Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 5 - Pameran & Pesta rakyat telah berlangsung di Amer dalam rangka merayakan perayaan Ganghaur (ganghaur puja). Ada banyak atraksi menarik & kios-kios pedagang yg menjajakan barang-barang dagangan yg menarik minat para gadis-gadis muda. Sivani & Sukanya berkeliling melihat-lihat & mencari apa yg bisa di lihat & di beli. Sukanya melihat raja Suryabhan singh, dia terpana. Sivani yg melihat kakaknya berdiri kaku seperti terkena hipnotis, mengamatinya & melihat kearah mana mata Sukanya terpaku.
Di istana, Menawati berkeliling menanyakan Jodha pada setiap orang yg di temuinya. JOdha sedang duduk bersama beberapa sakhis & dadisa. Dia sedang menghias patung Shiva (gana) & parwati (gauri), Menawati menghampiri puja & bertanya apa yg di lakukannya, mena menyuruh Jodha bersiap-siap utk perayaan, tapi Jodha bersih keras ingin menyelesaikan pekerjaan yg sedang di lakukannya. Menawati membujuk Jodha & mengatakan kalau gauri ma sudah mendapatkan dulhanya, & kini giliran Jodha utk menemukan dulha (pengantin pria) utk dirinya sendiri.
Mena mengajaknya pergi. Tak berapa lama kemudian keduanya kembali lagi dgn Jodha yg sudah berdandan cantik. Jodha melihat patung Shiva- Parvati & memujinya. Moti bai datang, Jodha menyapa & menanyakan keadaanya. Mati mengatakan kalu dirinya sudah agak baikan. Seorang kerabat datang & meminta semua orang agar berdoa. Menawati segera menyembah & berdoa. Jodha yg masih bicara dgn Moti di tegurnya. Jodha dgn tersipu segera melipat tanganya & berdoa. Moti mengikutinya. Jodha menoleh pada moti & melihat tangan moti yg bengkak.
Jodha terlihat sedih, lalu berkata kalau hanya satu hal yg inginkan olehnya dri yg maha kuasa, yaitu bahwa Dia membantunya mengakhiri perbuatan Jalal yg salah. Menawati mendengar doa Jodha & menegurnya. Karena menurut Mena tdk boleh menyebut nama musuh saat berdoa, karena dewi saraswati mendengarkan doa-doa mereka & mengabulkan keinginan siapa saja setidaknya sehari satu kali. & jika nama musuh di sebut dgn keinginan seseorang, Ashirwaad Sawarswati akan terhubung ke musuh juga. Tapi Jodha membatah & masih menyebut nama Jalal. Menawati menyengol tanganya. Dadisa yg melihat itu menegur menawati. Menawati meninggalkan Jodha & Moti Bai. Jodha masih membicarakan jalal, & Moti bai menenangkannya.
Sementara itu di acara pameran di alun-alun, Sukanya masih mengincar pangeran Suryabhan. Matanya mengikuti setiap gerakan pangeran itu. Suryabhan mengeluarkan kalung Sukanya di tangannya & mengamatinya. Sukanya tersenyum senang.
Di perkemahan pasukan Mughal, ratu Hamida duduk. Jalal datang dgn mengendarai kuda. Jalal turun dri kuda & menghampiri hamida. Jalal memberi salam pada hamida. Hamida membalas salamnya & berdiri dgn suka cita. Tapi penerimaan Jalal sangat dingin, dia bertanya, apa yg di lakukan hamida di sini. Hamida mengatakan kalau dia baru mengunjungi ajmer sharif & berpikir utk mengunjungi Jalal karena dia sangat merindukannya. Hamida mengikatkan jimat (tabeez) di lengannya.
Jalal sama sekali tdk menatap hamida, dia menatap kebawah & menghindari bertatapan langsung dengannya. Jalal berkata bahwa seharusnya Hamida menulis surat dulu padanya kalau mau berkunjung seperti bari ammi (maham angga). Jalal berubah lembut saat membicarakan Maham angga, berbeda kalau dia bicara dgn ibunya sendiri. Hamida mengatakan bahwa surat terlihat seperti menyampaikan pesan politik. Perasaan tdk dapat di sampaikan lewat secarik kertas.
Jalal mengejeknya dgn mengatakan kalau itu tdk benar, karena hamida sendiri telah mengutamakan tahta, bukan perasaan atau tanggung jawabnya pada anak. Hamida ingin mengatakan sesuatu, tapi Jalal tdk memberinya kesempatan. jalal meminta Hamida memberitahu Maham kalau dia sangat merindukannya & juga menyuruhnya mengatakan pad istri-istrinya bahwa ia berpikir tentang mereka setidaknya 1 hari sekali. dgn sedikit terluka, ratu hamida bertanya apakah Jalal tdk merindukan dirinya?” Jalala menjawab, ya, tentu saja. Setiap dia melihat seorang anak yatim piatu, dia memikirkan hamida. Karena hal itu membuat jalal teringat pada nasibnya sendiri, seolah-olah ibu anak yatim tersebut mempunyai kesulitan yg tak terelakkan samapi harus meninggalakan dirinya, seperti ibunya sendiri. dgn rasa pahit di hati, Jalal meninggalkan Hamida setelah mengucapkan salam perpisahan. Jimat yg di pakaikan hamida jatuh.
Hamida mengambilnya. Rasa nyeri terlihat di matanya. Pada Gul badan hamid amengatkan kalau mereka harus kembali ke Agra sekarang. Jalal terus menggali kenangan pahitnya, & itu akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap dunia. Gul badan menyuruhnya istrirahat beberapa saat. Tapi Hamid amenolak, dia ingin pergi secepatnya. Gul badan berkata apakah dia datang utk melihat Jalal hanya utk beberapa menit & kemudian pergi? Hamida mengatakan kehadirannya tdk membawa dampak apa-apa pada Jalal, jadi tdk ada gunanya tinggal.
Hamida bercerita pada gul badan tentang sikap dingin Jalal pada hamida terjadi karena dulu hamida pernah meninggalkan Jalal pada maham angga demi keselamatan Jalal. Karena dia harus menemani Humayun bersembunyi. & Jalal menganggap itu adalah kesalahan Hamida yg paling besar, yaitu meninggalkannya. & kini, Jalal menganggap Maham sebagai ibunya & sampai batas tertentu bahkan maham mengambil keuntungan dri itu.
Di Amer, Jodha & Menawati mengunjungi pameran & menikmati pemandangan yg di suguhkan. Jodha berkata, “indah sekali.” Mereka berkeliling melihat-lihat pameran & bertemu Sukanya yg sedang mengintip Suryabhan bersama Sivani. Menawati mencolek Sukanya, yg dgn sedikit terkejut menoleh. Mena bertanya apa yg dikerjakannya? Sukanya segera mengambil gelang yg ada di hadapannya & menunjukannya pada Mena. Mena kemudian meninggalkan Sukanya & Sivani.
Di arah yg lain, Bharmal sedang mengajak tamu-tamunya melihat-lihat pameran. Tetapi yg mereka bicarakan adalah tentag strategi politik. Mereka berbicara bagaimana mengatasi serangan Mughal. Salah seorang dri mereka berkata bahwa sebaiknya mereka tdk melakukan apapun yg bisa membuat Jalal menjadi musuhnya. Bharmal menjawab, mau tdk mau, Jalal sudah menjadi musuh mereka. lalu terdengar sorakan & teriakan kagum,
Bharmal & rombongan segera menuju ke sana. Mereka melihat Suryabhan sedang melemparkan Tombak & tepat mengenai sasaran. Ditempat lain, Sukanya yg sedang kasmaran pada Suryabha berkata pad Sivani bahwa dia berharap lelaki itu akan menemuinya utk mengembalikan kalungnya.
Bharmal kagum melihat nya & berpikir utk menjodohkannya dgn Jodha. Menawati datang menghampiri Bharmal. Bharmal menceritakan apa yg di pikirkannya. Menawati setuju & keduanya tampak bahagia.
Di sisi lain, Jodha sedang melihat para wanita bermain panah memanah. Jodha segera mencobanya. JOdha mengambil panah & menyiapkan anak panah. Dia menarik anak panah, tanpa sadar ujung kalungnya terkait anak panah tersebut. Jodha berkonsentrasi, ketika melepas anak panah, kalungnya pun terjatuh, lalu kerudungnya. Tapi anak panah tepat mengenai sasaran. Moti bai mengambil kalung Jodha dri tanah & menyimpannya. Moti juga memasangkan kembali kerudung ke kepala Jodha. Sementara Jodha sedang berkosentrasi utk memanah target kedua. Saat itulah Suryabhana melihat Jodha. Suryabhan melihat perhiasan di tangan Jodha yg sepertinya serasi dgn kalung di tanganya. Suryabhan menyangka kalau kalung itu milik Jodha.
Jodha sedang melihat-lihat gelang di salah satu kios. Jodha berjalan di satu sisi, Suryabhan mengikutinya di sisi yg lain dgn di batasi oleh deretan gelang-gelang yg di pajang. Mata Suryabhan tdk lepas menatap Jodha. Tapi Jodha tdk menyadarinya krena deretan gelang menjadi penghalang mereka. Di satu sisi ketika Jodha berhenti sebentar, Suryabhan mengulurkan tangannya yg memegang kalung diantara deretan gelang-gelang sambil berkata, apakah ini miliknya? Jodha segera memegang dupatta utk menutupi wajahnya dri tatapan Suryabhan. Jodha menatap kalung itu & meraba lehernya, kalungnya tdk ada di sana.
Jodha bertanya darimana dia mendapatkan kalung itu? Suryabhan mengatakan kalau temannya telah memberikan kalung itu padanya. Jodha bersuara, “hem?”. Suryabhan meralat kata-katanya dgn mengatakan kalau takdir yg memberikan kalung itu padanya.
Jodha tersenyum & mengambil kalung itu. & tanpa terima kasih dia membalikan badan. Suryabhan menahan Jodha & menanyakan namanya. Jodha tertawa & menyuruhnya bertanya pada temannya. Setelah itu dgn tertawa riang Jodha meninggalkan Suryabhan yg tersenyum penasaran. Jodha berjalan cepat mencari Motibai. Sukanya & Sivani yg melihat Jodha memegang kalung segara mengejarnya. Sivani bertanya, kalung siapa ini? Jodha mengatakan kalau kalungnya jatuh & di temukan oleh seorang rajputana. Sivani & Sukanya terlihat bingung.
Muncul Moti bai yg mengatakan kalau kalung Jodha ada padanya. Sukanya dgn kesal segera mengambil kalung itu & mengatakan kalau itu miliknya. Sivani mengatakan kalau sukanya menyukai orang yg memberikan kalung itu & ingin menikah denganya. Melihat itu Jodha berjanji akan membantu Sukanya bicara dgn orang tua mereka. Sukanya tertawa senang. Lalu Jodha bertanya siapa nama pria itu? Sukanya & Sivani menjawab bersamaan, “Raja Suryabhan singh.” Jodha terpana menatap kekompakan adik-adiknya, lalu dia pun tersenyum.
Dari Jauh suryabhan singh mengamati Jodha yg sedang bicara dgn adik-adiknya. Nampaknya Suryabhan sudah tertarik pada Jodha. Dia bertanya pada seseorang tentang siapa Jodha. Orang itu menjawab kalau dia adalah Rajkumari JOdha Bai, putri raja Bharmal. Suryabhan menatap Jodha yg sedang tertawa-tawa dgn penuh rasa tertarik.
Sementara Sukanya berjalan sambil mendekap kalung di dadanya di ikuti Sivani di belakangnya. Sukanya terlihat seperti orang yg benar-benar sedang di lamun cinta. Sivani mengodanya, lalu keduanya tertawa bersama.
Malamnya, Jodha berdiri di depan jendela kamarnya & tenggelam dalam pikirannya sampai-sampai di tdk tahu kalau Motibai masuk & menghampirinya. Motibai bertanya apa yg di pikirkan Jodha. Jodha ada menyembut nama Jalal. Moti mengingatkan apa yg ratu menawati katakan agar tdk menyebut nama musuh sebab dewi saraswati dapat mendengarkan apa kata mereka & mengabulkan permohonannya. Jodha terlihat sengiit. dgn berapi-api dia berkata, “jika memang benar dewi saraswati ingin mengabulkan doa, aku berharap bahwa dia akan mendengar aku sekarang.
Aku berharap bisa menghentikan cara memerintah Jalal yg tdk benar. Jika dewi saraswati mengabulkan keinginan, aku ingin Dia menghubungkan aku dgn Jalal. Aku ingin dunia menginggatku kapanpun mereka bicara tentang Jalal. Mereka harus menginggatku sebagai orang yg mengubah sejarah India.” dgn bercanda Moti berkata pada JOdha kalau dia telah banyak membuang waktu & pikiran utk Jalal, kalau JOdha memikirkan orang lain, tentu saat ini dia sudah punya kisah cintanya sendiri. Jodha mengatakan kalau dia tdk ingin kisah cintanya di tulis dalam buku sejarah. Sebaliknya Jodha berharap, bahwa ketika Biografi Jalal di tulis, sebuah paragraf mungkin di tulis tentang dia, yg menyatakan kalau dia mengakhiri perbuatan Jalal yg salah ini.
Moti bai bertanya kenapa dia sangat membenci Jalal. Jodha berkata kalau tindakan Jalal sangat biadab. Motibai mengejar Jodha dgn pertanyaan bagaimana Jodha bisa begitu yakin kalau Jalal yg bertanggung jawab atas tindakan itu? Bisa saja prajuritnya yg berbuat atas inisiatif mereka sendiri & jalal tdk tahu apa-apa. Jodha balas mengatakan bahwa Jalal tdk buta huruf ataupun tuli. Dia sepenuhnya sadar denga apa yg terjadi di sekelilingnya. Dia harus melihat manusia sebagai manusia, bukan pion. Jodha berkata, “siapapun yg menghalangi jalannya, dia tdk keberatan menggunakan cara kejam utk menyingkirkan mereka. Dia hanya ingin membuat jalan utk dirinya sendiri. Aku bahkan mendengar kalau Jalal bahkan tdk menghormati ibu kandungnya sendiri.
Dikemahnya, Jalal sedang dgn Khan baba. Bairam khan berkata kalau dia sangat yakin Jalal akan di kenang sebagai penguasa terbesar sepanjang sejarah. Jalal tertawa & bertanya kenapa khan baba begitu yakin? Adakah dia mengetahui hal tersebut terlebih dahulu? Bairam khan berkata kalau dia selalu tahu. Bairam khan memuji Jalal, “mungkin itu musuh atau perasaannya, tapi Jalal tahu bagaimana mengontrol keduanya. Bairam khan berkata karena Jalal tdk mempunyai hati, maka dia akan berjuang utk menjadi penguasa terbesar. Next Sinopsis Jodha Akbar ANTV Episode 6