guru. Apakah kau tidak bisa sedikit saja percaya padaku??"

Meethi : "aku percaya dan kaulah yang memecahkannya. kau terus berbohong padaku seperti Ibu. Aku tidak bisa mempercayaimu lagi"
Meethi menutup telepon dan Vishnu kecewa. Meethi menangis.
Vishnu memecahkan kaca di jendela dan marah. Tangannya berdarah sedikit dan ia melihatnya.
Amla mondar-mandir di depan pintu. Tapasya duduk di sofa. Amla terus menunggu tapi pastinya Veer dan Gunvanti tidak akan menelpon Amla. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Amla : "ini sudah jam 9 malam tapi dia tidak menelponku"
Tapasya : "mungkin ibu mertuamu tidak mengizinkannya menelponmu. Dia suamimu tapi tidak ada orang yang memberitahumu dan mengajakmu pergi kerumah sakit. Mereka juga tidak mengajakmu ke pengadilan ketika sidang Yuvraj"
Amla merasa Tapasya benar.