Petani Coklat Papua Mulai Bangkit dan Siap Bersaing

Master Kids SEO - Petani Coklat  Papua Mulai Bangkit dan Siap Bersaing, Yayasan Jaya Sakti Mandiri menyiapkan 135 hektar (Ha) areal utk ditanami kakao. Areal tersebut menyebar di empat distrik Kab Mimika, Papua. Keempat Distrik tersebut yaitu Distrik Kuala Kencana, Iwaka, Mimika Baru serta Kwamki Naramo. 

Petani Coklat  Papua Mulai Bangkit dan Siap Bersaing
Petani Coklat  Papua Mulai Bangkit dan Siap Bersaing
Yayasan yg bernaung dibawah Departemen Community Economic Development PT Freeport Indonesia ini sengaja mengakses lahan itu karena petani kakao yg pada awal mulanya udah hadir, terpaksa berakhir menanam kakao, dikarenakan tiada pasar penjualannya. 

Pembina petani kakao setempat, Sem Kabuare mengemukakan, di dalam yayasan tersebut, terkecuali disediakan pasar penjualan melalui koperasi petani, pula disiapkan pendampingan bagi petani kakao. 

"Setelah didampingi serta diberikan pelatihan, para petani kakao dapat menanam kakao di kebunnya masing-masing. Rencananya thn depan kami dapat panen kira kira 2 ton kakao," tutur Sem diwaktu ditemui di ruang pembibitan kakao, Senin (24/11/2014). 

Lanjut Sem, sesudah panen, petani bakal jual hasil panennya ke koperasi dgn harga Rp 15 ribu per kilonya buat biji kakao kering. 

Hasil panen kakao Papua dipercaya paling baik no 3 di dunia. Salah satunya dikarenakan ukuran biji memenuhi standart penjualan, kekeringan biji kakao cocok standar serta biji kakao Timika lewat proses fermentasi dalam proses pasca panen. 

Yayasan Jaya Sakti Mandiri pun sudah melaksanakan kerja sama buat pemasaran kakao petani Mimika ke pabrik coklat Mars, Makassar. "Berapapun hasil panen para petani ini, dapat di terima oleh perusahaan Mars," tuturnya. 

waktu ini hadir lebih kurang 81 petani kakao dari warga setempat yg jadi petani binaan yayasan tersebut. Tanaman kakao dinilai pas dgn budaya Papua, lantaran nggak memerlukan perawat. Di Antaranya saja habis dilakukan penanaman, tanaman ini bakal ditinggal & mampu ditunggu sampai 3 thn ke depan utk siap panen. 

Leader Group Yayasan Jaya Sakti Mandiri, Edmundus Maturbongs menyatakan dalam pendampingannya, petani binaan diberikan bibit serta pupuk cuma-cuma. 

Kusus buat petani kakao yg berasal dari 7 suku di wilayah areal PT FI pula diberikan peralatan kerja free. 

John Murib (43) petani kakao setempat menyatakan ia telah 3 thn jadi petani kakao binaan Yayasan Jaya Sakti Mandiri. Dirinya mengaku ada banyak penduduk yg belum sadar buat tanam kakao, karena belum tersedia ketakutan enggak tersedia pemasaran utk penjualan tanaman ini. 



"Saya suka menjadi petani kakao. Diawal Mulanya gue cuma petani biasa. Di sini kami memperoleh pendampingan & pelatihan. Terlebih kami diberikan bibit serta pupuk free, tinggal kami tanam & kembangkan saja tanaman ini," ucapnya. 

Ketua Bagian Perkebunan Kamar Dagang serta Industri (Kadin) Papua, Imran mengemukakan kakao Papua mampu jadi product primadona unggulan, tetapi kala ini biasanya tanaman kakao di Papua terserang hama. Ini lantaran petani kakao masihlah minim pendampingan & pelatihan biar tanamannya terhindar dari serangan hama. 

Pihaknya mengharapkan hadir kerja sama antara dinas terkait buat pendampingan petani kakao Papua, salah satunya memberikan solusi buat pendapatan produktifitas kakao dapat meningkat. 

"Pendampingan butuh diefektifkan serta dioptimasi. Selayaknya di Papua pun tersedia pemasaran dari hulu ke hilir, maksudnya dimulai dari penanaman, produksi, bahan baku sampai dijual mampu diwujudkan di Papua," ungkapnya. 

Papua yg mempunyai penyebaran tanaman kakao nyaris di tiap-tiap Kab, sama seperti Kab Jayapura, Keerom, Merauke, amat berpeluang mempunyai pabrik olahan coklat buat produksi lokal. Pihaknya menginginkan sekian banyak thn kedepan mimpi ini akan terwujud juga sebagai salah satu pemasaran kakao Papua.