Sinopsis Jodha Akbar Episode 378

Masterkids SEO - Sinopsis Jodha Akbar Episode 378, Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Jodha Akbar episode 377 tentang raja jalal yang tidak menjatuhkan hukuman pada rashid karena dulu ia telah menyelamatkan pangeran salim namun setelah keputusan itu ternyata rashid malah dihujat sebagai penolong perampok. Kali ini admin bagikan lagi episode 378 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada April 2015. Berikut Kisah selanjutnya Jodha Akbar!
Sinopsis Jodha Akbar Episode 378

Saat itu Ratu Ruqayah sedang asyik menikmati hookahnya ditemani oleh Reesham pelayan setianya, Reesham memberitahukan bahwa Rashid dicemooh oleh semua orang, Rashid dipermalukan & dihina oleh setiap orang karena dia telah memberikan tumpangan utk seorang pengkhianat. “Kau bisa mengambil keuntungan dari semua kejadian ini, Yg Mulia Ratu” saran Reesham, “Kalau dia sudah mendapat perlakuan seperti itu dari masyarakat sekitar, aku tdak perlu bertindak apapun, karena saat ini semuanya telah berada dalam genggamanku & Pangeran Salim akan mendukungku” kata Ratu Ruqayah.

Sementara itu dipasar, ketika Rashid hendak menjual kendangnya, tiba-tiba sang penjual tdak mau menerima barang Rashid, Rashid langsung diusir dari kiosnya & tak berapa lama kemudian semua orang yg berada dipasar langsung ikut ikutan menghina Rashid karena Rashid telah melindungi seorang pengkhianat Kesultanan Mughal, mereka yg berada dipasar merasa geram & marah pada Rashid, mereka tdak mau memaafkan Rashid meskipun Rashid berusaha utk menjelaskan akan tetapi semuanya sia-sia saja. Semua orang yg ada dipasar tdak bisa membendung amarahnya, mereka langsung melempari Rashid dgn batu, “Pergi kau dari sini! kami tdak sudi melihatmu! dasar pengkhianat!” ujar orang-orang. Rashid langsung tersungkur jatuh, wajah & tubuhnya terluka tapi Rashid tdak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa menutupi wajahnya saja.
Sinopsis Jodha Akbar Episode 378
Tepat pada saat itu Ratu Jodha & rombongan pengawal & pelayannya sedang melewati pasar, Ratu Jodha mendengar ada keributan. Dari dalam tandunya Ratu Jodha menyuruh salah satu pelayanannya utk melihat ada keributan apa yg terjadi disana. Sang pelayananpun langsung pergi ketempat kejadian & dilihatnya Rashid yg sedang terbaring telungkup ditanah sambil menutupi wajahnya, sementara orang-orang yg mengitarinya terus menerus menghujaninya dgn batu.

Sipelayan langsung memberitahu Ratu Jodha tentang apa yg dilihatnya barusan, Ratu Jodha sangat terkejut mendengarnya, secepat kilat Ratu Jodha berdiri & keluar dari tandunya, hendak menolong Rashid tepat pada saat itu ada salah seorang warga yg memegang batu besar & hendak dihantamkannya kemuka Rashid, “Berhenti!” teriak Ratu Jodha, orang-orang yg memukuli Rashid segera berhenti memukuli Rashid karena mereka segan dgn Mariam Uz Zamani. Ratu Jodha mencoba menolong Rashid tepat pada saat itu ketika Ratu Jodha sedang berbicara dgn rakyatnya, Pangeran Salim melalui kerumunan tersebut & dilihatnya ibunya disana, Pangeran Salim sangat bahagia bisa melihat ibunya ada dipasar,  “Ibuuu, ibuu ada disini? ibu pasti akan menemuiku” bathin Pangeran Salim tapi ketika diperhatikannya dgn seksama, Pangeran Salim baru menyadari kalau ibunya sedang menolong ayah Nadira. “Mengapa ibu selalu mendukung orang-orang yg jahat padaku?” bathin Pangeran Salim sedih, “Ibu tdak seperti ibu Ratu Ruqayah yg sangat mencintai aku” bathin Pangeran Salim sambil berlalu dari sana. Ratu Jodha yg tdak menyadari keberadaan Pangeran Salim disekitarnya, masih sibuk menjelaskan pada rakyatnya, “Rashid tdak bersalah & kalian harus mengikuti perintah Yg Mulia Raja!” kata Ratu Jodha,

 “Sebagai Mariam Uz Zamani aku minta kalian menghormati keputusan Yg Mulia Raja, jangan main hakim sendiri!” kata Ratu Jodha lagi, semua rakyat disana mengiyakan perintah Ratu Jodha. Lalu Ratu Jodha memerintahkan prajuritnya utk membantu Rashid pulang kerumahnya. “Terima kasih Yg Mulia Ratu, terima kasih” ujar Rashid, “Sebagai Mariam Uz Zamani, aku punya kewajiban utk menolong orang tdak bersalah, pulanglah” kata Ratu Jodha.

Sesampai dirumah Rashid, Zil Bahar sangat terkejut melihat Rashid pulang dgn dibantu oleh prajurit Kerajaan dgn kondisi muka lebam & darah mengucur dari keningnya. Setelah para prajurit pergi meninggalkan rumah mereka, Zil Bahar langsung mengobati luka-luka diwajah Rashid sambil menangis, “Lebih baik kita tinggalkan desa ini, Zil Bahar, daripada kita harus dihina terus setiap hari oleh orang-orang itu” kata Rashid.

Siang itu ketika Nadira sedang membawa tempayan yg berisi air, yg disungginya diatas kepalanya, tiba-tiba saja tempayan yg dibawanya pecah & air pun tumpah membasahi seluruh tubuhnya. Nadira kesal dgn perlakuan anak-anak sekitar rumahnya yg suka sekali mengejek & menggodanya “Dasaaaar anak seorang pengkhianat! pergi kau dari sini!’’ teriak anak-anak itu & tak berapa lama kemudian Pangeran Salim datang ketempat tersebut, Pangeran Salim tersenyum bahagia melihat Nadira dipermalukan didepan orang banyak,  “Huh, kau seharusnya bangga, kau memang pantas diperlakukan seperti itu” ujar Pangeran Salim, “Hey! ayahku bukanlah seorang pengkhianat, dia tdak tahu apa-apa, dia hanya memberikan tumpangan pada temannya!” kata Nadira marah, “Sama juga dgn aku, aku juga tdak tahu apa-apa, aku juga tdak tahu kalau ada Qadir disana, tapi aku tetap mendapat hukuman, sekarang kau & ayahmu pantas menerima hukuman itu!” ujar Pangeran Salim tenang. Sinopsis Jodha Akbar Episode 378

Masih didalam pasar, ketika Ratu Jodha hendak menuju kedalam tandunya, tiba-tiba dari kejauhan Ratu Jodha melihat nenek Fatima Bi, nenek Qadir sedang berjalan tertatih-tatih ditengah pasar, Ratu Jodha langsung mendekatinya. “Nenek Fatima, jangan khawatir akan Qadir, saya sangat menjamin dia berada dalam penanganan tim tabib istana yg terbaik” kata Ratu Jodha,

“Terima kasih Yg Mulia Ratu tapi sebenarnya yg sangat saya khawatirkan adalah semakin lama Qadir dalam masa penyembuhan, maka semakin lama pula Pangeran Salim akan menghadapi kesulitan didalam rumah saya” ujar nenek Fatima “Pangeran Salim bekerja sangat keras, Yg Mulia Ratu, dia benar-benar sangat membantu saya” ujar nenek Fatima lagi,

Ratu Jodha yg sedari tadi mendengarkan cerita nenek Fatima, merasa sangat bangga pada putra tercintanya Pangeran Salim, “Putramu itu selalu ingin menyenangkan hamba, Yg Mulia Ratu, ‘ ujar nenek Fatima, “Maafkan hamba, Yg Mulia Ratu, karena hamba Yg Mulia Ratu harus berjauhan dgn Pangeran Salim” ujar nenek Fatima, "Tdak apa-apa nenek Fatima" kata Ratu Jodha sambil tersenyum haru lalu memberikan nenek Fatima sebuah ‘tabeez’ semacam tali utk diikatkan & berdoa utk kesembuhan Qadir & Pangeran Salim. 

Ketika Ratu Jodha sudah sampai diIstana, Ratu Jodha kembali mengecek kondisi Qadir, saat itu Ratu Jodha ditemani oleh Shagnui Bai, para tabib memberikan informasi bahwa kondisi Qadir tdak jauh berubah, menyadari harapannya atas kesembuhan Qadir yg sangat tipis, Ratu Jodha langsung menyuruh Shagnui Bai utk meramal masa depan Qadir,

“Shagnui Bai, aku mohon tolong kau lihat bagaimana ramalan masa depan Qadir, karena bagaimanapun juga masa depan Pangeran Salim berhubungan dgn kesembuhan Qadir” pinta Ratu Jodha, Shagnui Bai kemudian mengambil kerang-kerang ajaibnya yg bisa memprediksi masa depan seseorang, kemudian Shagnui Bai melemparkan kerang-kerang tersebut keatas meja.

“Ratu Jodha, nyawa Qadir masih akan cukup lama, tapi Pangeran Salim tetap akan menjadi seorang Raja & dia tdak akan pernah melupakan hari hari yg dilaluinya saat ini” kata Shagnui Bai, “Shagnui Bai, tolong jelaskan lebih detail lagi tentang keadaan mereka?” pinta Ratu Jodha, “Aku mempunyai perasaan yg aneh, Ratu Jodha” ujar Shagnui Bai sambil memberikan secarik kertas ke Ratu Jodha yg tdak pernah dibuka oleh siapapun selama dirinya hidup.

Ratu Jodha benar-benar tdak sabar & ingin segera tahu tentang keselamatan Pangeran Salim. “Ratu Jodha, Pangeran Salim akan mempunyai dua kehidupan, Pangeran Salim akan meninggal sebelum kau meninggal” ujar Shagnui Bai lagi, Ratu Jodha benar-benar terkejut & putus asa mendengar penjelasan Shagnui Bai, “Shagnui Bai! beraninya kau mengatakan hal seperti itu!” tegur Ratu Jodha dgn nada marah, Ratu Jodha tdak terima dgn ramalan Shagnui Bai, “Keluar kau dari sini!” teriak Ratu Jodha sambil menyeret Shagnui Bai keluar dari kamar. Ketika sudah diluar kamar,

“Ratu Jodha, kau harus berani utk mendengarkan ini semua, Tentang masa depan anakmu Pangeran Salim, dia akan mati tapi kemudian hidup kembali, perasaannya akan mati hatinya akan hancur berkeping-keeping, cintanya akan mati & Pangeran Salim akan hidup kembali sebagai seorang Raja & dia akan memiliki cintanya yg kedua dalam kehidupannya, Ratu Jodha” ujar Shagnui Bai,

Ratu Jodha hanya bisa diam mendengarkan ramalan Shagnui Bai yg tdak pernah meleset, “Sama seperti suamimu, Ratu Jodha, ketika Raja Jalal mati maka suamimu lahir kembali menjadi Akbar, Pangeran Salimpun akan mengalami hal yg serupa, cinta pertamanya telah merasuki kehidupannya” ujar Shagnui Bai sambil tertawa terbahak-bahak lalu meninggalkan Ratu Jodha yg masih termangu tdak percaya dgn ramalan Shagnui Bai.
Sinopsis Jodha Akbar Episode 378
Sementara itu jauh dipadang gurun yg tandus, tampak sebuah rombongan melalui pada gurun tersebut. Rombongan tersebut berisi sepasang suami istri Riyaz Beg & istrinya Asmat yg sedang hamil tua beserta ketiga anak laki-laki mereka yg masih kecil-kecil & para pelayan mereka. Ketika hari mulai gelap mereka memutuskan utk berkemah dipadang gurun tersebut, tapi saygnya mereka diserang oleh segerombolan perampok, semua barang bawaan mereka dijarah oleh perampok, akhirnya mereka berlima melanjutkan perjalanan mereka dgn berjalan kaki, Asmat yg sedang hamil anak keempatnya tiba-tiba merasakan konstraksi diperutnya, dia bisa merasakan kalau saat ini adalah saatnya melahirkan.

Ketika mereka sedang istirahat disuatu tempat, tiba-tiba datanglah serombongan orang yg dipimpin oleh Mallik Masood. Mallik Masood langsung menolong mereka & membawanya ketempatya & disanalah Asmat melahirkan seorang anak perempuan & Riyaz memberinya nama Mehrunissa ( bakal cinta keduanya Pangeran Salim ).
Sinopsis Jodha Akbar Episode 378
Tapi kelahiran Mehrunissa benar-benar membingungkan mereka karena semua barang bawaan mereka telah dirampok & mereka harus menghidupi 3 orang anak yg masih kecil-kecil, Riyaz & Asmat merasa tdak mampu membesarkan 4 orang anak yg masih kecil-kecil, oleh karena itu Riyaz mengambil keputusan utk meninggalkan Mehrunissa dijalan dgn harapan ada orang yg mau mengasuhnya sebagai anaknya sendiri.

Dgn hati yg berdebar debar & bingung, Riyaz mengambil Mehrunissa yg sedang tertidur dalam pelukan Asmat, Asmat hanya bisa menangis, dirinya tak kuasa menghentikan keputusan suaminya. Lalu malam itu Riyaz keluar rumah & berjalan menjauh dari tempat Asmat melahirkan tadi, setelah dirasa sudah cukup jauh lalu Riyaz menaruh Mehrunissa yg hanya dibungkus dgn sebuah selimut tebal itu dijalanan yg berdebu & meninggalkannya disana dgn hati yg berat. Keesokan harinya rombongan Mallik sedang mencari tempat utk melakukan sholat. Ketika setelah selesai sholat, Mallik mendengar ada suara tangisan bayi yg memecah keheningan dipadang gurun tersebut. Lalu Mallik berhasil mencari kearah sumber tangisan bayi, Mallik sangat terkejut karena dirinya mengenali bayi yg dibuang ini adalah anak Riyaz yg baru saja dilahirkan semalam.

Akhirnya Mallik membawa ke Mehrunissa ketempatnya kembali & menyerahkan Mehrunissa pada ibunya sendiri yaitu Asmat, “Kenapa kalian membuang anak kalian sendiri? ini adalah sebuah dosa!” tegur Mallik tapi kemudian Riyaz menceritakan alasannya membuang Mehrunissa. Malliik memberikan solusi pada Riyaz utk mencari pekerjaan dikerajaan Mughal di Agra. “Saya jamin, kau pasti akan mendapatkan pekerjaan di Agra, kebetulan aku akan kepengadilan Kerajaan Mughal, aku akan menghadap Yg Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar” kata Mallik Masood, Riyaz & Asmat sangat bahagia mendengarnya, “Aku tdak akan pernah meninggalkan putri kita Mehrunissa, Asmat” kata Riyaz Beg.

Di Agra, Rashid sekeluarga akhirnya memutuskan meninggalkan rumah mereka di Agra, mereka pergi dgn menggunakan gerobak sapi dgn semua barang bawaan mereka, Zil Bahar & Nadira tampak sedih harus meninggalkan Agra, sementara diperjalanan ketika Nadira sedang duduk didalam gerobaknya, dia bertemu Pangeran Salim yg sedang membawa tempayan air, mereka hanya saling memandang satu sama lain.

Sementara itu diKuil, Ratu Jodha sedang melakukan pemujaan pada Dewi Kaali beserta beberapa pendeta utk memohon kesembuhan bagi Qadir, Ratu Jodha berdoa terus menerus sekuat tenaga sambil menangis. Sedangkan diistana, ketika para tabib sedang mengobati Qadir, tiba-tiba saja tangan Qadir bergerak-gerak sampai-sampai menjatuhkan gelas disebelahnya, tepat pada saat itu diKuil Dewi Kaali tiba-tiba saja bunga yg ada ditangan patung Dewi Kaali jatuh kebawah sebagai isyarat bahwa doa Ratu Jodha dikabulkan.

Tabib yg dikejutkan dgn suara benda jatuh, segera menghampiri Qadir utk mengecek kondisinya & tak berapa lama kemudian Qadirpun membuka matanya “Neneeeeeek, “ ujar Qadir, tabib tersenyum bahagia melihat Qadir yg sudah pulih dari komanya. Tabibpun segera memberitahukan berita baik ini ke Raja Jalal. 

Didalam ‘Hojra’ (kamar Raja Jalal) Raja Jalal sedang mengadakan pembicaraan yg cukup serius dgn Todar Maal yaitu mengenai bagaimana caranya mengontrol Negara yg sering membuat kerusuhan, Raja Jalal juga menekankan pengamanan yg super ketat utk Ratu Jodha selama Ratu Jodha ada diKuil utk melakukan doa pada Dewi Kaali. Tiba-tiba salah satu prajuritnya menemui Raja Jalal, memberitahukan bahwa tabib ingin bertemu dgn Raja Jalal, Raja Jalalpun mengijinkan.

Dgn senyum yg tersungging diwajahnya, tabib tersebut memberitahukan Raja Jalal bahwa saat ini Qadir sudah siuman. “Oh yaa? kalau begitu itu artinya Sekhu Baba akan segera kembali keistana” ujar Raja Jalal bahagia, “Lebih baik, utk menyambut kepulangan Sekhu Baba kita hias ruangan ini dgn emas & perak, aku ingin semuanya kemilau dimana-mana!” perintah Raja Jalal, lalu mereka bertigapun segera menemui Qadir yg masih terbaring lemah dikamar, “Yg Mulia, bolehkah aku bertemu dgn nenekku?” pinta Qadir begitu melihat Raja Jalal, Raja Jalal langsung menyuruh pengawalnya utk mempersiapkan semuanya utk memulangkan Qadir kerumah nenek Fatima & membawa Pangeran Salim kembali keistana. Ketika Raja Jalal sedang membicarakan soal rencana kepulangan Pangeran Salim, Ratu Ruqayah datang menemuinya,

 “Yg Mulia, bolehkah aku ikut menjemput Pangeran Salim?’ pinta Ratu Ruqayah, “Karena saat ini Ratu Jodha sedang mengadakan doa pemujaannya diKuil” Ratu Ruqayah mencoba meyakinkan Raja Jalal, akhirnya Raja Jalal mengabulkan permintaan Ratu Ruqayah, “Pergilah, Bawalah Sekhu Baba pulang” kata Raja Jalal kemudian berlalu meninggalkan Ratu Ruqayah, setelah Raja Jalal berada jauh darinya, Ratu Ruqayah mengatakan pada dirinya sendiri: “Ini saat yg tepat utk meracuni pikiran Pangeran Salim agar dia melawan Ratu Jodha!’ ujar Ratu Ruqayah dgn senyum sinisnya. Sinopsis Jodha Akbar Episode 378

Pangeran Salim menjalani hukumannya dalam kemiskinan bersama nenek Fatima Bi. Pangeran Salim mampu menghadapi kehidupannya dgn berani, sampai akhirnya mereka dikejutkan oleh kehadiran Keluarga Kerajaan seperti Ratu Ruqayah, Todar Maal & Rahim yg akan menjemput Pangeran Salim pulang keistana, karena Qadir sudah sembuh, Qadir langsung menyeruak keluar menghampiri neneknya, nenek Fatima & Qadir sangat bahagia, merekapun berpelukan satu sama lain, sementara Pangeran Salim juga keluar dari rumah nenek Fatimah & langsung memeluk Ratu Ruqayah, Ratu Ruqayahpun membalas pelukan Pangeran Salim,

“Pangeran Salim hukumanmu sudah berakhir, sekarang kau bisa pulang keistana” kata Ratu Ruqayah, “Oh yaaa?? lalu mana ayah mana ibu?? kenapa mereka tdak datang menjemputku??” tanya Pangeran Salim, dgn pikiran jahatnya Ratu Ruqayah langsung membawa Pangeran Salim ketempat yg agak jauh dari orang-orang yg mengikutinya, agar mereka tdak bisa mendengarkan ucapannya yg meracuni Pangeran Salim. “Pangeran Salim, ayah ibumu sedang melakukan suatu hal yg sangat penting dari pada menjemputmu utk pulang keistana” kata Ratu Ruqayah,
Sinopsis Jodha Akbar Episode 378
Pangeran Salim sangat sedih mendengarnya tapi dia bahagia dia bisa pulang keistana. Kemudian Pangeran Salim berpamitan dgn nenek Fatima, “Nenek, aku janji, suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi” kata Pangeran Salim, lalu Ratu Ruqayah menyuruh utk mengganti pakaiannya dibantu para pelayan, “Sekarang kau adalah Pangeran Kesultanan Mughal” kata Ratu Ruqayah, Pangeran Salim merasa senang & bangga bisa pulang kembali ke istana dgn menggunakan kuda putih kesaygannya

Lanjut ke segmen selanjutnya di Sinopsis Jodha Akbar Episode 379