Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106

Masterkids SEO - Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106 Setelah sebelumnya admin membagikan Sinopsis Ashoka Samrat Episode 105 kali ini admin bagikan lagi episode 106 yang akan tayang di ANTV Malam Ini pada September 2015. Berikut Kisah selanjutnya Ashoka Samrat!
Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106

Bindu melakukan Pujaa pagi hari, di sedang memuja dewa Surya ketika Ashok datang. Melihat Bindu menumpakan air, Ashok ikut-ikutan melakukan hal yg sama. bahkan ketika Bindu membaca Gayatri Matra, Ashok mengikuti apa yg di rapal Bindu & gerakan yg di lakukannya… ” Aum Bhoor Bhuwash Shaha, Tat savitur Varenyam, Bhargo Devas Yadhemahi, Dhi yo Yo Naha Pracchodayat”

Setelah melakukamn puja, Bindu menoleh kearah Ashok & menatapnya. Ashok bertanya, “ada apa samrat?” Bindu balik bertanya, “apakah kau melakukan puja setiap pagi?” Ashok menjawab, “tdak, tapi aku akan melakukannya dari sekarang karena aku ingin mengikuti langkah anda.” Bindu berkata, “seperti anakku.” Ashok mengangguk, “aku putra anda…karena orang biasa adalah adalah anak-anak raja.” Bindu tersenyum, “aku terkesan dgn pemikiranmu. kau punya sesuatu di dalam dirimu. Betapa tertekannya aku, aku merasa baik ketika bicara dgnmu. Ayahmu tdak beruntung karena tdak bertemu dengamu. Apakah achari chanakya sudah memberitahumu tentang ayahmu?” Ashok menjawab, “dia telah berjanji padaku, setelah aku menangkap musuh, dia akan mempertemukan aku dgn ayahku.” 

Chanakya memberitahu Radha kalau Pangeran Justin pergi ke mandir utk berdoa buat Ibu Suri Helena. Radha heran & memberitahu Chanakya kalau dirinya tdak pernah melihat Pangeran Justin pergi ke mandir. Chanakya menyahut, “mungkin dia peri menemui raja ji atau Vrahmir.” Dharma & datang & memprotes Chanakya karena membuat Ashok dekat dgn Raja Bindusara, “bagaimana kalau mereka tahu yg sebenarnya?” Chanakya menjawab, “hari itu tdak jauh ketika aku akan membuat mereka bertemu sebagai ayah & anak.”Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106

Ratu Noor memberitahu Khorasan kalau Bindu tergila-gila pada Dharma, “anda harus menemukan dia & membunuhnya.” Khorasan menjawab, “aku bahkan tdak bisa membunuh semut sekarang ini, bindu sedang mencurigai aku.” DIa telah meminta aakramak utk mengawasiku. Anakku matiu karena menyelamatkan Samrat & kini dia meragukan aku?” Ratu Noor bertanya, “lalu apa yg akan kau lakukan sekarang?” Khorasan menjawab, “aku harus menebus diriku sendiri di mata samrat. AKu harus menemukan siapa yg melakukan konspirasi ini & memberitahu samrat tentangnya. Apakah Pangeran Justin tahu tentang konspirasi ini?” Ratu Noor mnejawab, “aku tdak berpikir begitu.” Khorasa mengatakan kalau dirinya merasa Pangeran Justin terlinat dalam semua ini, “sebab dia menyetujui pernikahan ini bahkan ketika dia tdak tertarik dgn Putri Agnisika. Cobalah utk menemukan petunjuk dari Pangeran Justin. Ini akan membantu aku & Siamak.”

Dgn marah Bindu berteriak, “Raja Ji Raj!..” lalu dia menyerang patung raja Ji seolah-olah dia menyerang raja ji. Para prajurit hanya berdiri diam tak ada yg berani menegurnya. Ashok mendekat & berkata, ” jika anda inginbertarung, maka bertarunglah dgnku.” Bindu mengusir Ashok, “pergilah dari sini, kalau tdak aku bisa menyakitiku dalam marahku.” Ashok mengatakan kalau ibunya pernah berkata, “kemarahan adalah musuh terbesar seseorang. & jika utk menenangkanmu, aku harus mati..aku siap utk itu.” Ashok kemudian mengeluarkan pedangnya, & pertarungan pun di mulai.  Sambil menangkis serangan Bindu Ashok berkata, ‘aku ingin anda mengeluarkan semua kemarahan anda, sehingga tdak akan melukai anda.” Bindu menlupakan emosinya dnegan serangan-serangan ke arah Ashok. Ashok selalu mencopba menangkis. Secara dari segi tenaga, dia kalah kuat dari bindu, maka satu serangan keras dari bindu membuat Ashok terjatuh. Bindu dgn cemas bertanya, “apakah kau terluka?” Ashok bangkit & menjawab, “tdak begitu keras hingga melukai keinginanku.” Ashok kemudian menyerang Bindu dgn bertubi-tubi. Kali ini, Bindu yg terjatuh. Ashok panik & bertanya, “apakah anda terluka?” Bindu menjawab, “tdak sampai melukai keinginanku!” Bindu kemudian bangkit & sambil tertaa memeluk Ashok.

Siamak sedang dikamarnya bersama Pangeran Justin. Siamak duduk di tepi ranjamg & Pangeran Justin berjongkok di depannya sambil memegang kedua tangan siamak. Ratu Noor berdiri di belakang Pangeran Justin mengamati mereka berdua. Pangeran Justin berkata, “kau seorang pejuang…” Siamak mengatakan kalau dirinya takut. Pangeran Justin dgn sabar menasehari, ‘jangan takut & persiapkan diri kita utk mas depan. Kau tdak akan mendapatkan apapun kalau takut. Tapi kau harus kerja keraas & membuat dirimu sendiri menjadi kuat.” Siamak tersenyum. Pangeran Justin turut tersenyum & menyuruh pergi bermain. Siamak lalu bernajak pergi. Ratu Noor memeluk Pangeran Justin. Pangeran Justin balas memeluknya sambil tertawa bahagia, “Ratu Noor…!” Keduanya berpelukan lama. Bindu di iringi Ashok berjalan menuju kamar Ratu Noor. Bindu menyuruh Ashok menunggu karena dia akan menemui Ratu Noor.  Di dalam kamar, Ratu Noor menanyai Pangeran Justin, “aku tahu kau tahu tentang konspirasi ini sejak lama. Kenapa kau peri ke mandir?” Pangeran Justin ingin mengelak, tapi Ratu Noor mengejarnya. Pangeran Justin akhirnya berkata kalau dia pergi menemui Raja ji, “aku membuat dia mengeri agat tdak membawa-bawa nama kami. Semua yg aku ingin katakan adalah aku tdak terlibat dgn semua ini.” Ratu Noor memeluk Pangeran Justin & berkata kalau dirinya merasa damai sekarang.  Ratu Noor ingin agar Pangeran Justin menghabiskan waktunya bersama Siamak, “hingga Siamak bisa menjadi seperi dirimu.” Bindu masuk & sempat melihat Pangeran Justin memeluk Ratu Noor. Pangeran Justin cepat-cepat menjauh. Tapi Bindu sepertinya mencurigai sesuatu. Pangeran Justin dgn gugup menyapa Bindu, “apakah anda sudah bicara dgn Siamak samrat? Dia ketakutan. AKu bicara dgnya & membuat ratu Ratu Noor mengerti juga. AKu akan poergi sekarang.” Bindu tdak menjawab, raut wajahnya terlihat sangsi. Siamak datang & memeluk Bindu. Bindu mengelus kepala Siamak, semula dgn enggan tapi kemudian dgn penuh kasih sayang. Pangeran Justin terlihat tdak suka  & bergegas pergi dari sana.Sinopsis Ashoka Samrat Episode 106

Nikator mendatangi Ibu Suri Helena yg pura-pura tdak sadar bersama dgn seorang pelayan yg membaawa makanan. Nikator menyuruh pelayan itu meletakan makanan di meja & meminta mereka pergi semua, “aku akan makan di sini saja.” Begitu semua pelayan pergi, Ibu Suri Helena bangun dari pingsannya & sangat senang melihat ada makanan. Nikator duduk disampingnya sambil berkata, ‘makanlah sebanyak yg kau inginkan karena ini bisa jadi makanan  terakhir kita.” Ibu Suri Helena memberitahu Nikator kalau Pangeran Justin sedang pergi menemui Raja Ji. Nikator mengingatkan kalau Aakramak mengawasi semua orang.

Bindu sedang bersama Ashol ketika prajurit memberitahu kalau  aakramak sudah menemukan raja ji. Bindu sangat marah sekaligus lega mendengar kabar itu, “jadi raja ji raj masih hidup…” Bindu menyuruh prajurit peri. Charu datang & menatap Ashok dgn datar. Ahsok tahu & pamit peri. Charu bertanya pada BIndu, “apakah kau menemukan Raja Ji raj? Anakmu telah beranjak dewasa & dia sedang jatuh cinta pada seorang gadis, gadis itu adalah Putri Ahankara.” Bindu tertegun. Sushim datang & berkata, “aku mememang mencintainya tapi aku lebih mencintai negeriku. Putri Ahankara bisa memberi kita petunjuk tentang keberadaan raja raj.”

Ibu Suri Helena berkata pada Nikator, “jika tertangkap, maka kita semua akan lenyap. Kita harus menemukan Raja Raj & membuatnya mengeri bahwa dia harus tetap diam…” Mereka mendengar langkah kaki orang datang. Ibu Suri Helena segera pura-pura pingsan. Chanakya & radhagupta sedang berjalan ditempat itu. Chanakya mengintip kedalam. DI amelihat nampan makanan & Nikator yg sedang bicara sendiri pada Ibu Suri Helena. Chanakya menarik nafas, “jik araja ji raj tertangkap, maka dia akan segera sadar juga.”

Sushim meminta Raja Bindusara agar memberi hukuman mati pada Putri Ahankara. Bindu kaget, “kenapa?” Sushim menjawab, “dia tahu tentang konspirasi ayahnya tapi tetap saja dia tdak mau mengatakan apa-apa utk menentang ayahnya.” Bindu bertanya, “siapa yg akan menjadi saksi menentang nya utk mengatakan kalau dia sengaja menyelamatkan ayahnya?” Sushim mengatakan kalau dirinya adalah saksinya, “ku siap memberikan peryataan yg menentangnya.” Charu menginggatkan Sushim, “tapi kau mencintainya.” SUshim menjawab dgn diplomatis, “kalau tentang negeriku, maka aku akan menyerahkan segalanya. Sebelum istana terbakar, dia memberitahuku bahwa ayahnya ingin balas dendam pada kita. Dia bahkan meminta aku utk tdak mengatakan hal ini pada orang lain.” Bindu dgn curiga bertanya, “dan kau mengingkari janjinya?” Sushim menjawab kalau dia melakukan itu demi neherinya, “bisa jadi benar kalau Putri Ahankara terlibat dalam semua ini. Raja Ji bisa jadi tertangkap, tapi Putri Ahankara akan menjadi berbahaya. Dia kan memiliki keinginan utk membalas dendam di masa depan. jadi lebih baik memberinya hukuman mati.” Bindu berkat akalau dirinya tdak bisa memberikan hukuman mati, karena kesalahan Putri Ahankara belum terbukti. Sushi tdak memaksa, “tdak apa kalau anda tdak mau menghukumnya tapi anda harus mengumumkan hukuman mati utknya, dgn cara ini Raja Ji raj pasti akan mencoba utk menemuinya & kita bisa menangkapnya.” Bindu memikirkan kata-kata Sushim. Ashok yg juga mendengar apa yg di katakan Sushim berpikir, “sejak kapan orang egois ini mulai memikirkan tentanag negeri & magadha? pasti ada sesuatu yg lebih dari itu. Aku akan bicara pada Putri Ahankara.”