Sinopsis Ashoka Samrat Episode 101

Masterkids SEO - Sinopsis Ashoka Samrat Episode 101, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Ashoka Samrat Episode 100! kali ini admin bagikan lagi episode 101 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada September 2015. Berikut Kisah selanjutnya Ashoka Samrat!
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 101

Prajurit Ibu Suri Helena sudah bersiap hendak memanahkan panah apinya, sementara didalam istana setelah upacara pernikahan Pangeran Justin & Putri Agni selesai, Ibu Suri Helena meminta kedua mempelai utk berganti baju terlebih dulu, semua orang yg hadir disana tdak menaruh curiga sedikitpun, Ibu Suri Helena, Pangeran Justin, Nicator & Putri Agni segera meninggalkan ruangan pesta, begitu mereka sampai dikoridor tengah istana “Aku harus mencari adikku dulu, Putri Ahankara, sedari tadi paman Raja Ji tdak menemukannya, dia tdak tahu tentang rencana ini” Putri Agni merasa cemas karena Putri Ahankara belum ditemukan juga, Putri Agni segera berbalik keruangan pesta itu lagi utk mencari Putri Ahankara, sementara itu Pangeran Justin juga teringat akan Ratu Noor, Pangeran Justin segera berteriak & memanggil nama Ratu Noor “Nooor!” Ibu Suri Helena & Nicator terperangah tdak percaya, sedangkan Raja Ji juga semakin panik karena belum juga menemukan Putri Ahankara, diluar istana para pemanah suruhan Ibu Suri Helena sudah melancarkan panah apinya & membakar bagian atas istana, seseorang yg melihat panah api tersebut langsung mati seketika itu juga, dibunuh oleh prajurit Ibu Suri Helena. Di dalam istana, semua orang mulai panik begitu melihat atap istana itu terbakar dgn cepat, chaos pun terjadi di mana-mana, semua orang berteriak & berlari kesana kemari mencoba menyelamatkan diri, sementara para prajurit Ibu Suri Helena mulai menyerang prajurit Raja Bindusara, Aakramak juga mencoba menghalau prajurit Ibu Suri Helena

Raja Bindusara merasa bingung & kaget ketika melihat atap istana mulai terbakar habis “Sepertinya semua pintu gerbang di tutup” ujar sang perdana menteri dgn nada ketakutan melihat api yg berkobar kobar “Kita semua bisa terbakar disini” ujar salah satu prajurit.

Raja Ji yg masih belum menemukan Putri Ahankara menemui Ibu Suri Helena & Nicator “Dimana putri Putri Agni & pangeran Pangeran Justin?”, “Putri Agni pergi mencari Putri Ahankara & Pangeran Justin tadi sepertinya melihat Ratu Noor” ujar Ibu Suri Helena geram “Istana ini sudah di kepung oleh api, kita harus segera pergi dari sini!” Nicator sudah tdak sabar dgn semua ini “Tapi Putri Agni & Putri Ahankara ada disini juga” Raja Ji masih cemas memikirkan anak & keponakannya “Aku tdak ingin terbakar habis disini, aku akan pergi! Ayo cepat kita pergi!” Nicator berusaha mengajak sekutunya utk meninggalkan istana tersebut sesuai dgn rencana mereka “Bagaimana dgn Pangeran Justin!” Ibu Suri Helena juga cemas memikirkan anak semata wayangnya itu “Lebih baik kita tunggu mereka di dekat pintu ruang bawah tanah

Semua orang masih berlarian & berteriak berusaha menyelematkan nyawa mereka, Aakramak bertarung melawan prajurit Ibu Suri Helena, sementara di ruang tengah istana Raja Bindusara & kedua istrinya masih kebingungan disana “Maharani Subhrasi, kamu & pangeran Drupata tetap di tempat, tdak usah kemana mana” ujar Raja Bindusara

Dari kamar Chanakya, mereka bisa mendengar suara teriakan orang orang & pedang yg berdentangan satu sama lain, Chanakya yg saat itu sudah terduduk di atas ranjang dgn tubuhnya masih lemah memerintah Ashoka “Ashoka, kamu harus melindungi keluarga kerajaan” Ashoka mengangguk mantap “Aku akan pergi utk melindungi mereka!” tiba tiba Dharma berteriak “Tdak! Kamu tdak akan pergi kesana, Ashoka!” Ashoka menatap wajah ibunya dgn pandangan sedih “Ibu, ini adalah tanggung jawabku, ibu seharusnya merestui aku, jika ada sesuatu yg terjadi pada Chanakya maka aku tdak akan bisa mengampuni diriku sendiri” Dharma sedih bercampur bangga menatap anaknya “Ashoka, kamu harus menemukan jalan dimana musuh kita itu akan pergi keluar dari istana ini & ingat jangan berpaling utk membantu setiap orang, ini adalah tanggung jawabmu utk mengakhiri musuh musuh kita!” suara Chanakya masih terdengar lemah “Kamu harus tetap waspada ketika mencari mereka & mengakhiri mereka, jika kamu bisa melakukannya maka terimalah tanggung jawab itu” Dharma mengggelengkan kepalanya tdak membiarkan Ashoka menuruti perintah Chanakya, namun Ashoka tetap bersikeras “Aku menerima ini sebagai tanggung jawabku & aku akan melakukan hal ini utk memenuhi tugasku” Ashoka segera memegang kaki ibunya memohon restu, dgn deraian airmata Dharma akhirnya merestui kepergian Ashoka, Ashoka juga memegang kaki Chanakya memohon restu, Chanakya merestuinya & menyuruh Ashoka segera pergi “Pergilah, pergilah Ashoka!” Ashoka segera meninggalkan mereka semua, Dharma sedih & menangis menatap kepergian Ashoka. Sinopsis Ashoka Samrat Episode 101

Semua orang masih berteriak histeris sambil menggedor gedor pintu gerbang, meminta pintu gerbang itu segera terbuka “Kita akan terbakar habis disini” ujar salah seorang tamu undangan yg berdiri di ruangan tersebut dgn pasrah “Itu tdak akan terjadi” perdana menteri mencoba mencari jalan keluar sambil ikut berlari lari melihat ke kanan & ke kiri, sementara dari arah balkon ternyata para prajurit Ibu Suri Helena mulai melesatkan anak panahnya, mereka membunuh orang orang yg berlari lari di bawah, semua orang semakin panik & berteriak histeris, sementara itu di ruang tengah kerajaan Raja Bindusara masih siaga di tempatnya, Subhrasi mulai merasa kepalanya pusing, begitu pula Drupata yg mulai limbung “Maharani Charumitra & Maharani Subhrasi lebik baik kalian berlindung di balik pilar karena panah panah itu mulai melesat kemari, lindungi diri kalian” Raja Bindusara berusaha utk tetap bertahan melawan para musuh yg mulai menyerang ke arahnya “Dimana Sushima?” Charumitra yg bersembunyi di balik pilar mulai teringat kalau Sushima tdak ada disana.

“Vasu, jika kita tdak menghentikan pemanah yg berada di atas itu yg terus menerus menyerang maka prajurit kita tdak akan bisa melindungi keluarga Samrat Raja Bindusara, kita harus menangani ini segera” Aakramak terus menghela panah panah yg berjatuhan kebawah sambil memberikan perintah pada Subaho & Vasu, kemudian mereka segera naik keatas & membunuh para pemanah tersebut

Ditempat yg lain, salah satu pelayan sedang lari tunggang langgang di kuntit oleh salah satu pajurit Ibu Suri Helena, ketika prajurit itu hendak membunuh sang pelayan, Ashoka langsung mencegatnya dgn mencekal tangannya & mengambil pedangnya secepat kilat kemudian mengikatnya dgn tirai yg ada di dekatnya, beberapa prajurit mulai berdatangan, Ashoka segera menghalau mereka dgn sigap.

Salah satu prajurit Ibu Suri Helena hendak membunuh Sushima yg saat itu sedang bersama Putri Ahankara, Sushima langsung berkelit menghindar dgn cepat & segera melumpuhkan prajurit tersebut, ketika Sushima sedang bertarung, Putri Ahankara melihat ada belati di lantai, dgn perasaan berdebar debar diambilnya belati tersebut & segera berlalu dari sana meninggalkan Sushima yg sedang bertarung dgn prajurit musuh, hingga akhirnya Sushima menang namun dilihatnya Putri Ahankara sudah tdak ada lagi bersamanya, Sushima merasa kesal

Ratu Noor & Siamak berusaha keluar dari istana tersebut namun sayangnya pintu keluar terbakar oleh api yg menyala nyala merah membara “Aku tdak akan membiarkan terjadi sesuatu apapun padamu, Siamak” ketika mereka berbalik hendak mencari jalan keluar yg lain ternyata mereka di cegat oleh beberapa prajurit Ibu Suri Helena, Ratu Noor & Siamak terkejut namun mereka meyakinkan diri bahwa mereka bisa menangani para prajurit ini, Ratu Noor & Siamak segera menghindar dgn cepat & melumpuhkan mereka sambil merebut pedang dari mereka, mereka berdua mulai membabat habis prajurit Ibu Suri Helena yg menyerang ke arah mereka, dari kejauhan Khurasan melihat ini semua “Ratu Noor … Hati hati!” ketika Khurasan hendak menolong anak & cucunya, tiba tiba salah satu prajurit Ibu Suri Helena menengkal kepalanya, hingga Khurasan jatuh terjerembab di tanah dalam posisi terlentang, ketika si prajurit hendak membunuh Khurasan yg sudah tdak berdaya terkapar di lantai, tiba tiba prajurit itu malah jatuh tersungkur karena terhunus oleh sebuah pedang yg di pegang oleh Pangeran Justin

Putri Agni akhirnya bisa bertemu Putri Ahankara “Putri Ahankara, aku sudah mencari kamu kemana mana, kita harus pergi dari sini sekarang!” Putri Agni segera menggeret lengan Putri Ahankara “Jadi kamu tahu tentang konspirasi itu?” Putri Ahankara kecewa ketika mengetahui semua ini “Ini semua demi balas dendam utk kematian ayahku!” Putri Agni menahan amarahnya di dalam dada “Dia meninggal karena dia melindungi tanahnya & jika kamu ingin membalas dendam maka kamu seharusnya menyerangnya dari depan, apakah kamu bisa mengampuni dirimu sendiri dgn melakukan ini semua?” Putri Ahankara tdak suka dgn tindakan Putri Agni “Apa kesalahan keluarga Samrat Raja Bindusara & anak anaknya?” Putri Agni kesal dgn adik sepupunya ini yg tdak juga mengerti “Kita akan mati disini, lebih baik kita pergi dari sini, Putri Ahankara!” Putri Agni kembali menggeret lengan Putri Ahankara “Lebih baik aku mati dari pada lari seperti pengecut!” Putri Ahankara segera meninggalkan kakak sepupunya

“Pangeran Pangeran Justin, cepat tolonglah Siamak & Ratu Noor, mereka sedang melawan musuh” dari kejauhan Pangeran Justin melihat Ratu Noor & Siamak sedang bertarung melawan para prajurit, Pangeran Justin segera menghampiri mereka & membantu melumpuhkan prajurit prajurit tersebut, ketika sedang bertarung tiba tiba salah satu prajurit menyerang leher Pangeran Justin, Ratu Noor segera menolong Pangeran Justin dgn menghunuskan pedangnya kearah prajurit yg menyerang Pangeran Justin, namun tiba tiba salah satu prajurit yg lain menengkal kepala Ratu Noor, Ratu Noor merasa kepalanya sakit & limbung lalu pingsan dalam pelukkan Pangeran Justin

Ashoka sampai di sebuah ruangan, Ashoka mencoba mencari jalan keluar dari istana tersebut, Ashoka teringat ketika dulu dia melihat sebuah peta jalan keluar dari ruang bawah tanah “Aku pernah memasuki ruang bawah tanah itu dari sisi kanan maka jalan keluarnya pasti akan dari sisi kiri” Ashoka mencoba menerka nerka. Sinopsis Ashoka Samrat Episode 101

Di tengah ruang pesta, Raja Bindusara mulai bertarung dgn prajurit suruhan Ibu Suri Helena, sementara itu Pangeran Justin sedang menggendong Ratu Noor, tiba tiba Siamak meninggalkannya “Siamaaakkk!” Pangeran Justin merasa khawatir akan keselamatan Siamak, bergegas di letakkannya Ratu Noor agar bersandar di sebuah dinding & segera berlalu mencari Siamak

Nicator & Raja Ji sudah berada di dekat ruang bawah tanah “Sampai kapan kita akan menunggu disini?” Nicator mulai tdak sabar “Aku tdak akan akan pergi kalau Putri Agni & Putri Ahankara belum kembali” Raja Ji masih bersikeras menunggu Putri Agni & Putri Ahankara “Aku juga tdak akan pergi tanpa anakku, aku tdak memberikannya kelahiran hanya utk melihatnya mati disini” Ibu Suri Helena juga merasa cemas “Dia itu tdak berdaya karena cinta & kamu masih mempedulikannya?” Nicator kembali merasa kesal “Aku tdak bisa membiarkan anakku mati di sini!” Ibu Suri Helena bergegas mencari Pangeran Justin “Kalau begitu harus ada seseorang yg tetap mengingat utk menikmati kehancuran dinasti Maurya, jika kamu ingin juga menunggu anakmu & menanti kematianmu sendiri, maka aku pergi!” Nicator segera meninggalkan tempat tersebut, Raja Ji yg bingung & dilema antara dua pilihan akhirnya ikutan lari mengekor di belakang Nicator

Putri Agni tanpa sengaja bertemu dgn Ratu Noor yg sedang terbaring pingsan di lantai, Putri Agni teringat ketika Pangeran Justin mengakui padanya kalau dia sangat mencintai Ratu Noor, Putri Agni juga teringat ketika Ratu Noor yg selalu menghinanya, Putri Agni mengambil sebuah belati yg tergeletak di lantai, Putri Agni berniat hendak membunuh Ratu Noor pada saat itu juga, di lain sisi salah satu prajurit Ibu Suri Helena berhasil menyandera Drupata dgn meletakkan pedangnya di leher Drupata, semua orang terkejut termasuk Raja Bindusara, sedangkan di tempat Ashoka, tanpa di duga ternyata salah satu prajurit Ibu Suri Helena yg mengikutinya sedari tadi menemukan Ashoka sendirian & menaruh pedangnya di leher Ashoka, Ashoka kaget.